Jadi panutan, ini bandingan gaji Jokowi dengan pemimpin ASEAN

Merdeka.com - Hari ini, Senin 20 Oktober 2014, Joko Widodo resmi dilantik sebagai Presiden Ke-7 Republik Indonesia. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu tidak bisa lagi cuma memikirkan kebijakan dalam negeri. Jokowi, demikian pria 52 tahun ini akrab disapa, perlu menyadari perannya dinanti buat memajukan kawasan Asia Tenggara. Itulah alasan gaji bulanan presiden RI berada di posisi 15 besar dunia.

Indonesia merupakan salah satu negara pemrakarsa berdirinya ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967. Bahkan, untuk fungsi geopolitik dan keamanan, negara mayoritas muslim ini adalah barometer di kawasan. Indonesia pun panutan negara tetangga yang sedang mencoba melakukan demokratisasi, contohnya Myanmar.

Belum lagi dari sisi ekonomi, 38 persen penduduk usia produktif ASEAN ada di Tanah Air. Artinya, ketika Masyarakat Ekonomi ASEAN dimulai pada 2015, liberalisasi barang dan jasa akan lebih banyak menyasar pasar Indonesia.

Di luar tugas-tugas yang tidak terelakkan itu, Jokowi punya pekerjaan rumah tambahan. Dalam kampanye pemilihan presiden lalu, dia berjanji mengusung Indonesia menjadi poros maritim dunia.

Sekarang, Indonesia yang 70 persen wilayahnya berupa perairan baru sebatas dilintasi kapal dagang. Jokowi berambisi membuat jalur pelayaran Asia Pasifik berpusat di Tanah Air, impian yang lebih dulu dikejar Singapura.

Untuk mencapai penguatan maritim, pemerintah harus menuntaskan perjanjian garis batas laut, khususnya dengan Malaysia. Perundingan dengan Singapura baru kelar tahun ini, itupun setelah 10 kali pertemuan sejak 2011. Belum lagi kewajiban Kementerian Luar Negeri menyelesaikan isu Landas Kontinen dengan negara-negara sekitar perbatasan.

Dengan tugas bejibun di level internasional tersebut, rupanya gaji presiden Indonesia bukan yang terbesar di kawasan.

Jika Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menjadi acuan, maka Jokowi kemungkinan mendapat bayaran USD 124,171 (setara Rp 1,48 miliar) per tahun. Itu sekitar 28 kali lipat pendapatan rata-rata warga negara Indonesia. Nominal gaji itu bisa saja bertambah sesuai dengan inflasi. Gaji ini di luar dana taktis lebih dari Rp 2 miliar saban bulan.

Seperti apa perbandingan gaji presiden RI dengan sesama pemimpin ASEAN? Berikut rangkumannya disusun merdeka.com:

PM Singapura (Rp 24,4 miliar)

Singapura adalah negara di Asia Tenggara yang memberi gaji besar bagi pemimpinnya. Perdana Menteri Lee Hsien Loong sebagai gambaran, mendapat gaji USD 2 juta saban tahun. Kalau dirupiahkan, menjadi Rp 24,4 miliar, seperti dilansir situs world-economic.com.

Bahkan, nominal gaji itu sebetulnya sudah dipotong 30 persen pada 2012 lalu. Ditambah bonus dan insentif khusus lainnya, PM Loong adalah pemimpin negara bergaji paling tinggi sedunia.

Pernah dikritik soal gaji pemimpin yang besar, Partai Aksi Rakyat (PAP) yang menguasai parlemen Singapura berkilah bahwa Perdana Menteri dan menteri-menteri lain harus dibayar lebih tinggi dari swasta. Tujuannya, agar talenta terbaik Negeri Singa mau bekerja di pemerintah.

Singapura adalah negara di kawasan yang mengandalkan hanya perdagangan dan jasa sebagai sumber pendapatan. Itu sebabnya, PAP menilai setiap pejabat pemerintah wajib diisi SDM terbaik.

