Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini 5 bukti pelajar di China paling stres sedunia

Ini 5 bukti pelajar di China paling stres sedunia ujian akhir sekolah China di hutan. ©REUTERS/Stringer

Merdeka.com - Republik Rakyat China saat ini disebut-sebut sebagai negara dengan kualitas pendidikan terbaik sedunia. Setidaknya menurut standar tes PISA dari lembaga OECD pada 2012, yang mengukur kemampuan baca tulis, berhitung, dan sains para pelajar SD hingga SMA.

Kualitas akademik pelajar di Shanghai, salah satu kota di Negeri Tirai Bambu, mengalahkan Amerika Serikat ataupun Inggris secara keseluruhan.

Tapi semua capaian itu bukannya tanpa biaya. Murid jadi salah satu yang paling merasakan dampak iklim kompetitif dunia pendidikan China. Karena China memiliki populasi penduduk terbanyak sedunia, akhirnya sekolah pun jadi ajang saling sikut.

Gambarannya, biasanya satu kelas di RRC ada 70 murid. Sehingga perlu perjuangan ekstra untuk meraih peringkat satu. Siswa peringkat lima besar yang biasanya berpeluang mengubah nasib.

Peserta didik di China menghabiskan 8,6 jam belajar di sekolah saban hari. Tekanan orang tua agar anak mereka berprestasi membuat setiap siswa pasti dibebani pelajaran tambahan di luar sekolah.

Hasilnya, banyak sisi gelap yang muncul dari dunia pendidikan China. Termasuk kasus-kasus siswa nekat bunuh diri di sekolah yang sangat menyedihkan. Seakan sadar dengan itu, pengelola pendidikan di China pun melakukan bermacam cara untuk mengurangi atau malah menambah stres peserta didik.

Rangkuman fakta merdeka.com kali ini menunjukkan, betapa murid di China memang punya tingkat stres berbeda dari pelajar di negara lain.

Selamat membaca!

Supaya murid tak bunuh diri, SMA China pasang teralis penjara

Gaokao, sebutan untuk tes masuk Universitas di China, menjadi momentum paling mengerikan bagi para pelajar sekolah menengah atas demi meraih kampus impian.

Tidak jarang dari mereka akhirnya stres dan bunuh diri akibat tekanan yang mereka alami saat belajar.

Seperti dilansir situs Shanghaiist, Rabu (21/4), maraknya bunuh diri sangat sering terjadi saat mendekati Gaokao.

SMA Hengshui di heibei, China, membuat sebuah tindakan pengamanan dengan memagari tiap lantai gedung sekolah memakai teralis besi. Alhasil, sekolah ini lebih mirip sel penjara.

Pengelola sekolah berkukuh teralis besi itu berguna mencegah para siswanya stres lalu bunuh diri dengan melompat dari lantai atas gedung sekolah.

Diketahui, 29 Maret lalu, seorang siswa SMA Hengshui nekat bunuh diri. Kuat dugaan dia stres menjelang proses tes masuk universitas.

Pelajar China bikin alat canggih cuma demi mencontek

Ketakutan akan hukuman dari orang tua ketika gagal ujian telah membuat sebagian pelajar di China gelap mata. Untuk mendapatkan nilai memuaskan, mereka menggunakan alat-alat canggih untuk menyontek saat ujian berlangsung.

Tahun lalu, pemerintah China memamerkan alat-alat buatan siswanya yang dipergunakan untuk berhubungan dengan 'dunia luar' ketika menghadapi 'Gaokao' atau ujian masuk universitas di Negeri Tirai Bambu itu, Daily Mail (13/6).

Pejabat keamanan di provinsi Jinlin, Jiangsu, dan Guangdong mengungkapkan jika terdapat siswa yang menggunakan rompi yang dilengkapi oleh radio untuk melancarkan aksi contekan tersebut.

Parahnya, siswa-siswa tersebut memakai sebuah pulpen yang dilengkapi dengan kamera tersembunyi untuk mengambil gambar soal ujian, layaknya agen mata-mata '007' James Bond.

Kejadian ini terungkap setelah polisi di provinsi Hubei, Shandong, dan Hebei yang menangkap beberapa kelompok yang dicurigai membantu siswa melakukan contekan masal tersebut.

Pelajar China ujian diawasi teleskop dari atap gedung

Akademi Shaanxi Sanhe di Kota Baoji, provinsi Shaanxi, barat daya China, menggelar ujian para siswanya di luar ruangan. Sekolah memindahkan semua meja dan bangku ke halaman.

Ribuan siswa, dari pelbagai tingkatan tumpah ruah mengerjakan soal. Alasan ujian kolosal ini digelar, agar para siswanya tidak menyontek saat ujian. Diharapkan secara psikologis mereka diawasi secara terbuka.

Seperti dilaporkan surat kabar Beijing Youth Daily, Senin (17/11), sebanyak 3.800 siswa duduk mengerjakan ujian tiga mata pelajaran pada hari Kamis (13/11) di lapangan olah raga. Minimal 80 staf pengajar memantau mereka dengan menggunakan kamera tingkat ketajaman tinggi, dari atas tangga, bahkan menggunakan teleskop.

Sudah 10 tahun ujian seperti ini dilakukan di luar kelas. Tes serupa digelar saban Mei dan November. Dulu, ketika masih dijalankan dalam ruangan hasil ujian kurang akurat karena banyak siswa menyontek.

Setelah ujian yang amat ketat itu, nilainya akan diumumkan langsung oleh rektor akademi tersebut, Li Lan. "Dengan begini siswa akan memahami bahwa ujian yang mereka tempuh sangat penting dan menentukan," kata Lan.

