Iri tetangga punya dua anak, lelaki ini panjat menara SUTET

Merdeka.com - Seorang pria asal Hengfeng, China, bernama Zhang Guiping mengalami stres setelah istrinya menolak punya anak kedua. Saking tertekannya Zhang dia mengancam akan bunuh diri pekan lalu.

Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Jumat (22/1), pria 33 tahun itu tak bisa menguasai diri dan memutuskan memanjat menara Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) setinggi 40 meter.

Peristiwa itu terjadi pada 13 Januari lalu di Hengfeng, Provinsi Hunan.

Tim penyelamat harus berjuang selama 16 jam buat membujuknya turun. Akhirnya Zhang, ayah dari bocah lima tahun itu selamat.

Polisi mengatakan mereka menerima telepon dari istri Zhang sekitar pukul 16.00 waktu setempat. Istrinya mengatakan suaminya hendak bunuh diri.

Polisi kemudian tiba di lokasi dan melihat Zhang sudah berada di atas menara SUTET dalam keadaan stres dan menolak turun.

Istri Zhang tampak histeris bersama anggota keluarganya yang lain.

Selain takut karena tegangan listrik yang cukup tinggi, kondisi cuaca saat itu juga buruk. Petugas terpaksa menyiapkan bantalan untuk mengantisipasi jika Zhang melompat. Petugas menunggu hingga malam, tapi Zhang tetap tidak mau turun. Dua anggota tim penyelamat akhirnya memanjat untuk memberi dia makanan dan minuman.

"Ketika saya keluar dan melihat apa yang terjadi, pria itu sudah memanjat separuh menara. Dia sudah melewati tempat yang listriknya bertegangan tinggi," kata seorang warga kepada wartawan.

Beruntung, Zhang akhirnya memutuskan turun sendiri dari menara itu.

Menurut laporan situs news.sohu, ketika Zhang berada di atas seorang perempuan berteriak: "Ayo turun, jangan pikirkan orang lain. Kita harus merawat anak yang kita punya."

Setelah diselidiki, diketahui Zhang merasa iri dengan tetangganya yang punya lebih dari satu anak, sedangkan istrinya menolak punya anak lagi.

Zhang kemudian dibawa ke Rumah Sakit Pusat Psikiater Hengfeng untuk perawatan.

Mulai 1 Januari tahun ini pemerintah memberlakukan aturan pasangan suami-istri di China boleh punya dua anak setelah selama beberapa dekade hanya dibolehkan punya satu anak.