Israel Tolak Permintaan Ukraina untuk Bantuan Perangkat Mata-Mata karena Takut Rusia
Merdeka.com - Dalam beberapa tahun terakhir, Ukraina gagal melobi Israel untuk izin penggunaan perangkat spyware Pegasus untuk memata-matai Rusia, seperti dilaporkan The Guardian pada Rabu.
Israel menolak permintaan tersebut, yang telah diajukan setidaknya sejak 2019. Israel menolak karena takut membuat geram Rusia, seperti diungkapkan orang yang mengetahui langsung masalah tersebut.
Teknologi Pegasus itu milik NSO Group, yang baru-baru ini di-blacklist pemerintahan Joe Biden setelah muncul laporan media yang mengungkapkan teknologi itu digunakan oleh rezim otoriter untuk menargetkan para pembelot, jurnalis, aktivis HAM, dan bahkan beberapa pejabat Departemen Luar Negeri AS.
-
Mengapa Israel diduga menyerang sistem GPS pesawat? Diduga, aktivitas ini berasal dari Israel Defense Forces (IDF) dengan tujuan menghambat penggunaan misil dan roket presisi oleh Hizbullah, organisasi dari Lebanon.
-
Siapa yang meluncurkan rudal ke Israel? IDF mengatakan bahwa Arrow telah mencegah rudal permukaan-ke-permukaan di Laut Merah yang ditembakkan ke wilayahnya setelah roket tersebut menempuh jarak ribuan kilometer dari Yaman.
-
Apa yang dilakukan Israel? Pemerintah Indonesia mengutuk keputusan Parlemen Israel (Knesset) yang melarang operasi UNRWA di wilayah Israel.
-
Apa yang dijatuhkan Israel di ruang angkasa? Baru-baru ini, Israel menjadikan ruang angkasa sebagai tempat perang dengan menjatuhkan sebuah roket yang sedang terbang ‘di luar atmosfer Bumi’.
-
Kenapa Israel gagal mencegah serangan Hamas? Diyakini persepsi yang salah di dalam lembaga keamanan Israel, serta kemungkinan kelalaian para pejabat senior merupakan alasan utama mengapa peringatan Divisi Gaza tidak ditindaklanjuti.
-
Siapa yang membuat rudal Israel? Berdasarkan catatan, MIL telah diizinkan mengirimkan produknya ke Israel paling lambat Januari 2024.
Pegasus adalah perangkat yang sangat canggih yang memudahkan operatornya menyusup ke ponsel target dan menghapus kontennya, termasuk pesan, kontak, dan riwayat lokasi.
Seorang pejabat intelijen senior Ukraina mengatakan kepada The Guardian, keputusan Israel menolak permintaan Kiev "membingungkan", padahal pemerintah AS mendukung permintaan Ukraina tersebut.
The New York Times, yang juga melaporkan isu tersebut, mengutip pejabat senior Ukraina lainnya yang mengatakan pemerintahnya kecewa pada Israel, berpendapat teknologi tersebut seharusnya dapat digunakan untuk memantau progres militer Rusia berbulan-bulan menjelang invasi dan memberikan Kiev pemahaman yang lebih baik terkait apa yang akan terjadi.
Sumber yang mengetahui masalah tersebut menyampaikan kepada The Guardian, Israel takut mengizinkan NSO Group menjual Pegasus ke Ukraina akan dipandang sebagai tindakan agresi melawan badan intelijen Rusia.
Kekhawatiran yang sama juga membuat NSO membatalkan perjanjian untuk menjual Pegasus ke Estonia, negara tetangga Rusia lainnya. NSO membuat perjanjian dengan Tallinn untuk memberikan akses ke Pegasus pada 2019 tapi kemudian dibatalkan beberapa bulan kemudian, The Guardian melaporkan.
The New York Times menyampaikan pemerintah Estonia bahkan telah membayar uang muka USD 30 juta untuk mendapatkan akses ke spyware tersebut.
Permintaan terbaru untuk spyware itu diajukan pada Agustus, tapi ditolak Israel karena pasukan Rusia telah berkumpul di perbatasan Ukraina.
Tanggapan NSO Group
Menanggapi laporan tersebut, NSO Group menyampaikan kepada The Guardian pihaknya "terus menerus menjadi sasaran pemberitaan media yang tidak akurat mengenai dugaan klien, yang didasarkan pada desas-desus, sindiran politik, dan ketidakbenaran."
"Negara Israel mengatur pemasaran dan ekspor produk siber berdasarkan UU Pengendalian Ekspor Pertahanan 2007," jelas perusahaan tersebut, dikutip dari The Times of Israel, Jumat (25/3).
"Keputusan kebijakan terkait pengendalian ekspor mempertimbangkan keamanan dan pertimbangan strategis, yang termasuk kepatuhan pada aturan internasional," jelas Kementerian Pertahanan Israel.
"Sebagai sebuah kebijakan, negara Israel menyetujui ekspor produk siber secara eksklusif ke entitas pemerintahan, untuk penggunaan legal, dan hanya untuk tujuan mencegah dan menyelidiki kejahatan dan kontra terorisme, berdasarkan deklarasi penggunaan akhir/pengguna akhir yang disediakan oleh pemerintah yang mengakuisisi," lanjut kementerian tersebut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Otoritas Ukraina melarang penggunaan Telegram di kalangan militer dan orang-orang yang berkaitan dengan keamanan nasional.
Baca SelengkapnyaSerangan Iran dan Hizbullah akan mengurangi kekuatan pertahanan udara Israel.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin mengatakan perang dan kekerasan yang terjadi antara Israel dan Palestina salah Amerika.
Baca SelengkapnyaIndonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca SelengkapnyaAda banyak dampak buruk bila suatu saat penggunaan Starlink sudah masif.
Baca SelengkapnyaBerikut deretan negara yang sempat menolak kehadiran Starlink.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini Israel belum berhasil mengalahkan Hamas.
Baca SelengkapnyaPara pejuang Palestina berhasil menyerang Israel. Akibatnya, ratusan tentara dan warga Israel tewas.
Baca SelengkapnyaIran menyerang Israel bulan lalu, menembakkan ratusan rudal dan drone.
Baca SelengkapnyaJK mengatakan, upaya yang dapat dilakukan sejumlah negara yang mendukung penghentian perang Israel saat ini dengan membuka ruang dialog.
Baca SelengkapnyaJaringan satelit Starlink milik Elon Musk hanya akan beroperasi di Gaza jika disertai persetujuan dari Israel.
Baca SelengkapnyaTernyata diduga Israel yang "menyadap" GPS pesawat komersial yang lewat di Timur Tengah.
Baca Selengkapnya