Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

India berniat usir pengungsi Rohingya dianggap pendatang gelap

India berniat usir pengungsi Rohingya dianggap pendatang gelap Pengungsi Rohingya di India. ©Reuters

Merdeka.com - Nasib sekitar 40 ribu orang Rohingya di India dikabarkan semakin rentan. Lantaran mereka dianggap sebagai imigran gelap, meski sebagian ada yang tercatat sebagai pengungsi, tetapi pemerintah India berencana mengusir mereka semua.

Dilansir dari laman Reuters, Selasa (15/8), Wakil Menteri Dalam Negeri India, Kiren Rijiju, menyampaikan kepada parlemen pekan lalu kalau pemerintah pusat sudah memerintahkan setiap negara bagian supaya mendata dan mengusir seluruh orang Rohingya. Padahal, mereka tidak memiliki tempat tinggal karena di Myanmar pun diburu oleh warga Buddha.

Rijiju juga menyatakan pemberian status pengungsi oleh Komisi Tinggi untuk Pengungsi Persatuan Bangsa-Bangsa (UNHCR) terhadap orang Rohingya tidak relevan. Padahal, UNHCR menyatakan kalau pemberian kartu pengungsi kepada 16,500 orang Rohingya dimaksudkan supaya mereka tidak dilecehkan dan ditangkap atau dideportasi.

"Kami tidak meneken perjanjian soal pengungsi. Yang kami tahu mereka adalah imigran ilegal. Mereka tidak punya hak menetap di sini. Siapapun yang menjadi pendatang ilegal akan diusir," kata Rijiju.

Rijiju juga menolak membeberkan proses deportasi orang Rohingya. Dia cuma menyatakan sudah mengontak pemerintah Bangladesh dan Myanmar soal itu. Namun, menurut dia pemerintah Myanmar menyatakan tidak mau menerima begitu saja orang Rohingya. Mereka cuma menyatakan harus memeriksa dengan ketat orang Rohingya sebelum memberi mereka kewarganegaraan.

"Ada caranya, aturan mainnya. Kami tidak bisa mengusir mereka begitu saja. Apalagi membiarkan mereka di Teluk Bengali," ujar Rijiju.

Perwakilan UNHCR di India menyatakan belum menerima pernyataan resmi soal rencana deportasi bagi orang Rohingya. Mereka juga tidak tahu ke mana orang Rohingya itu akan ditempatkan. Dalam konvensi pengungsi, setiap negara dilarang mengembalikan pengungsi ke tempat membahayakan mereka.

Sebab, pemerintah Myanmar juga menolak kewarganegaraan mereka dan menyatakan sebagai imigran gelap, meski mereka memiliki akar sejarah di sana. Mereka pun hidup dalam kondisi diskriminasi dan menjadi sasaran kekerasan warga mayoritas Buddha.

Alhasil, situasi itu memaksa orang Rohingya mengungsi ke Bangladesh dan sebagian menyeberang ke perbatasan India. Lainnya memilih kabur ke Asia Tenggara dengan membayar para penyelundup manusia.

Di India pun kehidupan mereka tidak membaik. Penduduk mayoritas Hindu juga menolak keberadaan orang Rohingya.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mahfud: Pengungsi Rohingya Ditampung Sementara, Karena Itu Menjadi Beban
Mahfud: Pengungsi Rohingya Ditampung Sementara, Karena Itu Menjadi Beban

Permasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan dari perdagangan manusia hingga diplomasi.

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia

UNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.

Baca Selengkapnya
Drama Manusia Terlantar: Rahasia Mengerikan Imigran Rohingya Menembus Aceh
Drama Manusia Terlantar: Rahasia Mengerikan Imigran Rohingya Menembus Aceh

Ketiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Ada Dugaan Kuat Perdagangan Orang Terkait Pengungsi Rohingya
Jokowi: Ada Dugaan Kuat Perdagangan Orang Terkait Pengungsi Rohingya

Jokowi menyebut, pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO.

Baca Selengkapnya
FOTO: Lonjakan Pengungsi Rohingya Kembali Tiba di Aceh, Ada 400 Lagi yang Baru Datang Mendarat di Pantai Pidie
FOTO: Lonjakan Pengungsi Rohingya Kembali Tiba di Aceh, Ada 400 Lagi yang Baru Datang Mendarat di Pantai Pidie

Jumlah minoritas Muslim Myanmar yang tiba di Aceh mengalami peningkatan.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh

Pengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan

Mahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia

Baca Selengkapnya
Mahfud Endus Mafia Sengaja Selundupkan Etnis Rohingnya karena Manfaatkan Kebaikan Warga Indonesia
Mahfud Endus Mafia Sengaja Selundupkan Etnis Rohingnya karena Manfaatkan Kebaikan Warga Indonesia

Mahfud mengatakan jumlah pengungsi etnis Rohingya terus bertambah karena adanya jaringan mafia tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Baca Selengkapnya
FOTO: Nelayan Aceh dan Basarnas Selamatkan Puluhan Pengungsi Rohingya Nyaris Tenggelam Setelah Kapal Terbalik Akibat Cuaca Buruk di Meulaboh
FOTO: Nelayan Aceh dan Basarnas Selamatkan Puluhan Pengungsi Rohingya Nyaris Tenggelam Setelah Kapal Terbalik Akibat Cuaca Buruk di Meulaboh

Nelayan Aceh melakukan penyelamatan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka saat cuaca buruk.

Baca Selengkapnya
Kedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal
Kedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal

Kedatangan Etnis Rohingya di Aceh Barat Didalangi Warga Lokal

Baca Selengkapnya
Sandiaga Khawatir Pengungsi Rohingya Bagian TPPO dan Ganggu Pariwisata Aceh
Sandiaga Khawatir Pengungsi Rohingya Bagian TPPO dan Ganggu Pariwisata Aceh

Dia akan berkunjung ke Aceh untuk melihat langsung kondisi pariwisata.

Baca Selengkapnya
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh

Menurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya