Ini pesan terakhir jurnalis AS sebelum digorok ISIS
Merdeka.com - Video eksekusi seorang wartawan foto lepas (freelance fotografer) asal Amerika Serikat (AS) bernama James Wright Foley (40) diunggah oleh pihak militan ISIS ke internet. Dalam video itu, Foley yang diketahui telah hilang sejak November 2012, digorok hingga tewas oleh seorang algojo ISIS dengan menggunakan belati di tengah gurun pasir.
Aksi tersebut merupakan balasan atas serangan militer AS terhadap ISIS. Dalam video berjudul 'Pesan untuk Amerika' Foley berlutut dengan menggunakan pakaian serba oranye dengan tangan terikat ke belakang. Di sampingnya berdiri seorang anggota ISIS yang bertugas sebagai eksekutor. Pria itu mengenakan pakaian dan topeng serba hitam dengan memegang sebilah belati di tangan kanannya.
Foley sempat berbicara dan mengutarakan pesan terakhir sebelum akhirnya dieksekusi oleh sang algojo. Foley yang berada di bawah tekanan menyalahkan AS atas kematiannya. Hal itu terkait serangan yang dilancarkan AS terhadap ISIS beberapa waktu lalu di Irak.
-
Siapa yang dibunuh secara sadis? Hasil analisis menunjukkan, kedua mumi laki-laki ini mengalami kematian di tempat akibat tindakan kekerasan yang disengaja.
-
Siapa yang tewas akibat penganiayaan di Sukolilo? Kapolda tidak ingin perilaku main hakim sendiri seperti tragedi bos rental mobil inisial BH asal Jakarta yang tewas terulang kembali.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa yang melakukan penusukan? Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban yang berusia 8 tahun itu mengalami kebutaan pernanen pada mata sebelah kanannya. Kejadian itu sendiri, terjadi pada 7 Agustus lalu.
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Bagaimana korban dibunuh? 'Dengan adanya perkataan dari korban tersebut maka pelaku menjadi sakit hati dan sangat kesal sehingga secara spontan pelaku membunuh korban dengan cara mencekik dan menjerat leher korban dengan tali sepatu sehingga korban meninggal dunia,' jelas Wira.
"Saya meminta teman-teman keluarga dan orang-orang terkasih untuk bangkit melawan pembunuh yang sebenarnya, pemerintah AS. Untuk apa yang akan terjadi pada saya adalah hanya akibat dari kriminalitas mereka," kata Foley dalam video seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (20/8).
"Pesan saya kepada orang tua saya tercinta: selamatkan martabat saya jangan menerima santunan atas kematian saya dari yang sama saja memukul paku terakhir di peti mati saya dengan kampanye serangan udara baru-baru ini di Irak," katanya.
Foley juga berpesan kepada John, saudaranya yang menjadi tentara di Angkatan Udara AS untuk berpikir ulang atas pekerjaannya.
"Saya meminta saudara saya John, anggota Angkatan Udara AS, berpikir tentang apa yang Anda lakukan, pikirkan tentang kehidupan yang Anda hancurkan termasuk dari keluarga Anda sendiri."
"Saya meminta Anda John, berpikir tentang siapa yang membuat keputusan untuk mengebom Irak baru-baru ini dan membunuh orang-orang."
"Pikirkan John, siapa yang sesungguhnya mereka bunuh? Apakah mereka berpikir tentang saya, keluargamu, ketika mereka membuat keputusan itu? (menyerang ISIS)."
"Aku meninggal hari itu John, ketika rekan-rekan mu menjatuhkan bom pada orang-orang, mereka telah menandatangani sertifikat kematian saya."
"Aku berharap aku punya lebih banyak waktu, saya berharap saya punya harapan untuk bebas dan melihat keluarga saya sekali lagi. Saya berharap saya bukan orang Amerika," kata Foley dalam video sebelum kematiannya.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Al Jazeera menyampaikan kedua jurnalisnya reporter dan juru kamera dibunuh di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaIsrael menembakkan artileri ke rombongan jurnalis yang meliput di Libanon selatan, menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaDia sudah menerima pesan ancaman dari Israel lewat ponselnya pada Mei lalu.
Baca SelengkapnyaJurnalis Bernama Faisal Assegaf itu ditangkap pada 24 September 2024 lalu karena disangka mata-mata Israel oleh anggota Hizbullah.
Baca SelengkapnyaPara pengkhianat itu memberi informasi pada Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan intelijen Israel tentang orang-orang yang dicari mereka.
Baca SelengkapnyaMomen pemakaman diselimuti isak tangis keluarga dan kerabat saat mengantarkan jenazah Samer Abu Daqqa.
Baca SelengkapnyaEksekusi dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel membunuh komandan Garda Revolusi Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaGuerrero dianggap sebagai salah satu negara bagian di Meksiko yang dianggap paling berbahaya di dunia bagi anggota pers.
Baca SelengkapnyaIran menembakkan rudal ke Israel pada 1 Oktober lalu, dalam Operasi Janji Sejati 2.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Ungkap Militer Israel Perbolehkan Tentaranya Bunuh Jurnalis di Gaza
Baca SelengkapnyaIni adalah aksi bakar diri kedua di AS sebagai protes terhadap perang Israel di Gaza.
Baca Selengkapnya