Ingin hancurkan ISIS, Donald Trump harus dengarkan saran ini
Merdeka.com - Sudah hampir setahun sejak Donald Trump mengumumkan jika dia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat maka dia akan melarang kaum muslim masuk ke Negeri Paman Sam. Kenyataannya, pria 70 tahun itu kini adalah presiden terpilih AS ke-45.
Dalam beberapa kali kampanyenya Trump mengatakan dia ingin mengalahkan ISIS menjadi prioritas AS di Timur Tengah. Tapi bisakah AS menghancurkan ISIS sementara Trump masih menyuarakan retorika anti-muslim dalam ucapan-ucapannya? Kelihatannya akan cukup sulit. Terlebih lagi orang-orang terdekat Trump macam Steve Bannon, Frank Gaffney, Kris Kobach, dan Walid Phares, adalah sosok-sosok yang dikenal publik sebagai anti-muslim.
Stasiun televisi CNN melaporkan, Kamis (17/11), tim penasihat Trump saat ini tengah membahas rencana membuat peraturan pendaftaran bagi para imigran muslim ke AS.
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Apa yang diramalkan tentang Donald Trump? Roberts menunjukkan bahwa Trump mungkin lebih fokus pada kekalahannya di masa lalu dibandingkan peluang yang ada saat ini. Maksudnya adalah Trump diramalkan bakal kalah di pemilu presiden tahun ini.
-
Bagaimana Trump mendukung Israel? 'Saya presiden terbaik dalam sejarah Israel. Tidak ada yang melakukan apapun seperti yang saya lakukan ke Israel,' kata Trump Maret lalu dalam wawancaranya dengan Israel Hayom.
-
Siapa pelaku penembakan Donald Trump? Pria yang tewas karena ditembak aparat ini merupakan pelaku dari percobaan pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
"Hal ini sesuai dengan janji Trump di masa kampanye di mana akan diadakan 'pemeriksaan ekstrem' bagi muslim dengan sistem keamanan ketat untuk mengidentifikasi dan mencatat agama mereka," kata Kris Kobach, pejabat tim penasehat Trump yang bertugas menyusun undang-undang imigrasi di sejumlah negara bagian AS.
Kelompok militan ISIS dilaporkan justru senang ketika Trump terpilih. Menurut mereka, kemenangan Trump akan membuat kelompok militan itu lebih mudah merekrut para jihadis karena mereka merasa punya musuh bersama.
Direktur Dewan Kesepahaman Arab-Inggris Chris Doyle menuturkan, jika Trump benar-benar ingin melenyapkan ISIS, dia harus merangkul warga muslim dan menghormati Islam. Dia mengaku punya sedikitnya 20 orang teman muslim. Untuk mengalahkan ISIS dia butuh lebih banyak. Hanya dengan dukungan komunitas muslim, (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaBiden resmi mengumumkan mundur dari konstestasi Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris. Dia beralasan, ingin fokus pada tugas-tugasnya di sisa masa jabatan.
Baca SelengkapnyaWali Kota Hamtramck, Amer Ghalib, tegas mendukung Donald Trump di Pilpres AS yang akan berlangsung November mendatang.
Baca SelengkapnyaDia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.
Baca SelengkapnyaAgresi Israel di Gaza menjadi salah satu topik yang dibahas dalam debat capres AS.
Baca SelengkapnyaPidato Trump saat kampanye di North Carolina dikelilingi kaca anti peluru sebagai perlindungan ganda pasca peristiwa penembakan beberapa waktu lalu.
Baca SelengkapnyaMenurut Ramli, capres dan cawapres yang mendapatkan dukungan tidak bisa menolak dukungan yang diberikan elemen masyarakat manapun.
Baca SelengkapnyaMuslim Amerika Janji Tidak Memilih Joe Biden di 2024
Baca SelengkapnyaPM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaKedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.
Baca SelengkapnyaIde ini Elon Musk ungkapkan saat ditanya pengguna X.
Baca SelengkapnyaAS merupakan pendukung utama Israel dalam perang genosidanya di Jalur Gaza.
Baca Selengkapnya