Islamofobia makin menjadi di AS, pengungsi non-Muslim jadi sasaran
Merdeka.com - Islamofobia yang melanda Amerika Serikat berkembang semakin pesat. Terlebih, setelah Donald Trump terpilih menjadi presiden AS di mana dalam beberapa kampanye sempat menyatakan permusuhan terhadap Islam.
Aksi vandalisme terus terjadi, terutama kepada para pengungsi yang diketahui beragama Islam. Hal tersebut juga dialami oleh Hasel Afshar, seorang pengungsi asal Iran yang sudah menetap di AS selama tujuh tahun.
Afshar terkejut ketika pulang ke rumah dan menemukan pintu dihancurkan dengan kapak sementara perabotan di dalam rumahnya pun ikut kena sasaran. Tak hanya itu, tulisan yang berisi kalimat rasis juga ditulis di seluruh penjuru rumahnya.
-
Kenapa kasus penembakan massal di AS meningkat? Setiap hari 321 orang jadi korban penembakan massal di AS.
-
Dampak apa yang ditimbulkan oleh diskriminasi? Perlu digarisbawahi, apapun alasan dan situasinya, perilaku diskriminasi tidak dibenarkan dalam kehidupan sosial. Terlebih lagi, perilaku diskriminatif akan mengakibatkan dampak kesehatan mental yang memengaruhi korban.
-
Siapa yang menjadi korban diskriminasi? Contohnya, seperti diskriminasi yang ditujukan kepada orang keturunan etnis Tionghoa di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Mengapa orang melakukan diskriminasi? Dari segi psikologi, seseorang yang melakukan sikap diskriminasi, mungkin dipengaruhi oleh faktor sejarah atau masa lalu. Bisa jadi, orang yang melakukan diskriminasi, pernah mendapatkan perlakuan yang berbeda dan tidak adil oleh orang lain.
-
Apa berita hoaks yang menyebar di Amerika Serikat? Situs-situs berita hoaks atau 'berita palsu' lebih banyak daripada surat kabar harian di seluruh Amerika Serikat.
Kata-kata berupa teroris, Muslim, dan mati tertulis di dinding kamar hingga ke dapur. Cermin, televisi, lemari pendingin, meja makan pun tak luput dari karya pelaku vandalisme itu. Bahkan, pelaku meninggalkan catatan mengerikan buat Afshar.
"Jika saya masih melihat Anda bulan depan. Saya akan menembak dan membakar rumah Anda," demikian isi catatan tersebut yang ditinggalkan di rumahnya di Troutdale, Oregon, seperti dilansir dari laman Independent, Senin (3/4).
Dia mengaku pernah mengalami aksi rasisme, namun tidak separah ini. Kebanyakan mereka mengira Afshar sebagai penganut agama Islam karena dia berasal dari Iran dan penampilannya menyerupai orang Muslim. Padahal Afshar merupakan penganut agama Baha'i yang dikenal sejak abad 19.
"Ini sama sekali tidak lucu. Saya bahkan bukan seorang Muslim." kata Afshar.
"Anda bisa membenci saya, itu masalah Anda. Tetapi kita bisa duduk bersama sambil bicara alasan mengapa Anda membenci saya. Mungkin Anda bisa mengubah pikiran Anda," tambahnya.
Dia mengaku sangat takut usai mengalami tindakan vandalisme ini. Dia bahkan saat ini sedang mempertimbangkan untuk pindah negara karena terus-terusan mengalami hal tersebut.
Berdasarkan laporan FBI, tingkat kebencian penduduk AS terhadap Muslim meningkat hingga 67 persen. Hingga pertengahan Maret tahun ini, ada 32 insiden yang melibatkan masjid serta pusat ibadah di AS. CAIR pun melaporkan tindakan vandalisme terus meningkat terutama kepada orang-orang yang disangka Muslim.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'
Baca SelengkapnyaPM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaWali Kota Hamtramck, Amer Ghalib, tegas mendukung Donald Trump di Pilpres AS yang akan berlangsung November mendatang.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaKekhawatiran bagi Indonesia karena sikap proteksi Donald Trump terhadap perdagangan internasional.
Baca SelengkapnyaDia menyinggung dinamika perekonomian saat masa kepemimpinan periode pertama Trump sepanjang 2017-2021.
Baca SelengkapnyaIslamophobia juga bisa disebabkan oleh propaganda media yang bertujuan membuat kerusakan.
Baca SelengkapnyaPasca kericuhan di Inggris banyak warganya justru menjadi penasaran dan tertarik dengan Islam.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa Trump merupakan sosok yang dikenal proteksionisme dalam melindungi neraca dagang negaranya.
Baca SelengkapnyaKamal Harris yang menjabat sebagai Wakil Presiden AS disebut berperan dalam perang genosida Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaBiden resmi mengumumkan mundur dari konstestasi Pilpres AS dan mendukung Kamala Harris. Dia beralasan, ingin fokus pada tugas-tugasnya di sisa masa jabatan.
Baca Selengkapnya