Ini Alasan WHO Sebut Cacar Monyet Belum Bisa Jadi Pandemi Global
Merdeka.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) kemarin mengatakan saat ini belum khawatir akan penyebaran kasus cacar monyet di luar Afrika yang bisa memicu pandemi global.
Sejak Inggris melaporkan kasus pertama cacar monyet pada 7 Mei lalu kini sudah ada 400 kasus suspek dan terkonfirmasi yang dilaporkan kepada WHO di hampir dua lusin negara yang lokasinya jauh dari tempat virus ini menjadi endemi.
WHO sudah menyampaikan peringatan akan "situasi tidak lazim" ini , namun badan kesehatan PBB itu menuturkan tidak ada alasan untuk panik terhadap virus yang menyebar melalui kontak dekat dan biasanya tidak menyebabkan sakit parah ini.
-
Di mana cacar monyet sudah terdeteksi? Berdasarkan data Kemenkes RI, kasus cacar monyet di Indonesia hingga kini baru ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
-
Dimana cacar monyet pertama kali muncul? Penyakit cacar monyet pertama kali muncul di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970.
-
Apa itu cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit.
-
Mengapa cacar monyet menular? Cacar monyet juga dapat menular dari orang ke orang, tetapi sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai yang terinfeksi. Penularan antarmanusia terjadi melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit.
-
Apa yang menyebabkan penularan cacar monyet? 'Lebih dari 90 persen penularan melalui kontak erat dan terutama kontak seksual. Hindari kontak fisik dengan pasien terduga Mpox, tidak menggunakan barang bersama misalnya handuk yang belum dicuci, pakaian yang belum dicuci, atau berbagi tempat tidur , alat mandi dan perlengkapan tidur seperti sprei, bantal, dan lainnya,' kata Ketua Satuan Tugas (Satgas) MPox IDI dr.Hanny Nilasari, Sp DVE dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cacar monyet menular? Penularan penyakit ini bisa terjadi melalui hewan dan manusia. Selain itu, cacar monyet juga bisa menular melalui paparan hewan lain, seperti tikus hingga tupai yang terinfeksi virus.
Saat ditanya apakah penyakit ini bisa menjadi pandemi global, pakar cacar monyet WHO Rosamund Lewis mengatakan dalam jumpa pers, "kami tidak tahu. Tapi menurut kami tidak akan. Saat ini kita tidak khawatir akan terjadi pandemi global."
Menurut dia, perlu segera diambil langkah untuk mencegah penyebaran virus ini lebih luas.
"Masih memungkinkan untuk menghentikan wabah ini sebelum dia membesar," kata dia dalam sebuah forum daring, seperti dilansir MSN mengutip AFP, Selasa (31/5).
"Menurut saya, kita tidak perlu ramai-ramai merasa takut."
Cacar monyet masih berhubungan dengan cacar air yang dahulu membunuh jutan orang di seluruh dunia setiap tahun sebelum akhirnya bisa dibasmi pada 1980.
Namun cacar monyet jauh lebih tidak parah dan mereka yang terkena bisa sembuh dalam tiga hingga empat pekan.
Gejala awal dari penyakit ini yaitu demam tinggi, muncul ruam di kulit yang menggembung seperti campak.
Para ahli kini sedang menyelidiki mengapa virus ini tiba-tba bisa menyebar di negara yang sebelumnya tidak pernah mengalami dan menulari anak muda.
Salah satu teorinya adalah virus ini menyebar lebih mudah di antara orang yang berusia di bawah 45 tahun yang belum mendapat vaksin cacar air.
Vaksin untuk cacar air juga diketahui 85 persen efektif dalam mencegah cacar monyet, tapi kini pasokannya sedikit.
Para ahli khawatir cacar air bisa mengambil kesempatan adanya kesenjangan imunitas global dalam hal vaksin cacar air ini.
"Kami khawatir penyakit ini akan menggantikan cacar air dan kami tidak mau itu terjadi," kata Lewis yang juga mengepalai sekretariat cacar air WHO.
Dia juga menekankan perlunya meningkatkan kewaspadaan di antara mereka yang rentan, segera mendeteksi kasus, mengisolasi mereka yang tertular dan melakukan pelacakan kontak.
"Jika kita bertindak cepat dan kita bekerja bersama, kita bisa menghentikan ini sebelum penyakit ini menulari orang yang rentan," kata dia.
Sejauh ini banyak kasus ditemukan pada kaum pria yang berhubungan seks dengan pria.
Ahli menegaskan tidak ada bukti cacar monyet ditularkan lewat hubungan seks namun sejauh ini banyak kejadian yang mengaitkannya dengan acara-acara komunitas LGBT yang digelar dengan kerumunan orang jarak dekat.
"Ini bukan penyakit kaum gay," kata Andy Seale dari WHO. Dia mengatakan virus ini bisa menular dari kelompok masyarakat mana pun yang berada dalam kerumunan dan terjadi sentuhan antarkulit.
Sylvie Briand kepala persiapan dan pencegahan pandemi dan epidemi WHO mengakui penularan lewat pernapasan juga terjadi pada penyakit ini.
Namun dia mengatakan belum diketahui jelas apakah penularannya melalui "percikan (droplet) atau udara".
"Masih banyak yang tidak diketahui," kata dia dalam jumpa pers kemarin.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
WHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaWHO kemarin mengumumkan wabah mpox atau cacar monyet kini dalam status darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaWHO menaikkan status Mpox menjadi darurat kesehatan pada 14 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaTerdapat tiga kasus cacar monyet di DKI Jakarta, kasus pertama ditemukan Agustus 2022 lalu.
Baca SelengkapnyaSeluruh pasien merupakan laki-laki berusia 23-50 tahun. Semuanya tertular melalui kontak seksual.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaMonkeypox atau cacar monyet dapat menyebabkan bermacam-macam komplikasi
Baca SelengkapnyaPemerintah telah menyediakan vaksin dan obat cacar monyet dengan cukup untuk mengatasi penyakit tersebut.
Baca Selengkapnya