PM Malaysia (Rp 84,3 juta)

Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Mohd Najib bin Tun Abdul Razak juga memperoleh bayaran tinggi karena memimpin salah satu pusat ekonomi Asia Tenggara. Poros Singapura-Indonesia-Malaysia sampai sekarang adalah motor penggerak kawasan.

Saban bulan, dia menerima bayaran sudah dipotong pajak sebesar 22.826 Ringgit Malaysia, atau setara Rp 84,3 juta, merujuk data savemoney.com.

Itu adalah skema anggaran yang berlaku sejak 2004 lalu. Dulu, gaji pejabat Malaysia lebih rendah lagi. 

Razak adalah pejabat dengan gaji tertinggi di struktur pemerintahan Negeri Jiran. Kendati demikian, bayaran itu ada di peringkat ke-3 ASEAN, setelah Singapura dan Indonesia.

Presiden Filipina (Rp 32,3 juta)

Filipina adalah negara lain yang penting dalam menjaga stabilitas kawasan. Selain terlibat sengketa wilayah laut dengan China, negara mayoritas Katolik itu pun menyimpan bara keamanan, karena di wilayah selatan bermukim gerakan militan muslim Abu Sayyaf.

Presiden Benigno Aquino III sejak menjabat pada 2010 berusaha menggenjot perekonomian. Fokus itu menguntungkan tetangga Filipina di ASEAN, karena pertikaian di Mindanao relatif mereda. Filipina pun menikmati pertumbuhan ekonomi yang stabil selama hampir lima tahun terakhir.

Untuk semua kerja kerasnya, presiden akrab disapa Noynoy itu mendapat bayaran 120.000 peso setara Rp 32,3 juta per bulan, sesuai data world-economic.com.

Bayaran Noynoy itu lebih besar 65 persen dibanding gaji presiden sebelumnya, Gloria Macapagal Arroyo.

PM Thailand (Rp 28,2 juta)

Perdana Menteri berlatar militer ini cukup tertutup soal gaji bulanan. Adapun, karena bertugas memulihkan kembali kisruh politik Negeri Gajah Putih itu, Prayuth Chan-o-cha diyakini mendapat banyak insentif dan fasilitas khusus.

Thailand adalah salah satu motor ekonomi kawasan selama 10 tahun terakhir. Akan tetapi, banjir besar melanda Bangkok pada 2012 serta kudeta militer sejak awal tahun ini, memperlambat laju Thailand.

Adapun, bila gaji mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra yang dilengserkan tentara jadi acuan, maka Chan-o-cha mungkin mendapat gaji bersih 75.590 bhat per bulan. Itu setara Rp 28,2 juta, merujuk data Forbes.

Sejak lama parlemen Thailand sudah mendesak gaji perdana menteri dinaikkan. Bayaran itu bahkan lebih rendah 20 persen dari rata-rata gaji bulanan insinyur di Amerika Serikat.

Presiden Vietnam (Rp 2,9 juta)

Vietnam kini menjadi salah satu kekuatan baru di Asia Tenggara. Negara komunis itu mengadopsi ekonomi pasar, dan menikmati pertumbuhan lapangan kerja yang masif.

Keterbukaan informasi pun kini mencuat di negara itu. Tahun lalu, administrasi Presiden Vietnam Tran Duc Luong akhirnya mengungkap gaji bulanan yang mereka terima.

Duc Luong memperoleh gaji bulanan 3,77 juta dong, atau setara Rp 2,9 juta. Ini terhitung paling rendah di kawasan, mengingat status Vietnam kini semakin diperhitungkan, menurut data situs asiafinest.com.

Gaji Presiden Vietnam itu terhitung tetap di atas rata-rata pendapatan rakyat. UMP di negara itu sebesar 290.000 dong, atau setara Rp 217.890 per bulan.