Rata-rata PR murid China paling bejibun sedunia

Remaja di Shanghai, RRC, menghabiskan rata-rata 14 jam per minggu untuk mengerjakan tugas dari sekolah. Sebagai perbandingan, pelajar di Finlandia yang terkenal santai cuma menghabiskan tiga jam mengerjakan PR.

Menurut OECD yang mengelola tes PISa, pekerjaan rumah (PR) berpengaruh positif pada perkembangan akademik peserta didik.

Negara selain China seperti Hong Kong, Jepang, Makau dan Singapura juga memberi PR bejibun pada para murid.

Tapi China yang paling menonjol. Pelajar 15 tahun rata-rata menghabiskan tiga jam untuk mengerjakan tugas dalam seminggu. Tetapi, mereka menghabiskan tambahan 1,4 jam untuk belajar bersama tutor pribadi dan 3,6 jam lainnya untuk pelajaran tambahan di sekolah.

Jelang ujian, ribuan siswa robek buku pelajaran

Ini bukti lain tertekannya pelajar China dibanding murid-murid di negara lain. Jika menjelang tes siswa di Indonesia sibuk belajar, maka anak-anak China malah asyik merobek buku pelajaran.

Tekanan belajar yang konstan sepanjang sekolah membuat aksi merusak buku ini jadi menyenangkan. Ribuan murid menyobek-nyobek buku itu misalnya terjadi di MA di Xiayi, Provinsi Henan, China, 8 Juni lalu.

Shanghaiist melaporkan tindakan vandal para murid digelar jelang pelaksanaan gaokao di China yang menentukan kampus masa depan mereka.

Seorang kepala sekolah di Provinsi Hubei, dilaporkan tidak setuju murid menyobek buku teks pelajaran. Isunya, ada tujuh pelajar yang malah dipecat, karena ikut aksi merusak buku. 

(mdk/ard)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dampingi Anaknya Belajar Sistem Kebut Semalam, Pria Ini Kena Serangan Jantung
Dampingi Anaknya Belajar Sistem Kebut Semalam, Pria Ini Kena Serangan Jantung

Kejadian ini menunjukkan betapa besar tekanan akademik yang dialami oleh siswa dan orang tua di China.

Baca Selengkapnya
Miris! China Ekonomi Terbesar Kedua Dunia Anak Mudanya Susah Cari Kerja
Miris! China Ekonomi Terbesar Kedua Dunia Anak Mudanya Susah Cari Kerja

Zhu kini harus bersaing dengan semakin banyak orang China yang terjun ke industri transportasi online.

Baca Selengkapnya
Pengangguran Anak Muda di China Makin Tinggi
Pengangguran Anak Muda di China Makin Tinggi

Tingkat pengangguran di China menyentuh level tertinggi di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Tingkat Pengangguran China Mengkhawatirkan, Lulusan S2 Jadi Petugas Kebersihan Sekolah
Tingkat Pengangguran China Mengkhawatirkan, Lulusan S2 Jadi Petugas Kebersihan Sekolah

Persaingan kerja di level para lulusan perguruan tinggi semakin ketat seiring minimnya penyerapan tenaga kerja.

Baca Selengkapnya
Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Anak Kuliah dan Cara Pencegahannya
Masalah Kesehatan yang Rentan Dialami Anak Kuliah dan Cara Pencegahannya

Pada saat seseorang menjadi mahasiswa terjadi sejumlah perubahan yang bisa membuat munculnya masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya
5 Kondisi Penyebab Stres pada Anak, Perlu Diketahui dan Dihindari Orangtua
5 Kondisi Penyebab Stres pada Anak, Perlu Diketahui dan Dihindari Orangtua

Kondisi stres yang dialami oleh anak dan remaja cenderung disebabkan oleh sejumlah hal yang perlu diektahui orangtua.

Baca Selengkapnya
Para Sarjana di China Makin Kesulitan Dapat Kerja
Para Sarjana di China Makin Kesulitan Dapat Kerja

Para lulusan sarjana hingga pascasarjana yang tak kunjung menadpat kerja menciptakan tren "anak-anak berekor busuk."

Baca Selengkapnya
Jokowi: Tingkat Stres Guru Lebih Tinggi dari Pekerjaan Lain
Jokowi: Tingkat Stres Guru Lebih Tinggi dari Pekerjaan Lain

"Saya kaget juga bahwa tingkat stres guru itu lebih tinggi dari pekerjaan yang lain," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Kesal Anaknya Tak Kunjung Paham saat Belajar Matematika, Ibu Ini Kena Serangan Jantung dan Stroke
Kesal Anaknya Tak Kunjung Paham saat Belajar Matematika, Ibu Ini Kena Serangan Jantung dan Stroke

Seorang ibu di Tiongkok terkena serangan jantung dan stroke saat menemani putranya belajar. Yuk, simak fakta lengkapnya!

Baca Selengkapnya
Jutaan Anak Muda di Negara Maju Menganggur, Ini 4 Penyebabnya
Jutaan Anak Muda di Negara Maju Menganggur, Ini 4 Penyebabnya

Uni Eropa terancam kehilangan satu generasi karena banyak perusahaan yang menghentikan perekrutan sejak Pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya
Cerita Pemuda di China, Putus Asa Cari Kerja Kini Gunakan Aplikasi Kencan 'Tinder' Kirim Lamaran Pekerjaan
Cerita Pemuda di China, Putus Asa Cari Kerja Kini Gunakan Aplikasi Kencan 'Tinder' Kirim Lamaran Pekerjaan

Ratusan surat lamaran telah dikirim ke berbagai perusahaan, namun tak kunjung mendapat pekerjaan.

Baca Selengkapnya