ISIS pancung sutradara sekaligus jurnalis Inggris di Raqqa

Merdeka.com - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dikabarkan membunuh seorang sutradara sekaligus jurnalis asal Inggris, Mehmet Aksoy (32). Diduga dia ditangkap dan dipancung ketika sedang mengabadikan gambar bersama dengan pasukan Unit Pertahanan Rakyat (YPG) etnis Kurdi.

Dilansir dari laman Independent, Kamis (28/9), menurut informasi dari YPG, anggota ISIS menyerang Kota Raqqa, Suriah, pada Selasa lalu dan Mehmet yang sedang berada di sana ditangkap kemudian dipancung. Mehmet bergabung dengan YPG dan merupakan pendiri sekaligus kepala editor jurnal Kurdish Question.

Dia selalu membahas topik seputar masalah-masalah dialami etnis Kurdi dan lainnya. Mehmet merupakan seorang sarjana seni. Dia belajar tentang perfilman dan sastra.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan mereka belum bisa memastikan apakah Mehmet yang dikabarkan sebagai warga negara mereka tewas di tangan ISIS. Sebab, kedutaan besar mereka di Suriah juga berhenti beroperasi dan sudah memberikan larangan melawat ke negara itu.

Seorang sahabat Mehmet, Aladdin Sinayic, mengatakan keberadaan rekannya di Suriah bukan buat berperang.

"Dia selalu mengatakan masih ada jalan lain. Dia mau menceritakan tentang para pejuang di sana. Dia menghormati mereka dan begitupun sebaliknya," kata Aladdin.

Jika benar, Mehmet diyakini sebagai warga Inggris kelima yang tewas ketika bertugas dengan etnis Kurdi. Sebelumnya, Luke Rutter berasal dari Birkenhead, Inggris, tewas di Raqqa pada 5 Juli lalu.

Seorang koki Inggris yang bertempur bersama pasukan YPG, Ryan Lock (20), dari Chicester, West Sussex, bunuh diri ketika dikepung oleh anggota ISIS.

Ada juga seorang pemerah susu asal Reading, Berkshire, Daily Evans (22), tewas di Kota Manbij pada Juli tahun lalu. Kemudian, seorang mantan Marinir Inggris, Konstandinos Erik Scurfield (25), berasal dari Barnsley, South Yorkshire, meninggal di Perkampungan Tel Khuzela pada Maret 2015. (mdk/ary)