Ini alasan Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945
Merdeka.com - Indonesia menyatakan kemerdekaannya atas penjajahan Belanda pada hari ini 73 tahun lalu. Selama 350 tahun sebelumnya VOC atau perusahaan dagang Belanda dan pemerintahannya berkuasa di Tanah Air serta pendudukan Jepang selama Perang Dunia Kedua.
Setelah Soekarno membacakan teks Proklamasi, Belanda berkeras ingin kembali menguasai Indonesia. Perang revolusi tercatat menewaskan lebih dari 300 ribu orang Indonesia dan 6.000 orang di pihak Belanda.
Bagaimana sesungguhnya Belanda memandang peristiwa perang revolusi di Indonesia?
-
Mengapa Indonesia menasionalisasi perusahaan Belanda? Pada awal 1957, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi yang cukup kompleks, dan Perdana Menteri Djuanda Kartawidjaja mengambil langkah signifikan dengan menasionalisasi ratusan perusahaan yang sebelumnya dimiliki oleh Belanda.
-
Siapa yang menyerah kepada Belanda? Sebagai seorang panglima Pangeran Diponegoro, pada tahun 1929 ia menyerahkan diri kepada Belanda.
-
Bagaimana cara Belanda menghalau Inggris di Jawa? Daendels mendapat tugas untuk mengamankan aset di Indonesia, dari kemungkinan serangan musuh.
-
Apa yang dilakukan Belanda? Pada praktiknya, tanah milik sultan itu kemudian disewakan kepada Belanda. Sementara itu, pemerintah kolonial memberikan konsesi kepada pemodal untuk mengolah hasil perkebunan tersebut. Mirisnya, rakyat yang ingin menggarap tanah harus memberikan konsesi kepada pemilik Afdeling.
-
Kenapa Belanda menguasai wilayah Batak? Selain menguasai wilayah, Belanda pun juga membawa pengaruh budaya baru, yaitu penyebaran agama kristen yang tergabung dalam gerakan Rijnsche Zending dan tokoh penyebarannya yaitu Nommensen.
-
Mengapa Belanda menyerang Aceh? Belanda masih terus berusaha menebus pertahanan Aceh sampai tahun 1896.
Dikutip dari laman the Conversation, Rabu (15/8), ilmuwan sosial di bidang studi Belanda, Annemarie Toebosch dari Universitas Michigan, Amerika Serikat menuliskan ulasannya.
Menurut dia Belanda mengabaikan penderitaan rakyat Indonesia pada perang revolusi atau perang kemerdekaan 1945-1949. Alasannya adalah perang kemerdekaan 1945-1949 diakhiri dengan perjanjian Konferensi Meja Bundar pada 1949 yang salah satu syaratnya adalah Indonesia mengambil alih utang-utang pemerintahan Hindia Belanda dan harus membayar kepada pemerintah Belanda senilai 4,3 gulden untuk kemerdekaan. Pembayaran itu berlangsung hingga 2002.
relief pembantaian massal belanda terhadap rakyat indonesia ©AP Photo/Masyudi S. Firmansyah
Perjuangan untuk keadilan sejarah bagi rakyat Indonesia masih terus diupayakan hingga hari ini. Salah satunya melalui Hari Peringatan Belanda, 4 Mei. Itu adalah hari ketika Belanda mengenang korban Perang Dunia Kedua dan setelahnya. Hari itu diperingati dengan mengheningkan cipta secara nasional selama dua menit dan Raja serta Ratu Belanda menaruh karangan bunga di tugu peringatan.
Namun rakyat Indonesia yang berperang melawan Belanda dan gugur dalam Perang Kemerdekaan 1945-1949 tidak diperingati dalam acara itu. Meski pada 1945-1949 itu Belanda menganggap mereka masih berkuasa di Indonesia.
Hari Peringatan Belanda memang bukan menjadi hari saat perjuangan rakyat Indonesia yang gugur dalam perang diabaikan. Perlu beberapa dekade, misalnya, bagi korban warga Belanda dalam peristiwa Holocaust untuk dikenang di hari nasional itu.
Hari ini ada gerakan 'No May 4, For Me' yang memprotes pengabaian korban tewas dari pihak Indonesia pada perang kemerdekaan.
Belanda secara resmi tidak mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945. Mereka baru mengakuinya pada 1949 ketika perjanjian Konferensi Meja Bundar pada 1949.
Mengapa Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945? Jawabannya adalah karena Belanda menganggap pada saat itu Indonesia belum merdeka dan masih dikuasai Belanda. Artinya jika Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada 1945 itu artinya Belanda menyerang sebuah negara yang berdaulat setelah Perang Dunia Kedua. Belanda berperang dengan Indonesia pada 1945-1949 untuk kembali berkuasa. Peristiwa pembantaian pada masa itu menurut Belanda adalah 'tindakan polisi' belaka, bukan kejahatan perang, seperti yang dijelaskan dalam buku Ady Setyawan dan Marjolein Van Pagee yang akan diterbitkan.
Proklamasi RI ©2016 Merdeka.com
Menurut sejarah resmi versi Belanda, Indonesia masih merupakan negara Belanda ketika masa 'tindakan polisi' dan pembunuhan pada waktu itu bukanlah kejahatan perang melainkan penegakan hukum yang berlebihan.
Pada kenyataannya 'tindakan polisi' itu yang melakukan bukan polisi melainkan tentara kerajaan Belanda.
Komite Hari Peringatan Belanda menulis sejarah tentang peristiwa itu sebagai 'tindakan polisi'. Namun konflik pada masa itu kerap ditulis sebagai tindakan militer. Ini suatu hal inkonsistensi.
"Di masa yang disebut 'tindakan polisi', Belanda merebut sejumlah wilayah Indonesia dan menyatakannya sebagai daerah kekuasaan Belanda," kata pernyataan dalam teks sejarah itu.
Dengan kata lain Belanda menganggap korban tewas di pihak Indonesia dibunuh oleh aparat, bukan kejadian perang. Namun di saat yang sama Belanda tidak mau memperingati korban tewas 'warganya sendiri'.
Alasan di balik ini semua ada diskriminasi ras.
Kolonial Belanda tidak memberi status kewarganegaraan kepada orang Indonesia asli atau pribumi pada masa penjajahan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca SelengkapnyaDibentuk pada masa pendudukan Jepang, badan ini memiliki peran krusial dalam merumuskan dasar-dasar negara dan menyiapkan langkah-langkah menuju kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaPotret lawas orang-orang Belanda berbondong-bondong naik kapal laut saat diusir dari Indonesia beredar di media sosial.
Baca SelengkapnyaPerjanjian Kalijati adalah awal mula era penjajahan Jepang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.
Baca Selengkapnya23 Agustus diperingati Hari Konferensi Meja Bundar yang menjadi sejarah penting kekuatan diplomasi Indonesia.
Baca SelengkapnyaHotel Majapahit saksi perjuangan arek-arek Suroboyo mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Ini potret terbarunya.
Baca SelengkapnyaDewan Pertimbangan pusat bagian ekonomi pada masa Jepang, mengusulkan agar pemerintah menarik dana dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaSaat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?
Baca Selengkapnya