Ini Alasan Kemlu Sulit Verifikasi Kabar WNI Hamil Dibunuh di Kamp Pengungsian ISIS
Merdeka.com - Kementerian Luar Negeri RI menanggapi kabar wanita hamil diduga WNI simpatisan ISIS yang tewas dibunuh di kamp pengungsian Al-Hol (Al-Hawl), Suriah utara. Informasi itu muncul hari ini.
Kemlu RI, dibantu KBRI Damaskus, masih terus mengupayakan verifikasi korban yang diduga berkewarganegaraan Indonesia itu. Tetapi, situasi konflik di sana menyulitkan proses verifikasi.
"Pemerintah, khususnya melalui KBRI Damaskus tengah berupaya memverifikasi kebenaran informasi, adanya perempuan yang diberitakan berkewarganegaraan Indonesia meninggal di kamp Suriah," kata Penjabat Juru Bicara Kemlu RI, Teuku Faizasyah dalam pernyataan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (31/7).
-
Siapa yang sering mengalami kesulitan dengan identitas? Kepribadian ganda membuat individu kesulitan menetapkan identitasnya secara jelas, termasuk deskripsi tentang diri sendiri, minat, orientasi, dan ambisi.
-
Kenapa proses pencarian korban sulit? 'Para korban tertimbun longsor tanah tebal disertai material kayu,' ungkap Ali Imran.
-
Bagaimana Indonesia hadapi situasi Timur Tengah? 'Jadi kita harus move on dengan tantangan yang tidak biasa dan tentunya membutuhkan soliditas dari seluruh partai politik menghadapi ketidakpastian dunia saat ini,' jelas pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar ini.
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
"Situasi konflik dan kekerasan bersenjata di Suriah membuat proses verifikasi tersebut tidaklah mudah dan kompleks. Terlebih lagi, merujuk ke pemberitaan, lokasi tempat kejadian berada dibawah pengawasan kelompok yang berseberangan dengan pemerintah Suriah," lanjutnya.
Kabar mencuat setelah manajemen kamp Al-Hol menerima laporan temuan mayat seorang perempuan di sebuah tenda kamp, menurut laporan kantor berita Hawar pada Rabu 31 Juli 2019.
Menurut Hawar, korban terbunuh oleh "teman-teman satu tenda."
Proses penanganan telah dilakukan oleh manajemen kamp, bekerjasama dengan Pasukan Keamanan Internal Suriah.
Jenazah perempuan terduga WNI simpatisan ISIS itu, yang diketahui bernama "Sodermini" (Sudarmini) telah dibawa oleh otoritas ke rumah sakit Kurdish Red Crescent, lanjut laporan Hawar.
Setelah pemeriksaan medis, dokter forensik di rumah sakit itu melaporkan bahwa "Sodermini" (Sudarmini) meninggal dalam kondisi sedang hamil enam bulan, Hawar melaporkan.
Laporan forensik juga menyebutkan bahwa dia dipukuli dan disiksa yang ditandai dengan adanya memar di tubuhnya, dan Sudarmini dinyatakan telah meninggal akibat kekerasan.
Sudarmini adalah salah satu wanita petempur bayaran ISIS. Sudarmini berusia sekitar 30 tahun, diketahui memiliki ayah bernama Sardi, dan ibu bernama Nasia.
Sejauh ini motif di balik kematian Sudarmini yang diduga dilakukan oleh teman-temannya di kamp Al-Hol masih belum diketahui.
Kamp Al-Hol, yang menampung ribuan keluarga tentara bayaran ISIS, menyaksikan banyak kasus kekerasan antara keluarga-keluarga militan ISIS, yang dianggap sebagai "bom waktu" untuk masalah yang besar di wilayah itu jika tidak dikendalikan.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenag Sulsel belum mendapatkan aduan dari keluarga maupun korban penipuan haji di layanan pengaduan.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang menjadi hambatan adalah kasus ini sudah terjadi delapan tahun silam.
Baca SelengkapnyaKementerian Luar Negeri juga meminta para WNI segera menghubungi maskapai masing-masing untuk mendapatkan informasi terkini terkait penerbangan mereka.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi sempat kesulitan untuk mengetahui identitas dari jenazah Akseyna.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban merasa proses autopsi dipersulit oleh pihak kepolisian Polresta Denpasar, padahal kuat dugaan korban tewas dibunuh.
Baca SelengkapnyaSalah seorang tersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ditempatkan di rumah perlindungan.
Baca SelengkapnyaJika juga tak terdaftar, para WNI diminta untuk mendaftar melalui situs ppln.co.id.
Baca SelengkapnyaSatu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.
Baca SelengkapnyaPemulangan 101 WNIyang telah overstayer di Abu Dhabi, terdiri atas 46 ibu dengan 55 anak, bayi dan balita.
Baca Selengkapnya