Ini Jawaban CEO Google Soal Mengapa Ketik Kata 'Idiot' yang Muncul Foto Donald Trump
Merdeka.com - Coba ketik kata 'idiot' di mesin pencari Google dan hasilnya akan muncul sejumlah foto Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Setidaknya itulah yang terjadi sejak musim panas tahun ini.
CEO Google Sundar Pichai hari ini menjelaskan soal itu di hadapan Kongres AS dalam suatu sesi dengar pendapat.
Pichai membantah tudingan anggota parlemen dari Partai Demokrat Zoe Lofgren yang menyebut Google punya orang yang mengatur hasil pencarian hingga memunculkan foto Trump ketika kata 'idiot' diketik.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa hacker yang mengincar HP Donald Trump? Menurut laporan, hacker asal China sedang melancarkan serangan terhadap jaringan telekomunikasi di Amerika Serikat, dengan fokus pada ponsel calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, serta Senator JD Vance.
-
Siapa yang dituduh bodoh dalam hoaks tersebut? Judul berita itu mencatut situs berita Liputan6.com, berjudul; 'Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Databesa Negaranya dihacker tidak tau, karena terlalu sibuk ngurus Palestina.'
-
Kenapa hacker China incar HP Donald Trump? Menurut laporan, hacker asal China sedang melancarkan serangan terhadap jaringan telekomunikasi di Amerika Serikat, dengan fokus pada ponsel calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, serta Senator JD Vance.
"Kalau kita ketik kata 'idiot' di bawah kolom gambar, muncul foto Donald Trump. Kok bisa begitu? Bagaimana sebenarnya cara kerja mesin pencari hingga memunculkan hasil itu?" tanya anggota kongres dari Partai Demokrat Zoe Lofgren.
Pichai menuturkan perusahaannya tidak campur tangan secara manual soal hasil pencarian di Google.
"Kami menyajikan hasil pencarian dari kapan saja orang mengetikkan kata kunci. Sebagai Google, kami sudah menyimpan miliaran data di setiap laman di dalam indeks dan mencarikan hasil yang cocok dari kata kunci yang terdapat di sekian halaman dan mengurutkannya berdasarkan 200 variabel," jelas Picahai, seperti dilansir laman the Huffington Post, Rabu (12/12).
Anggota kongres dari Partai Republik Lamar Smith bertanya kepada Pichai, apakah dia menyuruh pegawainya untuk memanipulasi hasil pencarian.
Pichai menuturkan hasil pencarian itu berdasarkan algoritma yang sangat tidak mungkin pegawai di Google menentukannya sendiri secara manual.
"Hal-hal seperti keterhubungan, kebaruan, popularitas, dan bagaimana orang memakai kata itu. Dan berdasarkan waktu tertentu kami berusaha menampilkan hasil terbaik dari pencarian itu," kata dia.
Ketika anggota kongres bernama Steve Chabot dari Partai Republik menanyakan soal mengapa ketika dia mencari informasi soal layanan asuransi kesehatan atau pemotongan pajak di halaman pertama yang banyak muncul adalah artikel bernada negatif.
"Saya paham bagaimana frustrasinya membaca berita negatif. Yang terpenting di sini adalah kami menggunakan metodologi yang valid untuk menggambarkan satu topik tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dan kami melakukan itu seobjektif mungkin dengan sejumlah tolak ukur."
"Bagi kami hal yang penting adalah bagaimana menggambarkan apa yang terjadi di luar sana dengan cara yang paling objektif. Saya bisa pastikan, kami melakukannya tanpa sentimen ideologi politik apa pun. Di dalam algoritma kami tidak unsur sentimen politik."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Benarkan Menteri AS sebut Kemenkominfo bodoh usai data nasional dihack? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaMantan pegawai Google menyatakan bahwa kekalahan Google dalam persaingan AI bukan disebabkan oleh kebijakan WFH, melainkan oleh birokrasi hambat inovasi.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan lengkap mengenai teknologi DeepFake AI yang sedang viral.
Baca SelengkapnyaTikToker Galih terancam penjara maksimal enam tahun.
Baca SelengkapnyaKonten pro Palestina tersebut diunggah di akun Facebook pejabat bersangkutan.
Baca SelengkapnyaAkun Galihoss3 saat ini hanya dapat diakses polisi untuk proses penyelidikan.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaMomen badan intelijen Israel, Shin Bet, jadi bahan tertawaan di acara talkshow Mesir.
Baca SelengkapnyaBenarkah Iwan Fals nyanyi soal korupsi Rp271 triliun? Simak faktanya
Baca SelengkapnyaGalih Loss diduga menistakan agama Islam melalui kontennya di media sosial.
Baca SelengkapnyaGalih membuat konten tebak nama hewan yang bisa mengaji
Baca Selengkapnya