Indonesia-Malaysia Kembali Berseteru karena Jerebu
Merdeka.com - Kabut asap datang lagi. Pembakaran lahan di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan kembali terjadi. Negara tetangga Malaysia meradang lagi.
Wakil Menteri Negara Bagian Sarawak, Malaysia, Tan Sri James Masing kemarin menyerukan agar Indonesia membayar ganti rugi atas asap kebakaran hutannya yang menimbulkan jerebu (kabut asap) di Malaysia. Dia mengatakan, pemerintah Malaysia harus menagih biaya 500.000 masker wajah untuk dikirim ke Sarawak.
"Sampai mereka menderita secara ekonomi, mereka tidak akan menganggap serius keluhan kami," katanya mengomentari kabut asap lintas batas akibat kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan, seperti dilansir laman Malay Mail, Rabu (11/9).
-
Dimana saja kabut asap terjadi? Biasanya, kejadian ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia.
-
Dimana kebakaran terjadi? Sebuah bangunan rumah dua tingkat yang berada di Jalan Kebagusan Raya, RT. 004, RW.04, Nomor 5, Kelurahan Kebagusan, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
-
Dimana peristiwa kebakaran terjadi? Peristiwa tersebut terjadi di ibu kota Kerajaan K'anwitznal dekat lokasi pemakaman.
-
Dimana lokasi kebakaran? Pabrik Mainan Kader adalah pabrik mainan Thailand yang memproduksi boneka mainan dan boneka plastik berlisensi. Mainan-mainan yang diproduksinya ini terutama ditujukan untuk ekspor ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya.
-
Di mana kebakaran terjadi? Tragedi kebakaran ini pertama kali ditemukan oleh keponakannya, Nurul Mufid (40). Ia melihat api berkobar di belakang rumah dan langsung mengecek sumbernya, menemukan tumpukan daun dan ranting bambu kering di pekarangan.
-
Siapa yang terdampak kabut asap? Dampak kabut asap dapat memperburuk kondisi penderita asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Masing berpendapat, pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab penuh atas kabut asap yang menyelimuti Sarawak. Bentuk tanggung jawab yang dimaksud adalah mengirimkan fasilitas medis, termasuk pengadaan 500.000 masker wajah ke salah satu negara bagian Malaysia itu.
"Terutama kepada mereka yang rentan terhadap kabut asap," imbuhnya.
Masing mengeluh karena Sarawak telah menjadi langganan jerebu, setiap kali musim kemarau tiba.
"Jakarta tidak merasakan dampak kabut asap beracun karena angin tidak bertiup ke sana, jadi mereka tidak simpati kepada kami," ujarnya, mengungkapkan kekesalan.
400 Sekolah Diliburkan
Kementerian Pendidikan Malaysia kemarin juga mengumumkan, pihak berwenang memerintahkan untuk menutup sekolah di Negara Bagian Sarawak setelah kualitas udara di sana dikabarkan menjadi "sangat tidak sehat", yaitu antara 201-300 pada indeks kualitas udara. Dengan kabar itu lebih dari 400 sekolah di Negeri Jiran terpaksa diliburkan.
Laporan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) mengutip dari data satelit menyatakan, lebih dari 2.500 titik api yang tersebar di Asia Tenggara telah terdeteksi dalam seminggu terakhir.
The Asean Specialised Meteorological Centre (ASMC) atau pusat meteorologi khusus Asean menyatakan, sumber kabut lintas batas yang berdampak di Malaysia dan negara lain, kemungkinan berasal dari Indonesia.
Berdasarkan gambar satelit, kebakaran hutan di Riau, Sumatera telah meningkat dalam beberapa hari terakhir. Kebakaran tersebut memicu kabut asap di level sedang hingga pekat.
"Titik-titik panas terus menerus terdeteksi di Sumatra bagian Tengah dan Selatan, dan ini menyebabkan penumpukan kabut asap sedang hingga pekat," tulis ASMC, seperti yang dikutip oleh laman New Straits Time, Rabu (11/9).
Dikatakan, kabut asap kemungkinan akan terus memengaruhi sebagian wilayah Asean, termasuk Malaysia dan Singapura. Bencana kabut asap diperkirakan akan terus berlanjut, selama musim kemarau yang masih akan berlangsung hingga beberapa minggu mendatang.
"Kabut asap telah bertiup ke Semenanjung Malaysia dan Singapura. Di Kalimantan, kabut asap sedang hingga pekat terus menyebar dari sejumlah titik," ASMC melaporkan.
Selain Sarawak, Malaysia, kabut asap dikabarkan juga terbawa hingga ke Laut China Selatan.
Bantahan Indonesia dibantah ASMC
Pada 8 September lalu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia Siti Nurbaya Bakar mengklaim, kabut asap yang melanda Malaysia bukan berasal dari Indonesia. "Telah dipastikan bahwa sampai sekarang, belum ada kabut lintas batas dari Indonesia ke negara-negara tetangga."
Pemerintah Indonesia melalui BMKG memastikan, berdasarkan data satelit tidak ada sebaran asap yang terdeteksi di Sumatera melintas ke Semenanjung Malaysia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga meminta pihak Malaysia meneliti lagi asal asap tersebut. Sebab diduga asap itu berasal dari wilayah Serawak.
Pemerintah Indonesia melalui BMKG memastikan, berdasarkan data satelit tidak ada sebaran asap yang terdeteksi di Sumatera melintas ke Semenanjung Malaysia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya juga meminta pihak Malaysia meneliti lagi asal asap tersebut. Sebab diduga asap itu berasal dari wilayah Serawak.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Rabu (11/9), BMKG memastikan kabut asap di Semenanjung Malaysia adalah hot spot lokal.
Berdasarkan pantauan Satelit Himawari 8, sebaran asap di wilayah Indonesia terjadi di Provinsi Riau, Jambi, sebagian Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
Dari pengamatan BMKG , tidak terdeteksi sebaran asap dari wilayah Sumatera ke Semenanjung Malaysia.
Namun, pernyataan tersebut dibantah oleh ASMC. Bantahan ASMC didukung oleh Departemen Meteorologi Malaysia yang mengatakan, kabut asap di negaranya terjadi sejak titik kebakaran di Sumatra dan Kalimantan meningkat.
Diperkirakan, kabut asap akan terus menyelimuti Malaysia dan Singapura hingga periode angin Monsun Barat Daya berakhir, akhir bulan ini atau awal bulan nanti.
Pemerintah Malaysia akan mengirim surat diplomatik ke Indonesia untuk meminta tindak lanjut atas kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan.
Pada 2015 kabut asap juga sempat membuat Malaysia dan Singapura melayangkan protes kepada pemerintah Indonesia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi telah memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit dan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono untuk menangani kabut asap.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca Selengkapnya"Jangan sampai hal kecil seperti karhutla menyebar ke negara tetangga membuat harga diri bangsa jatuh,"
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaDampak besar dari Karhutla pernah dialami Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca SelengkapnyaSejumlah kabupaten/kota di Provinsi Jambi diselimuti kabut asap, termasuk di Wilayah Kota Jambi, akibat dari karhutla pada Senin (4/9).
Baca SelengkapnyaKondisi sebagian lahan di Sumsel mulai mengalami kekeringan. Hal ini sangat rawan terbakar saat kondisi panas yang diakibatkan musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca Selengkapnya