Inggris gelar referendum keluar dari Uni Eropa, ini daftar dampaknya
Merdeka.com - Inggris hari ini menggelar referendum yang akan menentukan apakah mereka akan tetap bergabung dengan Uni Eropa (UE) atau keluar dari organisasi bangsa-bangsa Benua Biru itu.
Istilah yang digunakan dalam referendum ini adalah Brexit, singkatan dari British Exit. Dalam referendum ini rakyat Inggris akan ditanya apakah ingin tetap menjadi anggota UE atau keluar dari UE.
Rakyat yang dibolehkan mengikuti referendum ini adalah warga berusia lebih dari 18 tahun, termasuk mereka yang tinggal di luar negeri.
-
Siapa yang unggul dalam survei Pilkada Jabar? 'Ini nama nama yang muncul di kalangan elite, Dedi Mulyadi muncul dari internal Gerindra, Ilham Akbar Habibie dari Nasdem, Ridwan Kamil dari Golkar,' kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi dalam paparan surveinya pada 4 Juli 2024 lalu.
-
Bagaimana Indikator Politik melakukan survei ini? Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka kepada 1.200 sampel responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling.
-
Dimana kita menemukan perbandingan? Beberapa contoh tersebut merupakan penerapan perbandingan yang kerap kita lakukan.
-
Siapa capres yang didukung? Para dalang dan seniman dari berbagai daerah menggelar pentas wayang kolosal di Joglo Saestu Klaten.
-
Siapa yang menang dalam perdebatan? Tidak ada yang menang dan tiada yang kalah. Keduanya memiliki sudut pandangnya masing-masing dalam melihat sains dan agama.
-
Siapa yang menang survei Poltracking? Survei Poltracking Indonesia mencatat, masyarakat dengan penghasilan berkisar Rp1 juta - Rp2 juta cenderung condong pada pasangan capres-cawapres nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang memperoleh suara 42,9 persen.
Dikutip dari stasiun televisi Aljazeera, Rabu (22/6), pada Sabtu lalu survei teranyar menyatakan rakyat yang ingin tetap bergabung dengan UE masih unggul tipis ketimbang mereka yang ingin keluar. Jajak pendapat yang digelar oleh YouGov menyebutkan ada 44 persen responden yang ingin Inggris tetap di dalam UE, sedangkan 43 persen ingin keluar. Pada survei lain bahkan angkanya sama kuat di 44 persen.
Apa konsekuensi jika Inggris tetap bergabung dengan Uni Eropa? dan apa pula akibatnya jika Negari Tiga Singa itu keluar dari Uni Eropa?
Dari aspek ekonomi, para pendukung yang ingin tetap di UE menyatakan Inggris akan menjadi lebih kuat di UE. Mereka menyatakan UE akan mendorong ekonomi Inggris dan keluar dari UE adalah sebuah kesalahan.
Menurut mereka jika Inggris keluar dari UE maka akan terjadi resesi ekonomi, banyaknya PHK, dan ketidakstabilan keuangan.
Kementerian Keuangan leum lama ini mengatakan jika Inggris keluar dari UE maka setiap rumah tangga akan menanggung beban setara 4.300 poundsterling dan Bank sentral Inggris (Bank of England) juga mengatakan akan terjadi resesi ekonomi.
Namun sebaliknya, kaum yang mendukung Inggris keluar dari UE menyatakan ekonomi Inggris akan berkibar jika keluar dari UE.
Menurut mereka dampak negatif jika keluar dari UE itu tidak benar.
"Memang ada risiko ekonomi jika kita keluar dari UE, begitu pula jika tetap di UE. Menurut saya tidak akan ada resesi jika kita memilih keluar," kata Gove, pemimpin kampanye Brexit kepada koran the Daily Telegraph.
Pendukung Brexit mengklaim ongkos tetap di UE akan memakan biaya sebesar 350 juta poundsterling saban pekan atau hampir 20 miliar poundsterling setiap tahun.
Dari aspek lapangan kerja, mereka yang ingin tetap di UE mengatakan bisnis akan tumbuh jika Inggris tetap bergabung di UE. Lapangan kerja akan bertambah dan warga Inggris akan mengelola keuangannya dengan lebih aman.
Mereka mengatakan lebih dari tiga juta lapangan kerja terkait dengan perdagangan antara Inggris dengan UE. Mereka juga memprediksi akan tercipta 790 ribu lapangan kerja baru pada 2030 jika Inggris tetap di UE. Sedangkan jika Inggris keluar maka 950 ribu lapangan kerja akan hilang.
Sebaliknya, kaum pendukung Brexit menyatakan Inggris akan mampu menciptakan ratusan ribu lapangan kerja di dalam negeri jika menjalin hubungan dagang dengan negara lain secara mandiri.
Dari aspek imigrasi, para pendukung Brexit menyatakan Inggris tidak akan bisa mengendalikan masalah imigrasi jika belum keluar dari UE.
"UE tidak punya payung hukum yang memadai untuk mengatasi krisis migran saat ini. Jika kita memilih keluar maka kita bisa menanganinya sendiri," kata mereka. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan tingkat kepercayaan ini menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintahan Prabowo Gibran mendatang
Baca SelengkapnyaMayoritas responden menyatakan puas atas penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaNamun, hal itu berbanding terbalik dengan suara PDI Perjuangan yang tinggi pada Pemilu 2024 ini
Baca SelengkapnyaMasih banyak pemilih PKB yang lebih mendukung Prabowo atau Ganjar.
Baca SelengkapnyaHasil survei dilakukan Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas PDI Perjuangan mengalami tren penurunan.
Baca SelengkapnyaPendukung Anies-Cak Imin yang menonton debat mencapai 48,9 persen, sementara Ganjar-Mahfud 48,4 persen. Pendukung Prabowo-Gibran yang menonton debat 39,1.
Baca SelengkapnyaSuara Ganjar-Mahfud hanya mendapati 16,46 persen. Tertinggal jauh dari paslon Anies-Cak Imin 25,38% dan Prabowo-Gibran 58,17%
Baca SelengkapnyaAda sejumlah faktor yang menyebabkan perbedaan data tersebut.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah menjadi satu-satunya daerah yang angka golputnya turun dibanding provinsi lainnya pada Pilgub 2024.
Baca SelengkapnyaHasil itu berdasarkan temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dilakukan pada 2-11 September 2023.
Baca SelengkapnyaPopuli Center menggelar survei tatap muka pada 28 November-5 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaElektabilitas Anies-Cak Imin hanya 16,5 persen. Ganjar-RK 35,4 persen dan Prabowo-ET 31,7 persen.
Baca Selengkapnya