Inspirasi Pembantaian di Masjid Itu Datang dari Prancis
Merdeka.com - Sewaktu kaum nasionalis kulit putih berkumpul di Charlottesville, Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat pada Agustus 2017 mereka menyanyikan yel-yel "mereka tidak akan menggantikan kita" dan "kaum Yahudi tidak akan menggantikan kita." Namun hanya sedikit di antara orang ekstremis saat itu paham dari mana slogan yang mereka nyanyikan itu berasal.
Sebaliknya, Brenton Tarrant, pemuda 28 tahun asal Australia yang membantai 50 orang jemaah di dua masjid dan melukai puluhan lainnya di Christchurch, Selandia Baru, Jumat lalu dengan terang-terangan mengungkap dari mana inspirasi dia melakukan aksi keji itu.
Dalam manifesto sepanjang 74 halaman yang dia unggah sebelum pembantaian, dia memuji pembunuh massal asal Norwegia, Anders Behring Breivik, mengaku mengagumi pemimpin fasis Inggris Oswald Mosley. Tapi yang paling mempengaruhi pemikiran jahat Tarrant rupanya datang dari Prancis.
-
Siapa yang terbunuh dan menyebabkan dendam Belanda? Terbunuhnya Kapten François Tack, seorang perwira VOC di Kartasura oleh Untung Suropati membuat kolonial Belanda meradang.
-
Siapa yang memimpin Pembantaian Westerling? Pembantaian Westerling adalah sebuah peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil yang berlangsung di Sulawesi Selatan oleh pasukan Depot Speciale Troepen yang dipimpin oleh Pierre Paul Westerling.
-
Siapa yang memimpin serangan ke markas Belanda? Dengan segala persiapan dan menyusun rencana untuk menyerang Belanda, akhirnya Siti Manggopoh bersama pasukannya mulai menyerang malam hari pada Kamis 15 Juni 1908. Tak tanggung-tanggung, Siti bersama pasukan langsung menyerang markas Belanda.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang mengkritik tindakan Belanda? Kemudian, ia juga mengkritik tindakan Belanda yang menerapkan kerja rodi kepada orang-orang Batak.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
Tarrant menulis dia pernah memperhatikan para 'penyerbu' di sebuah pusat perbelanjaan ketika mengunjungi sebuah kota di sebelah timur Prancis. 'Penyerbu' yang dia maksud itu adalah para imigran di Prancis. Pada saat itulah dia membulatkan bertekad melakukan aksi kekerasan. Manifesto yang ditulis Tarrant ternyata terinspirasi dari buku penulis anti-imigran asal Prancis, Renaud Camus, yaitu Le Grand Remplacement atau Penggantian Agung. Istilah itu bahkan sudah menggema dalam perdebatan soal imigran di Eropa dan menjadi kata-kata favorit aktivis ekstrem kanan yang menyebut diri mereka 'kaum identitas'.
"Saya merasakan emosi saya berganti-ganti dari marah dan putus asa yang mencekik lantaran penghinaan akibat penyerbuan di Prancis, pesimisme warganya, dan hilangnya budaya serta identitas, serta lelucon solusi politik yang ditawarkan," tulis dia, seperti dilansir laman Foreign Policy, Sabtu (16/3).
Meski Tarrant tampaknya sangat memuji Camus, tapi penulis Prancis itu menolak apa yang ditulisnya di buku itu menginspirasi orang untuk membunuh.
"Saya menganggap itu perbuatan kriminal, bodoh dan parah," tulis Camus dalam akun Twitternya.
Namun manifesto Tarrant menggambarkan apa yang ditulis Camus dalam bukunya, terutama soal ketakutan terjadinya penggantian populasi di tengah masyarakat, dalam hal ini warga imigran muslim menggantikan supremasi orang kulit putih.
Dalam esainya, Camus juga pernah memuji kelompok anti-Islam di Jerman, Pegida, yang dia sebut sebagai 'harapan besar yang terbit di Timur' dan 'barisan pembebasan'. Baginya, tidak ada harapan untuk hidup bersama di Eropa ketika ada 'penaklukan kolonial dalam proses'.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bulan lalu, aktivis sayap kanan Belanda melakukan pembakaran Alquran.
Baca SelengkapnyaDugaan bahwa ISIS dibentuk Israel karena organisasi ini tidak pernah gencar menyerang negara Zionis tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap tersangka dalam penggerebekan di sebuah asrama untuk para pencari suaka.
Baca SelengkapnyaPresiden Iran mengutuk keras tindak pembakaran Alquran di Swedia dan Denmark yang dibiarkan begitu saja dengan mengatasnamakan kebebasan berpendapat.
Baca SelengkapnyaSejumlah pihak di Prancis malah melakukan penggalangan dana untuk polisi pelaku pelaku penembakan remaja 17 tahun.
Baca SelengkapnyaMacron kemarin menyebut media sosial dan video games berperan dalam memperparah kerusuhan di Parncis
Baca SelengkapnyaPasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Baca SelengkapnyaPembakaran Alquran di Denmark dan Swedia memicu kemarahan umat Islam. Di Yaman, beberapa orang tampak murka sampai mengangkat senjata. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaKerusuhan semakin memanas dan meluas ke berbagai kota di Prancis.
Baca SelengkapnyaAksi pembakaran Alquran kembali terjadi di Swedia, dilakukan di depan masjid saat hari raya Iduladha.
Baca SelengkapnyaSelama Bastille Day, rakyat Prancis merayakan dengan berbagai kegiatan yang mencerminkan semangat kebangsaan dan persatuan.
Baca SelengkapnyaKerusuhan meluas bahkan sampai di ibu kota Irlandia Utara, Belfast.
Baca Selengkapnya