Isu Sektarian India di Tengah Pandemi Covid-19, Dokter Tolak Rawat Pasien Muslim
Merdeka.com - Seorang dokter di daerah Mathura, Uttar Pradesh, India, diduga menolak pasien dari kalangan Muslim, mengatakan: "Kami hanya akan merawat yang Hindu, bukan Muslim."
Sejumlah aktivis mengatakan, dokter itu tertangkap tengah menolak sejumlah pasien Muslim. Persoalan ini adalah aksi dugaan sektarianisme terbaru di dunia kesehatan India selama pengurungan (lockdown) nasional karena virus corona.
Sebuah video dibagikan di media sosial menunjukkan tindakan dokter tersebut.
-
Kenapa India larang Madrasah? Pengadilan menyatakan undang-undang tersebut melanggar prinsip sekularisme konstitusional India dan memerintahkan agar siswa dipindahkan ke sekolah konvensional.
-
Siapa yang dilarang masuk ke Mekkah untuk haji? Kementerian Agama menegaskan hanya jemaah pemilik visa haji yang dapat mengikuti rangkaian puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
-
Bagaimana cara agar terhindar dari Covid-19? 'Pemerintah mengimbau lebih rajin bermasker terutama jika sakit dan di keramaian, lebih rajin cuci tangan, lengkapi vaksinasi segera sebanyak 4x GRATIS, jaga ventilasi udara indoor, hindari asap rokok,' ujar Ngabila.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa Atta pake masker? Atta Lagi Kurang Sehat Netizen penasaran kenapa Atta pake masker. Ada yang bilang Atta lagi kurang fit dan katanya udah sembuh.
-
Siapa yang bisa menggunakan masker ini? Masker ini biasanya sesuai untuk kebanyakan jenis kulit, tetapi bagi mereka yang memiliki kulit sensitif, sangat disarankan untuk melakukan tes patch terlebih dahulu.
Video ini muncul di tengah laporan pada pertengahan April sebuah rumah sakit di India menempatkan pasien Muslim Covid-19 di bangsal terpisah dari pasien Hindu. Pemisahan ini diduga atas instruksi pemerintah negara bagian.
Dr. Gunvant H Rathod, dari Rumah Sakit Sipil Ahmedabad, mengatakan, mereka diberikan perintah resmi pemerintah untuk memisahkan pasien baru berdasarkan keyakinan mereka.
"Secara umum, ada bangsal terpisah untuk pasien laki-laki dan perempuan. Tapi di sini, kami membuat bangsal terpisah untuk pasien Hindu dan Muslim," jelasnya dikutip dari The Indian Express.
"Itu keputusan pemerintah dan Anda bisa bertanya kepada mereka," tambahnya.
Wakil Kepala Menteri dan Menteri Kesehatan Nitin Patel mengatakan dia tak tahu menahu mengenai persoalan ini.
"Saya tidak mengetahui keputusan seperti itu (pemisahan bangsal sesuai agama). Secara umum, ada bangsal terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Nanti saya tanyakan," jelasnya.
Seorang pasien mengatakan kepada The Indian Express: "Pada Minggu malam, nama-nama 28 orang yang dirawat di bangsal pertama dipanggil. Kami kemudian dipindahkan ke bangsal lain (C-4)."
"Sementara kami tidak diberi tahu mengapa kami dipindah, semua nama yang dipanggil milik satu komunitas. Kami berbicara dengan satu anggota staf di lingkungan kami hari ini dan dia mengatakan ini dilakukan untuk 'kenyamanan kedua komunitas."
Perempuan Muslim Donorkan Darah untuk Pasien Hindu
Sementara itu di tempat lain, seorang perempuan Muslim mendonorkan darahnya kepada seorang pasien kritis Hindu setelah berbuka puasa.
Dilaporkan Hindustan Times, Alisha Khan (29) dihubungi perwakilan sebuah LSM pekan lalu, dan langsung setuju untuk mendonorkan darahnya. Setelah berbuka puasa, Alisha Khan mendatangi rumah sakit daerah dan mendonorkan darahnya untuk Vijay Rastogi.
"Vijay Rastogi, seorang pemilik toko inverter-baterai menderita infeksi hati yang serius sejak lama. Beberapa hari yang lalu kondisinya memburuk dengan penurunan tajam kadar hemoglobin. Dokter menyarankan anggota keluarganya untuk mencari kantong darah tetapi meskipun beberapa upaya di berbagai bank darah di Kheri, mereka tidak bisa mendapatkan darah 'O negatif'," jelas aktivis sosial, Tripti Awasthi, dilansir dari Alaraby, Jumat (8/5).
Keluarga kemudian menghubungi LSM tersebut, yang kemudian menghubungi Alisha.
"Ketika saya menyampaikan padanya soal kondisi tersebut, dia setuju. Dia senang darahnya akan membantu seseorang di bulan suci Ramadan," kata perwakilan Jaspal Singh Pali kepada Hindustan Times.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rumah Sakit (RS) Medistra Jakarta melarang dokter dan perawat menggunakan hijab.
Baca SelengkapnyaDiani menyayangkan adanya persyaratan tersebut yang menjurus pada rasisme.
Baca SelengkapnyaUAS menjelaskan pentingnya bagi seorang muslimah untuk tidak bekerja di perusahaan yang mewajibkan mereka melepas jilbab.
Baca Selengkapnya"Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami."
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah ke Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur
Baca SelengkapnyaAgung mengatakan, RS Medistra sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan selalu patuh dan tunduk terhadap peraturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaAgung mengatakan pihaknya meminta maaf sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan.
Baca SelengkapnyaBudi menegaskan, dokter asing yang diizinkan masuk ke Indonesia akan melewati sejumlah prosedur. Salah satunya tahap adaptasi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 27 tenaga medis dari Arab Saudi yang dihadirkan oleh Kemenkes di RS Adam Malik.
Baca SelengkapnyaAksi protes kasus pemerkosaan dan pembunuhan sadis seorang dokter di rumah sakit milik pemerintah India mengalami peningkatan di seluruh negeri.
Baca SelengkapnyaPencopotan Budi Santoso dari Dekan FK Unair buntut pernyataannya yang menolak rencana Budi Gunadi Sadikin mendatangkan dokter asing.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'
Baca Selengkapnya