Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini Penyebab Terjadinya Lonjakan Covid di Negara-Negara yang Warganya Sudah Divaksin

Ini Penyebab Terjadinya Lonjakan Covid di Negara-Negara yang Warganya Sudah Divaksin Aksi unjuk rasa tolak perpanjangan lockdown di Australia. ©AAP Image/Daniel Pockett via REUTERS

Merdeka.com - Mengapa begitu banyak orang yang telah divaksinasi terinfeksi Covid-19 belakangan ini?

Di sejumlah negara, kasus Covid-19 mengalami lonjakan parah. Lockdown kembali diberlakukan, termasuk berbagai pembatasan.

Sejumlah faktor berperan, mulai dari kemunculan virus corona varian Omicron yang sangat menular. Omicron lebih mungkin menginfeksi orang, bahkan walaupun varian ini tidak membuat orang mengalami sakit parah, dan lonjakan varian ini bertepatan dengan musim liburan di berbagai tempat di dunia.

Orang-orang mungkin keliru berpikir bahwa vaksin Covid akan benar-benar mencegah infeksi, tapi vaksin utamanya dirancang untuk mencegah penyakit parah. Hal ini disampaikan peneliti virus dari Universitas Minnesota, Louis Mansky, dikutip dari Al Arabiya, Rabu (5/1).

Dan vaksin masih melakukan fungsinya itu di garda terdepan, khususnya untuk orang-orang yang telah mendapat suntikan booster atau penguat.

Dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna atau dosis tunggal vaksin Johnson & Johnson masih memberikan perlindungan kuat terhadap penyakit parah yang disebabkan Omicron. Walaupun dosis awal tidak begitu baik dalam mencegah infeksi Omicron, suntikan booster - khususnya vaksin Pfizer dan Moderna, mendorong tingkat antibodi untuk membantu menghalangi infeksi.

Omicron tampaknya bereplikasi atau berkembang biak jauh lebih efisien dibandingkan varian virus corona sebelumnya. Dan jika menginfeksi orang-orang yang beban virusnya tinggi, ada kemungkinan besar mereka akan menularinya ke orang lain, khususnya kepada mereka yang tidak divaksinasi.

Orang yang telah divaksinasi yang terinfeksi virus Omicron lebih mungkin mengalami gejala ringan, jika ada, karena suntikan memicu beberapa pertahanan dalam sistem kekebalan Anda, sehingga jauh lebih sulit bagi Omicron untuk melewati semuanya.

Saran untuk tetap menjaga kesehatan tidak berubah. Dokter menyarankan agar kita memakai masker di dalam ruangan atau ruang tertutup, menghindari kerumunan, dan segera divaksinasi maupun booster.

Bahkan walaupun suntikan vaksin tidak selalu mencegah Anda tertular virus, vaksin membuat Anda jauh lebih mungkin untuk tetao hidup dan jauh dari rumah sakit.

Kabar gembira

Namun, Omicron juga membawa kabar yang sedikit menggembirakan. Ketika jumlah kasus melonjak mencapai rekor tertinggi, jumlah kasus parah dan rawat inap tidak terjadi lonjakan. Data tersebut, menurut beberapa ilmuwan, menandakan babak baru pandemi yang tidak terlalu mengkhawatirkan.

"Kita sekarang berada dalam fase yang sama sekali berbeda," kata ahli imunologi Universitas California di San Francisco (UCSF), Profesor Monica Gandhi.

"Virus ini akan selalu bersama kita, tetapi harapan saya adalah varian ini menyebabkan begitu banyak kekebalan sehingga akan memadamkan pandemi," lanjutnya, dikutip dari The Straits Times, Selasa (4/1).

Varian Omicron ditemukan di Afrika Selatan lebih dari sebulan yang lalu, dan para ahli memperingatkan masih ada banyak waktu untuk mengubah situasi. Tetapi data dari pekan lalu menunjukkan kombinasi kekebalan yang meluas dan banyak mutasi telah menghasilkan virus yang menyebabkan penyakit yang jauh lebih ringan daripada varian sebelumnya.

Satu penelitian dari Afrika Selatan menemukan pasien yang dibawa ke rumah sakit selama gelombang keempat wabah yang didominasi varian Omicron, 73 persen lebih kecil kemungkinannya mengalami penyakit parah daripada pasien yang dirawat selama gelombang ketiga yang didominasi Delta.

"Datanya cukup solid sekarang karena rawat inap dan kasus dipisahkan,” kata ahli imunologi Universitas Cape Town, Profesor Wendy Burgers.

Prof Gandhi dari UCSF mengatakan, walaupun jumlah kasus mungkin mencapai rekor, dia berharap kombinasi penularan tinggi dan infeksi ringan Omicron mungkin menandakan awal berakhirnya pandemi.

Dia menunjuk ke penelitian lain minggu lalu dari Hong Kong yang menunjukkan pasien yang divaksinasi yang terinfeksi Omicron menghasilkan respons kekebalan yang kuat terhadap versi virus lainnya juga. Ini, katanya, mungkin menjelaskan mengapa jumlah kasus memuncak dengan cepat di Afrika Selatan.

"Saya berharap varian ini menciptakan kekebalan yang mendalam pada populasi," katanya.

"Mudah-mudahan ini akan mengakhiri pandemi."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta
Ada Faktor Pancaroba, Ini 3 Penyebab Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat
Kasus Covid-19 Naik Lagi, Pakar Minta Pemerintah Cek Antibodi Masyarakat

Tjandra Yoga Aditama mengatakan, tren peningkatan laju kasus Covid-19 di Indonesia dan sejumlah negara lain masih perlu diwaspadai.

Baca Selengkapnya
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih
FOTO: Covid-19 Melonjak Lagi, Kasus Aktif di RI Kini Tembus 6.000 Lebih

Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024

Adapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri

Kasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223
Kasus Aktif Covid-19 di Indonesia Tembus 6.223

Kemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya