Israel Kesal karena FBI akan Selidiki Kematian Jurnalis Aljazeera Shireen Abu Aqla
Merdeka.com - Pemerintah Israel menyatakan tak mau bekerja sama dengan Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat (AS) untuk mengusut tuntas kematian jurnalis Aljazeera berkebangsaan Palestina-Amerika Shireen Abu Aqla yang dibunuh tentara Israel (IDF) Mei lalu.
Pernyataan enggan bekerja sama itu diutarakan langsung Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. Gantz sendiri melihat jika kerja sama itu hanyalah mengganggu urusan dalam negeri Israel.
“Kami sudah pemperjelas kepada perwakilan Amerika bahwa kami berdiri di belakang tentara IDF, bahwa kami tidak akan bekerja sama dengan penyelidikan eksternal mana pun,” jelas Gantz, dikutip dari The Guardian, Selasa (15/11).
-
Bagaimana tentara Israel membenarkan pembunuhan jurnalis yang berafiliasi dengan Hamas? Ketika ditanya mengenai jumlah jurnalis yang tergabung dalam jaringan Al-Aqsa yang telah terbunuh, seorang juru bicara senior militer Israel mengatakan 'tidak ada perbedaan' antara bekerja untuk media tersebut dan menjadi anggota sayap bersenjata Hamas, Brigade Al Qassam.
-
Siapa yang diizinkan membunuh jurnalis di Gaza menurut tentara Israel? Tentara Israel menyatakan media yang berafiliasi dengan kelompok perlawanan Palestina seperti Hamas adalah target militer yang sah, sehingga jurnalis yang bekerja untuk media tersebut boleh dibunuh.
-
Siapa yang dibunuh oleh tentara Israel? Ya, mereka kembali menyerang anak-anak Gaza Palestina yang tidak bersalah dan tidak berdosa.
-
Kenapa jurnalis di Gaza jadi target? Jurnalis Palestina terbunuh pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada yang pernah terjadi dalam konflik manapun dalam 100 tahun terakhir. Dalam dua bulan sejak 7 Oktober 2023, jumlah jurnalis yang terbunuh telah melampaui jumlah jurnalis yang terbunuh selama Perang Dunia II,' demikian pernyataan dalam permohonan tersebut, seperti dikutip dari MEE.
-
Siapa yang mengutuk keputusan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Bagaimana tentara Israel membunuh ibu Muhannad Al-Jamal? 'Ibu berusia 65 tahun itu, diidentifikasi bernama Safiya Hassan Musa Al-Jamal, dilindas tank Iseael dan tewas di depan putranya,' tulis Euro-Med dalam laporannya, dikutip Selasa (2/7).
Bagi Gantz, Israel telah melakukan penyelidikan independen terkait kematian Aqla. Dan campur tangan AS pada penyelidikan ini dapat mengganggu penyelidikan itu.
“Keputusan Departemen Kehakiman AS untuk menyelidiki kematian Shireen Abu Aqla adalah kesalahan besar. IDF melakukan penyelidikan independen dan profesional, yang disampaikan kepada Amerika mengenai detailnya,” lanjut Gantz.
Meski Israel telah menyelidiki, namun tidak adanya kerja sama penyelidikan dapat mengganggu hubungan AS dan Israel.
Keinginan FBI untuk menyelidiki ini terjadi setelah FBI mendapat tekanan dari keluarga Aqla. Keluarga Aqla sebelumnya menuding pemerintah Presiden Joe Biden gagal menyelesaikan kasus ini.
Beberapa anggota pemerintah AS juga mendukung keinginan keluarga Aqla untuk penyelesaian kasus, salah satunya seperti Senator Chris Van Hollen.
“Ini adalah langkah yang terlambat tetapi perlu dan penting dalam mengejar keadilan dan akuntabilitas dalam penembakan kematian warga negara dan jurnalis Amerika, Shireen Abu Aqla,” tulis Hollen di akun Twitternya.
Militer Israel sebelumnya membantah bertanggung jawab atas pembunuhan Aqla. Kala itu, IDF menuduh kematian Aqla disebabkan kelompok bersenjata Palestina.
Namun berdasarkan penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa kantor berita berita, Aqla dibunuh oleh tentara Israel.
Bahkan PBB menyatakan tentara Israel menembakkan beberapa peluru yang diarahkan kepada Aqla dan jurnalis lainnya.
Akhirnya pada September lalu, IDF mengaku salah seorang tentaranya telah menembak Aqla. Meski mengaku menembak, namun tentara itu tidak akan dituntut secara pidana karena tidak ada undang-undang yang dilanggar. Kasus penembakan akhirnya ditutup pemerintah Israel.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Israel Tutup Kantor Berita Aljazeera, Peralatan Siaran Disita dan Situs Diblokir
Baca SelengkapnyaSejumlah laporan menyebutkan Mahkamah Pidana Internasional yang berbasis di Den Haag, Belanda segera mengeluarkan surat perintah penangkapan.
Baca SelengkapnyaIsrael menembakkan artileri ke rombongan jurnalis yang meliput di Libanon selatan, menewaskan satu orang.
Baca SelengkapnyaJumlah tentara Israel yang tewas jauh lebih banyak dari data yang diungkap pemerintah. Tentara Israel juga banyak mengalami kebutaan 100 persen.
Baca SelengkapnyaHasil Investigasi Ungkap Militer Israel Perbolehkan Tentaranya Bunuh Jurnalis di Gaza
Baca SelengkapnyaMomen pemakaman diselimuti isak tangis keluarga dan kerabat saat mengantarkan jenazah Samer Abu Daqqa.
Baca SelengkapnyaIni adalah aksi bakar diri kedua di AS sebagai protes terhadap perang Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaAl Jazeera menyampaikan kedua jurnalisnya reporter dan juru kamera dibunuh di kamp pengungsi Shati, sebelah barat Kota Gaza.
Baca SelengkapnyaSejumlah tentara Israle menyerbu kantor biro Aljazeera di Ramallah, Tepi Barat dan memerintahkan untuk tutup dalam waktu 45 hari.
Baca SelengkapnyaSejak 7 Oktober, Israel membunuh sedikitnya 70 jurnalis dan pekerja media.
Baca SelengkapnyaJurnalis cantik di Jalur Gaza ini berusia 11 tahun.
Baca SelengkapnyaCNN sama sekali tidak menyinggung soal penderitaan Palestina dalam artikel itu.
Baca Selengkapnya