Indonesia angkat isu kemerdekaan Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB
Merdeka.com - Indonesia menjadikan isu kemerdekaan Palestina sebagai salah satu agenda kunci dalam pertemuan Sidang Majelis Umum PBB atau UNGA ke 73 di New York.
"Indonesia akan terus berada di depan untuk mendukung perjuangan Palestina, terutama dalam kapasitasnya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB," tegas Menlu, seperti dikutip dari rilis resmi Kemlu RI yang diterima Liputan6.com (28/9).
Dalam rangkaian pertemuan di Sidang Majelis Umum PBB dua hari lalu, Menlu Retno mengangkat isu Palestina agar terus menjadi perhatian dunia Internasional.
-
Apa seruan DPR RI untuk Palestina? Hadir sebagai delegasi Indonesia, Anggota BKSAP DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin turut serukan krisis kesehatan di Palestina. ‘Tidak mungkin kita bicara soal krisis kesehatan tanpa melihat situasi yang terjadi di Palestina. Kita tahu bahwa serangan militer telah menewaskan lebih dari 13.000 warga Palestina, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, dan difabel. Bahkan, serangan ini juga menargetkan 4 (empat) rumah sakit besar di Gaza, tak terkecuali rumah sakit Indonesia. Hal ini kemudian memicu lebih dari 50.000 pasien yang tak bisa tertangani secara maksimal, ‘ tegas Puteri dalam Forum Kerja Sama di Wilayah Asia-Pasifik di Bidang Kesehatan Universal, Jumat (25/11).
-
Siapa yang menjadi juru bicara Indonesia di PBB? Untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi, Presiden Soekarno meminta LN Palar untuk menjadi juru bicara Indonesia di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
-
Apa komitmen Prabowo terkait Palestina? 'Jika ada kemungkinan gencatan senjata dan kebutuhan pasukan penjaga perdamaian yang diamanatkan secara internasional, kami siap menyediakan pasukan,' kata Prabowo.
-
Siapa yang menyerukan peringatan Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina? Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina adalah hari peringatan internasional yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berdasarkan Resolusi 32/40 B pada tanggal 2 Desember 1977.
-
Apa tujuan dari peringatan Hari Solidaritas Internasional Bersama Rakyat Palestina? Hari Solidaritas Internasional Bersama Masyarakat Palestina adalah hari peringatan internasional yang dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berdasarkan Resolusi 32/40 B pada tanggal 2 Desember 1977. Hari tersebut bertujuan untuk memperingati ulang tahun resolusi 181 yang menganjurkan pembagian Palestina menjadi dua negara; negara Arab dan negara Yahudi.
-
Bagaimana cara komunitas internasional menunjukkan dukungan untuk rakyat Palestina? Komunitas internasional, termasuk organisasi kemanusiaan, kelompok aktivis, dan negara-negara tertentu, telah menunjukkan dukungan mereka terhadap rakyat Palestina.
"Perjuangan Palestina harus terus didukung, tidak ada Plan B untuk Two State Solution," jelas Menlu.
Pada pertemuan tingkat menteri Non-Aligned Movement atau Gerakan Non Blok (GNB), Menlu RI terus mendorong agar negara-negara GNB dapat menjadi sumber terbesar dukungan kepada rakyat Palestina.
Hal ini khususnya mengingat salah satu visi dan tujuan utama GNB adalah untuk mewujudkan perdamaian dunia.
"Saya terus dorong negara anggota GNB yang belum mengakui Palestina untuk segera melakukannya," tegasnya.
Hal tersebut dipertegas Menlu dalam pertemuan GNB untuk Palestina.
"Ukuran kunci bagi Gerakan Non Blok dalam mendukung kemerdekaan Palestina adalah dukungan untuk two state solution dan menjamin solusi baik jangka pendek dan panjang untuk Rakyat Palestina," tegas Menlu.
Menlu RI juga menyatakan komitmen Indonesia untuk Palestina melalui United Nations Relief and Work Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) pada saat bertemu dengan Komisioner Jenderal UNRWA, Pierre Krahenbuhl.
