Ini alasan mengapa angkatan muda Saudi enggan mendukung kemerdekaan Palestina
Merdeka.com - Perbedaan sikap antara Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) dalam isu Palestina belakangan kian terpampang jelas.
MBS jelas sangat mendukung keberadaan Israel dan dilaporkan pernah mengatakan Palestina seharusnya tutup mulut atau berdamai dengan Israel.
Raja Salman sebaliknya kembali menegaskan pendiriannya untuk tetap mendukung Palestina untuk menjadi negara yang merdeka sepenuhnya. Dia bahkan menyatakan rencana damai yang dibuat Presiden Amerika Serikat Donald Trump harus mengikutsertakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
-
Mengapa orang-orang mendukung Palestina? Konflik antara Israel dan Palestina telah menyebabkan banyak korban, tak terkecuali warga sipil. Hal ini yang membuat sejumlah masyarakat Indonesia memberi dukungan untuk Palestina.
-
Siapa saja yang mendukung Palestina? Banyak pihak yang menulis kata-kata untuk Palestina sebagai bentuk dukungan agar tercipta perdamaian antara Isreal dan Palestina.
-
Kenapa Arab Saudi diam soal Gaza? Arab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina, yang dijajah oleh zionis Israel. Bungkamnya negara ini beberapa negara arab juga tak memberikan respons keras atas tindakan bengis Israel.Bungkamnya Arab Saudi tidak lepas dari hubungan mereka terhadap negara zionis tersebut yang bersekongkol untuk mengalahkan Hamas, kelompok perlawanan Palestina.
-
Siapa yang menolak kembali ke Gaza? Tentara Israel diam-diam menolak perintah untuk kembali ke Jalur Gaza untuk berperang melawan kelompok perlawanan Palestina dengan mengatakan bahwa mereka tertekan, lelah, trauma hancur secara psikologis dan tidak termotivasi.
-
Apa kata-kata yang sering digunakan untuk mendukung Palestina? Kata-kata untuk Palestina dalam Bahasa Inggris dan artinya bisa dibagikan di media sosial sebagai bentuk dukungan.
-
Siapa yang mendukung pengakuan Palestina? Secara global, 143 dari 193 negara anggota PBB mengakui Palestina. Di Eropa, tujuh negara anggota Uni Eropa, seperti Bulgaria, Hungaria, Polandia, Rumania, Slovakia, Swedia, dan Siprus telah mengakui Palestina.
Dilansir dari laman Haaretz, Senin (6/8), pengamat dari Universitas Tel Aviv Haisam Hassanein memandang negara Teluk, khususnya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, kini tengah mengalami perubahan sosial politik yang memperlihatkan ada perbedaan sikap generasi tua dan muda, salah satunya dalam isu Palestina.
Angkatan tua Saudi yang tumbuh di era 1950-an dan 1960-an di era berkibarnya nasionalisme Arab memandang Palestina sebagai isu yang menggerakkan segala peristiwa di Timur Tengah.
Saudi tidak pernah benar-benar menyerukan nasionalisme Arab, mereka memakai isu Palestina untuk mengkritik lemahnya solidaritas Arab.
Di sisi lain, angkatan muda yang diwakili oleh MBS dan Muhamad bin Sayed (MBZ), putra mahkota UEA di Abu Dhabi memperlihatkan sikap yang bertolak belakang dengan angkatan tua. Mereka lebih mengutamakan politik saat ini ketimbang nostalgia politik.
putra mahkota arab saudi mohammed bin salman ©2017 REUTERS/Faisal Al Nasser
Kaum muda Saudi melihat orang Palestina sendiri secara umum tidak tertarik untuk menjadi pendukung Saudi atau UEA. Apalagi ada kubu Iran yang mendukung perjuangan Palestina melawan Israel dan menjadi seteru Saudi di Timur Tengah.
Angkatan muda di negara Teluk melihat sendiri bagaimana orang Palestina menentang mereka di media sosial, termasuk membakar foto MBS dalam unjuk rasa di Gaza. Sewaktu gelaran Piala Dunia, banyak orang Palestina mendukung Iran ketika berhadapan dengan tim negara Barat dan sebaliknya mereka mendukung Barat ketika melawan tim Saudi.
MBS dan MBZ meyakini negara Palestina merdeka artinya sama saja dengan menyerahkan pengaruh di Timteng ke tangan Iran.
MBS dan MBZ tentunya tidak sebodoh itu untuk mendanai dan mendukung negara Palestina merdeka yang nantinya akan menjadi anak buah Iran.
Namun sebagian kalangan di Barat masih memandang Negara Teluk seharusnya memberi bantuan dana untuk terbentuknya negara Palestina merdeka seperti yang tertuang dalam rencana damai yang dibuat Trump. Tentunya hal ini tidak akan terjadi. Saudi dan UEA tidak akan membiarkan Palestina menjadi alat yang akan menguntungkan Iran.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Isu normalisasi hubungan Arab Saudi dan Israel bukan hal baru, namun banyak pertanyaan yang menyelimutinya.
Baca SelengkapnyaPengaran MBS kembali menegaskan sikap Kerajaan Saudi dalam konflik Palestina-Israel.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaMBS juga menyerukan "kejahatan brutal" Israel di Gaza dihentikan.
Baca SelengkapnyaSaudi, UEA dan 7 Negara Islam Lain Tolak Putus Hubungan dengan Israel
Baca SelengkapnyaArab Saudi Masih Tetap Ingin Normalisasi dengan Israel Setelah Perang di Gaza Usai
Baca SelengkapnyaSaudi Kembali Tegaskan Israel Tidak Dapat Hidup Tanpa Adanya Negara Palestina
Baca SelengkapnyaDi tengah semakin brutalnya agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina, banyak pihak mengkritik kebungkaman para pemimpin negara-negara Arab.
Baca SelengkapnyaArab Saudi sebelumnya dilaporkan bakal menjalin normalisasi dengan Israel, difasilitasi Amerika Serikat (AS).
Baca SelengkapnyaAS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
Baca SelengkapnyaSaudi Abaikan Normalisasi dengan Israel Imbas Gaza, Malah Perkuat Hubungan dengan AS
Baca SelengkapnyaSebelumnya secara terbuka putra mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman menyebut Israel melakukan genosida di Gaza.
Baca Selengkapnya