Insiden pembakaran pesantren ungkap Malaysia darurat ganja
Merdeka.com - Anggota Parlemen Malaysia untuk wilayah Segambut, Lim Lip Eng, meminta agar pemerintah jangan dulu bernapas lega setelah melakukan penangkapan terhadap tujuh remaja pelaku pembakaran pondok pesantren Darul Quran Ittifaqiyah yang menewaskan 23 orang, Kamis lalu.
Pasalnya, dari hasil tes urin terhadap tujuh remaja itu, enam di antaranya terbukti mengonsumsi ganja.
Lim menilai dengan didapatkannya bukti tersebut, maka pemerintah harus mencari cara guna mengatasi momok penggunaan narkoba di kalangan pemuda, khususnya pelajar. Dia juga mendesak pemerintah menyelidiki pemasok barang haram yang diperoleh para siswa itu.
-
Siapa pelaku pembakaran di Tanjung Priok? Pengungkapan kasus ini bermula dari peristiwa kebakaran Seorang paman bernama DZ (53), tega menghabisi nyawa remaja perempuan berinisial AZH (15) yang juga merupakan keponakannya di Jalan Sunter Permai Raya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
-
Di mana teror pembakaran terjadi? Pelaku pembakaran misterius di Kampung Tipar, RT 02, RW 06, Kelurahan Mekarsari Kecamatan Cimanggis, Depok mulai terungkap.
-
Siapa korban kebakaran? Atas kejadian itu, mengakibatkan satu orang meninggal dunia atas nama Cornelius Agung Dewabrata (59).
-
Mengapa Ra Lilur membakar pesantrennya? Puluhan tahun lalu, Ra Lilur sengaja membakar Pesantren Syaikhona Kholil Demangan yang diasuh oleh kakaknya, Kiai Abdullah Schall. Konon itu adalah isyarat bahwa kelak pesantren akan maju pesat dan memiliki bangunan megah setinggi asap api waktu itu.
-
Kenapa pondok dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
"Alih-alih mengumumkan kasus pembunuhan itu secara besar-besaran, polisi seharusnya melakukan tindakan keras terhadap sumber yang memberikan barang haram kepada anak-anak ini. Apakah ganja begitu mudah didapat di jalanan sehingga anak-anak kita bisa membelinya?" katanya, seperti dilansir dari laman Free Malaysia Today, Minggu (17/9).
"Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu siapa yang menjual ganja kepada anak-anak yang dicurigai pembunuh itu serta apakah penjual obat-obatan ini bisa dikenai tuduhan sebagai kaki tangan penyebab kebakaran yang menewaskan 23 orang," tambahnya.
Kepala polisi Kuala Lumpur membongkar motif tujuh remaja itu melakukan aksi pembakaran. Diduga kuat, insiden itu dilakukan atas dasar balas dendam karena tidak terima dihina oleh murid lainnya.
"Di bawah pengaruh obat-obatan terlarang, mereka bisa membakar teman sebayanya sampai mati karena main ejek-ejekkan," Lim menyayangkan.
Lim memaparkan meskipun Malaysia memiliki hukum paling berat di dunia atas pelanggaran narkoba, namun para remaja yang terlibat bisa dengan mudah mendapat keringanan karena masih di bawah umur. Oleh karena itu, menurut Lim pemerintah harus memprioritaskan pencarian terhadap penjual narkoba ini.
"Jika anak-anak saja bisa dengan mudah membeli ganja, saya bergidik membayangkan betapa mudahnya orang dewasa mendapat obat terlarang itu di negara kita," paparnya.
Selain itu, kata Lim, pemerintah juga harus menyelidiki dari mana para pelajar ini mendapatkan uang agar bisa membeli ganja. Sebab, jika mereka terpaksa bekerja hanya untuk mendapat uang tambahan agar bisa memenuhi kecanduan mereka terhadap narkoba, maka hal itu bisa menjadi masalah baru.
"Siapa yang memberi mereka uang untuk membeli barang itu? Apa yang harus mereka lakukan agar mendapat imbalan uang untuk beli narkoba. Pihak berwenang seharusnya lebih waspada untuk melakukan pemberantasan narkoba di lingkungan sekolah," pungkasnya. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pelaku itu diduga disebabkan emosi dan tidak terima ditegur pengurus pesantren karena merokok saat jam puasa.
Baca SelengkapnyaKebakaran Pondok Pesantren (ponpes) Al Wasilah Lemo, Polewali Mandar, merenggut korban jiwa. Dua santri meninggal dunia akibat mengalami luka bakar parah.
Baca SelengkapnyaKebakaran di sekitar pesantren diperkirakan 20 hektare bahkan hampir menjalar ke gedung untuk bisa dipadamkan.
Baca SelengkapnyaBS pun dijerat pasal 187 KUHP tentang tindakan dengan sengaja menimbulkan kebakaran, ledakan
Baca SelengkapnyaSantri-santri ini mengalami luka bakar dan sobek karena ledakan petasan.
Baca SelengkapnyaSeorang santri diduga nekat membakar pondok pesantren di Desa Dayun, Kabupaten Siak, Rabu (18/2), sehingga dua orang rekannya meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAnggota tim Hotman 911 Thomas mengatakan tim Hotman 911 segera mendalami perkara tersebut setelah orangtua korban meminta bantuan mengawal kasus ini.
Baca Selengkapnyaserangkaian pemeriksaan yang dilakukan terhadap pelaku, saksi dan ahli, E merupakan pelaku tunggal melakukan perbuatan itu.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia karena tersengat aliran listrik.
Baca SelengkapnyaAksi penganiayaan berujung penusukan tersebut diketahui terjadi saat kedua santri berinisial SF, 19, warga Rembang
Baca SelengkapnyaIa menjelaskan pelaku utama dalam peristiwa pembacokan tersebut dijerat dengan Pasal 338.
Baca SelengkapnyaTim Presisi Polres Metro Bekasi Kota melakukan patroli untuk mencegah tawuran ke gubuk warung di Jalan Cipendawa yang menjadi tempat kumpul para remaja tersebut
Baca Selengkapnya