Komitmen tersebut tercermin dari penambahan sumbangan sukarela Indonesia dan membantu memobilisasi sumber dana dari masyarakat sipil untuk UNRWA.
Dalam pertemuan diskusi yang diselenggarakan Pemerintah Palestina, Menlu RI menyampaikan kembali lima hal yang harus tetap menjadi perhatian.
Pertama, Two State Solution adalah satu-satunya cara untuk perdamaian; Kedua, terus menggalang pengakuan internasional untuk Palestina; Ketiga, Membantu UNRWA mendapatkan alternatif pendanaan; Keempat, persatuan Palestina penting untuk kemerdekaan Palestina, dan; Lima, penguatan kapasitas untuk kemandirian Palestina harus terus dilakukan.
Menlu RI juga secara konsisten terus mengangkat isu Palestina dalam pertemuan bilateral dengan negara sahabat di rangkaian UNGA 73 termasuk dengan Menlu Grenada, hari ini (26/9).
Pemerintah Indonesia sebelumnya berjanji akan meningkatkan donasi yang diberikan kepada Badan PBB Urusan Pengungsi Palestina (UNRWA) untuk beberapa tahun ke depan. Langkah itu diambil sebagai salah satu solusi untuk menutup defisit anggaran organisasi tersebut, setelah Amerika Serikat menghentikan total pendanaannya tahun ini.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga menjelaskan bahwa Indonesia akan terus menjadi motor penggerak guna mendorong negara-negara yang masih memberikan pendanaan kepada UNRWA, untuk terus meningkatkan donasinya, agar organisasi itu dapat terus beroperasi.
Amerika Serikat (AS) mengakhiri seluruh pendanaannya untuk UNRWA untuk tahun 2018. Tak dijelaskan berapa banyak anggaran yang dihentikan oleh AS kepada UNRWA untuk tahun ini, namun, Washington DC diketahui menyumbangkan lebih dari US$ 350 juta kepada organisasi itu pada tahun 2017.
Keputusan AS menuai kritik dari UNRWA, PBB, dan komunitas internasional, dengan menyebut bahwa pemutusan anggaran sebanyak itu akan mengancam kelangsungan operasional organisasi tersebut --yang saat ini memberikan bantuan bagi 5,3 juta jiwa pengungsi Palestina di Yerusalem Timur, Tepi Barat, Yordania, dan di wilayah lain, dalam bentuk layanan pendidikan dan kesehatan.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Retno mengatakan, bahwa Indonesia tetap fokus terhadap perdamaian di Palestina
Baca SelengkapnyaIni merupakan pidato terakhir Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB.
Baca SelengkapnyaMenlu Retno menyebut Indonesia tetap berkomitmen agar Palestina bisa diakui sebagai negara oleh PBB.
Baca SelengkapnyaNetanyahu berpidato di tengah ruangan yang hampir kosong karena ditinggalkan para delegasi.
Baca Selengkapnya“Berapa banyak lagi nyawa harus dikorbankan sebelum DK mengambil langkah?” tanya Menlu.
Baca SelengkapnyaPentingnya peran-peran kekuatan masyarakat sipil, tokoh lintas agama dan akademisi memperlemah Israel.
Baca SelengkapnyaMenteri Luar Negeri RI Retno Marsudi walk out saat dubes Israel bicara di DK PBB
Baca SelengkapnyaMenlu Retno menyampaikan pesan, agar Komisi I DPR fokus pada isu Palestina
Baca SelengkapnyaMenlu berharap Indonesia terus mendampingi perjuangan bangsa Palestina.
Baca SelengkapnyaRetno menegaskan, sejak awal sikap RI sudah jelas adalah menjadi salah satu yang mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, suara lantang Menlu Retno disampaikan terkait dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina
Baca SelengkapnyaPrabowo dengan tegas mengatakan Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina yang berdaulat.
Baca Selengkapnya