Israel Diduga Jadikan Anak-anak Palestina Sasaran Uji Coba Senjata
Merdeka.com - Seorang profesor dari Universitas Ibrani, Yerusalem, Nadera Shalhoub-Kevorkian mengungkapkan militer Israel melakukan uji coba berbagai senjatanya dengan menyasar warga sipil Palestina, termasuk anak-anak untuk menguji sejauh mana kekuatan persenjataannya.
"Israel melakukan uji coba senjata dengan sasaran anak-anak Palestina," jelasnya dalam sebuah kuliah umum pekan lalu di Universitas Columbia, dilansir dari laman Press TV, Senin (18/2).
"Ruang terbuka warga Palestina adalah laboratorium bagi industri keamanan Israel," lanjutnya.
-
Siapa yang meluncurkan rudal ke Israel? IDF mengatakan bahwa Arrow telah mencegah rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya setelah roket tersebut menempuh jarak ribuan kilometer dari Yaman.
-
Apa yang dilakukan tentara Israel? 'Al-Jazeera menerbitkan adegan-adegan yang memperlihatkan tentara pendudukan menggunakan tahanan Palestina sebagai perisai manusia di Jalur Gaza, menunjukkan para tahanan diikat dengan tali dan memaksa mereka memasuki rumah-rumah yang hancur atau mencari bahan peledak dan terowongan,' tulis unggahan.
-
Mengapa Israel menyerang pemuda Palestina? Pesawat tak berawak milik Israel itu terus menguntit warga sipil dari udara. Tampak jelas bahwa orang-orang Palestina ini tidak bersenjata dan tidak menimbulkan ancaman bagi apa pun atau siapa pun. Sebuah rudal lalu menghantam para pemuda itu, menewaskan dua di antaranya.
-
Apa yang dilakukan Israel terhadap anak-anak Palestina? Laporan ini berdasarkan pengakuan para saksi mata, laporan medis, dan tayangan CCTV. Pembunuhan yang didokumentasikan laporan ini berlangsung antara 2 Oktober 2023 dan 31 Juli 2024, seperti dilansir Middle East Eye.
-
Apa yang dilakukan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Kenapa tentara Israel melakukan hal tersebut? Militer Israel dalam sebuah pernyataan mengatakan pasukan Israel ditembaki dan saling baku tembak, melukai seorang tersangka dan menangkapnya.
Shalhoub-Kevorkian, profesor bidang sosial, mengutip kesaksian beberapa anak untuk menegaskan bahwa militer Israel secara khusus menargetkan generasi muda untuk uji senjata ini, berdasarkan pemberitaan radio militer Israel.
"Tentara menguji bom apa yang akan digunakan. Apakah akan menempatkan kami dalam kantong plastik atau tas kain, apakah akan memukul kami dengan senapan mereka atau menendang kami dengan sepatu bot mereka," kata seorang anak bernama Muhammad, menurut laporan itu.
Kuliah umum Shalhoub-Kevorkian berjudul "Teknologi Kekerasan di Yerusalem Palestina", berdasarkan penelitiannya di Israel saat bertugas di Universitas Ibrani. Dia juga menyampaikan materi ini di berbagai tempat di luar negeri.
Pihak universitas tidak menentang materi yang disampaikan Shalhoub-Kevorkian. Mereka menyatakan apa yang disampaikan profesor Arab tersebut merupakan pandangan pribadi, tidak mewakili universitas.
"Ini adalah opini pribadinya yang mewakili diri sendiri," kata pihak universitas dalam pernyataannya.
Berdasarkan beberapa laporan media sebelumnya, pasukan Israel juga dituding mengambil organ dari anak-anak Palestina yang dibunuh. Robrecht Vanderbeeken, sekretaris budaya serikat pekerja ACOD Belgia dan seorang filosofi sains, mengatakan pada Agustus 2018 bahwa penduduk Palestina di Jalur Gaza menderita kelaparan, diracun, dan anak-anak diculik dan dibunuh untuk diambil organnya.
Pada November 2015, duta besar Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan Israel mengambil organ orang-orang Palestina yang dibunuhnya. Dalam sebuah surat kepada Sekjen PBB, Riyad Mansour mengatakan mayat-mayat warga Palestina yang terbunuh oleh pasukan keamanan Israel "dikembalikan dengan kornea yang hilang dan organ-organ lainnya, yang selanjutnya mengkonfirmasikan laporan masa lalu tentang pengambilan organ oleh penjajah."
The New York Times dalam laporannya pada Agustus 2014 menyatakan para makelar transplantasi di Israel telah mengantongi sejumlah besar uang. Berdasarkan analisis surat kabar tentang kasus-kasus perdagangan organ utama sejak tahun 2000, orang Israel telah memainkan "peran yang tidak proporsional" dalam perdagangan organ.
Masalah pencurian organ oleh Israel pertama kali diajukan ke permukaan dalam sebuah laporan yang diterbitkan harian Aftonbladet Swedia yang paling banyak beredar pada tahun 2009.
Pada tahun 2000, Yehuda Hiss, mantan kepala institut forensik Israel, mengungkapkan ahli patologi Israel di institut itu akan mengumpulkan kulit, kornea, katup jantung, dan tulang dari tubuh orang-orang Palestina tanpa izin dari kerabat korban. Wawancara diterbitkan sekitar tahun 2009 oleh Nancy Scheper-Hughes, seorang profesor antropologi di Universitas California-Berkeley, sebagai bagian dari penyelidikannya di institut tersebut, sebagai tanggapan atas pertikaian antara Israel dan Swedia atas laporan Aftonbladet.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Israel membunuh lebih dari 32.000 warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Baca SelengkapnyaTingkah laku tentara Israel di media sosial kembali membuat geram jagat dunia maya.
Baca SelengkapnyaTak hanya di Gaza, pasca 7 Oktober Israel juga lebih gencar melakukan serangan ke Tepi Barat, Palestina.
Baca SelengkapnyaTak melakukan suatu hal yang berarti, sejumlah anak tersebut ditangkap hingga ditembak.
Baca SelengkapnyaWarga Israel diperbolehkan untuk membawa senjata di tengah ketegangan negaranya melawan Hamas.
Baca SelengkapnyaHasil scan X-ray menunjukkan peluru bersarang di kepala dan dada anak-anak tak berdosa tersebut.
Baca SelengkapnyaSebagian besar korban ditembak di kepala dan torso, dengan peluru tajam.
Baca SelengkapnyaTindakan pelecehan seksual kepada perempuan dan pria Palestina diungkap Komisi PBB.
Baca SelengkapnyaKasur-Kasur Berlumurah Darah di Sekolah PBB di Gaza, Jet Tempur Israel Tewaskan 40 Warga Palestina
Baca SelengkapnyaLembaga HAM yang berbasis di Jenewa, Swiss, menyatakan Israel membunuh 17.000 anak-anak Palestina di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu.
Baca SelengkapnyaTumpukan selongsong peluru juga ditemukan di sekitar sekolah di mana mayat-mayat tersebut ditemukan.
Baca SelengkapnyaIsrael mengklaim sekolah tersebut menjadi tempat persembunyian Hamas.
Baca Selengkapnya