Ini jalur bebas perompak pengiriman batu bara Indonesia-Filipina
Merdeka.com - Kembali Indonesia dikejutkan dengan disanderanya tujuh anak buah kapal Charles 001 milik perusahaan Rusianto Bersaudara di perairan selatan Filipina. Kapal yang membawa batubara tersebut sedang berlayar kembali ke Indonesia dari Cagayan, Mindanao, Filipina.
Penculikan ini tentunya membuat Indonesia kembali 'kecolongan'. Bagaimana tidak? Penyanderaan ABK Indonesia oleh kelompok bersenjata ini merupakan yang ketiga kalinya dalam kurun waktu empat bulan terakhir.
Namun kali ini, penyanderaan terjadi karena ulah perusahaan yang tiba-tiba saja lewat 'jalur tengkorak', padahal pihak perusahaan telah menandatangani surat pernyataan bahwa tidak akan melewati jalur selatan Filipina. Pemerintah sendiri, melalui Kementerian Perhubungan telah meminta kapal-kapal yang mengirimkan batu bara agar tidak melewati wilayah itu, dengan moratorium.
-
Siapa yang terlibat di SAJAKA? Program SAJAKA mengedepankan kolaborasi lintas sektoral yang melibatkan masyarakat, tenaga kesehatan, serta pihak swasta seperti Pfizer Indonesia.
-
Dimana Teluk Jantang berada? Pesona Teluk Jantang berada di sebelah barat Aceh tepatnya di Desa Jantang, Meunasah Krueng Kala Pasie Blang Raya, Kecamatan Lhoong, Kabupaten Aceh Besar.
-
Di mana operasi Sabang Merauke berlangsung? Pada 15 Maret 1958 situasi ibukota Provinsi Sumatera Utara dalam keadaan tidak stabil. Banyak prajurit bersenjata lengkap tersebar di sudut-sudut Kota Medan.
-
Dimana TNI-Polri melakukan patroli? 'Patroli ini kami lakukan agar personel TNI-Polri dapat menyampaikan woro-woro terkait kamtibmas secara door to door dengan menyambangi rumah warga, sekaligus membagikan sedikit bantuan sembako,'
-
Dimana wilayah tugas pantarlih? Calon Pantarlih juga harus berdomisili di wilayah kerja Pantarlih.
-
Dimana Waduk Jatigede berada? Waduk Jatigede yang berlokasi di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tengah surut akibat kemarau panjang.
Dari Kementerian perhubungan sendiri, disebutkan kapal-kapal berbendera Indonesia dilarang lewat jalur selatan FIlipina. Untuk mengirimkan batu bara, jalur yang ditempuh selama moratorium berlangsung adalah lewat utara, yakni Laut China Selatan.
Sayangnya, moratorium ini tidak diindahkan perusahaan demi bisnis belaka.
Demi menyelesaikan masalah ini, Menteri Luar Negeri Retno L. P. Marsudi bertolak ke Filipina beberapa hari lalu. Sekalian berkenalan dengan Menlu Filipina yang baru dilantik, Perfecto Yasay Jr, Menlu Retno membahas masalah pembebasan sandera asal Indonesia.
Disamping itu, mantan Dubes RI untuk Belanda ini juga menyepakati penguatan kerja sama dan keamanan di Laut Sulu dengan mempercepat penerapan Sea Lane Corridor. Kebijakan tersebut sebelumnya telah dibahas oleh menlu dan menteri pertahanan ketiga negara terkait, yaitu Indonesia, Malaysia dan Filipina.
Yang jadi pertanyaan, apa itu Sea Lane Corridor?
Menjawab pertanyaan ini, juru bicara Kemlu Indonesia Arrmanatha Nasir menjelaskan Sea Lane Corridor merupakan jalur pelayaran aman dan dapat dilintasi kapal-kapal perdagangan. Jalur tersebut terbentang sepanjang Laut Sulawesi hingga perairan selatan Filipina.
"Dalam konteks seperti ini, ada satu jalur yang akan dijaga, yaitu antara Laut Sulawesi dan Filipina bagian selatan. Di jalur ini, kapal yang bergerak di bidang perdagangan bisa melewati jalur tersebut," ujar pria akrab disapa Tata kepada merdeka.com, Sabtu (3/7).
Tata menuturkan, Sea Lane Corridor ini akan terus dijaga, dipatroli, sehingga bisa terdeteksi apabila ada kapal yang mau merampok.
Kapal-kapal perdagangan, lanjut Tata, diwajibkan melewati jalur tersebut.
"Iya. (Kapal) diwajibkan lewat situ, jadi bisa terpantau dan akan cenderung lebih aman," sambungnya.
Pembentukan Sea Lane Corridor ini tentunya mempertimbangkan beberapa aspek, seperti jarak dan keamanan.
"Pasti ada pemotongan jalur supaya lebih hemat. Tentunya pembentukan jalur ini mempertimbangkan beberapa aspek dari segi jarak dan keamanan. Ini jalur yang paling gampang dipantau karena akses kapal untuk lewat sangat gampang," ucapnya.
Kepala Biro Administrasi Menteri (BAM) Kemlu ini juga menegaskan, akan ada patroli dari tiga negara yang melakukan trilateral di Yogyakarta di jalur tersebut, sehingga dapat dikatakan jalur yang aman.
"Jadi nanti ada patroli dari Malaysia, Indonesia dan Filipina yang selalu berpatroli, sehingga jadi lebih aman kalau kapal-kapal kargo yang pulang-pergi, nanti gampang dimonitor," imbuhnya.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selat Malaka jadi salah satu perairan penting yang perdagangan Indonesia dan Malaysia. Jalur ini tidak jarang digunakan praktik ilegal.
Baca SelengkapnyaBakamla berhasil mengamankan tiga kapal bermuatan Nikel Ore Ilegal
Baca SelengkapnyaPuluhan kilogram sabu dan ribuan butir ekstasi berhasil diamankan petugas gabungan
Baca SelengkapnyaKapal Landing Dock Philippines mengakomodasi kebutuhan Departemen Pertahanan Nasional Filipina.
Baca SelengkapnyaBea Cukai dan Badan Narkotika Nasional (BNN) memperkuat kerjasama dalam upaya pemberantasan narkoba
Baca SelengkapnyaKabupaten Trenggalek memiliki sejumlah pulau, dua di antaranya merupakan pulau terluar Indonesia. Begini potretnya.
Baca SelengkapnyaBerseragam lengkap dan menenteng senjata, prajurit sikap memeriksa setiap kendaraan yang melintas jalan Trans Papua,
Baca SelengkapnyaFreddy Pratama hingga kini masih diburu pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaPara bajak laut menempati kedudukan penting dalam kegiatan penyelundupan perdagangan gelap.
Baca SelengkapnyaPenyelundupan narkoba tersebut masuk melalui jalur laut Aceh
Baca SelengkapnyaYonif 8 Marinir, pasukan benteng terkuat di sisi Barat wilayah NKRI.
Baca SelengkapnyaKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Baca Selengkapnya