Ini sederet alasan tentara Turki ingin mengkudeta Erdogan
Merdeka.com - Sejak peristiwa kudeta militer Jumat lalu terjadi di Turki, warga dunia hingga kini masih bertanya-tanya, apa yang menjadi penyebab sebuah faksi di tubuh militer Turki ingin mengambil alih kekuasaan dari tangan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Sejauh ini, penyebab atau motif kudeta belum dipaparkan dengan jelas dan gamblang. Namun tentu kudeta militer itu tidak muncul begitu saja. Ada alasan di balik kudeta militer yang berakhir gagal itu.
Sejak 1960 sudah terjadi lima kali percobaan kudeta di Turki. Empat di antaranya tentara berhasil memaksa mengganti rezim yang ada. Baru di era Presiden Erdogan ini yang gagal. Ini artinya sudah berpuluh tahun terjadi gejolak ketidakpuasan di tengah rakyat Turki dan hal itu jelas mempengaruhi kondisi demokrasi.
-
Siapa Polwan yang meraih prestasi di Turki? Sosok Briptu Tiara Nissa menjadi salah satu dari 5 lulusan terbaik pendidikan S2 nontesis di Turki.
-
Siapa yang dituduh melakukan kudeta? Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sarah Netanyahu menuduh para panglima militer Israel berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya, berdasarkan bocoran rekaman audio yang diperoleh media Israel, Haaretz.
-
Apa saja 4 partai pemenang pemilu 1955? 4 partai pemenang pemilu 1955 adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), Masyumi, Nahdlatul Ulama (NU), dan Partai Komunis Indonesia (PKI).
-
Apa yang dilakukan tentara Turki di Israel? Stasiun televisi Aljazeera berbahasa Arab melaporkan ada sekitar 10.000 tentara Turki di Israel.
-
Apa yang dilakukan 4 Bintara? Empat Bintara muda itu baru saja dilantik menjadi polisi kendati tak disaksikan kedua orangtua.
-
Siapa yang memimpin kudeta yang menjatuhkan rezim Antonescu? Raja Michael I dari Rumania memimpin kudeta yang menjatuhkan rezim Antonescu (Agustus 1944) dan menempatkan Rumania di pihak Sekutu untuk sisa perang (Antonescu dieksekusi pada Juni 1946).
Sosok Erdogan yang sebelumnya menjabat perdana menteri tak bisa dilepaskan dari organisasi Ikhwanul Muslimin yang awal mulanya lahir di Mesir. Meski tidak persis sama dengan pandangan politik Ikhwanul Muslimin, rezim Erdogan juga dikenal tidak menyukai kebebasan pers, hak individu, serta pemisahan antara agama dan negara. Dengan bahasa sederhana, Erdogan bisa disebut cenderung otoriter atau diktator.
Pandangan Erdogan jelas berseberangan dengan visi Kemal Ataturk, pendiri negara Turki, yang lebih menjunjung tinggi negara sekularisme demokratis serta melindungi hak kebebasan individu, kebebasan berpendapat.
Selain itu, setiap rezim yang berkuasa tidak bisa lepas dari isu korupsi. Demikian juga dengan pemerintahan Erdogan. Selain soal perebutan kekuasaan dan pengaruh di kalangan elit, sederet faktor itulah yang diduga kuat menjadi penyebab atau akumulasi kekecewaan di tubuh faksi militer sehingga menerbitkan rencana kudeta.
Berikut rangkuman berita yang menunjukkan mengapa sebagian rakyat Turki dan faksi di tubuh militer ingin menggulingkan pemerintahan Erdogan:
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaPresiden Soeharto menegaskan pergerakan yang ingin menjatuhkan dirinya dari kursi Presiden dipimpin oleh tokoh bernama Sawito.
Baca SelengkapnyaIstilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
Baca SelengkapnyaPartai Beringin tua kembali panas. Kini, giliran Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari kursi ketua umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaMeski singkat, ternyata negara Lithuania juga pernah jatuh ke dalam cengkraman rezim komunis.
Baca SelengkapnyaSejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.
Baca SelengkapnyaSosok eks Wakapolri ini mencuri perhatian netizen. Sebab, wajah sang jenderal dinilai mirip dengan Erdogan.
Baca SelengkapnyaSoekarno yang mendengar isu Dewan Jenderal ini lantas berniat untuk menghadirkan para jenderal ke Istana.
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaIni Daftar Upaya Pembunuhan terhadap Presiden dan Kandidat Presiden AS, Ada yang Dilempar Granat dari Jarak Dekat
Baca Selengkapnya