Jejak CIA dalam sejarah perebutan kekuasaan di Iran
Merdeka.com - Pemerintah Iran dan pemimpin spiritual tertinggi Ayatullah Ali Khamenei menyebut ada pihak asing bermain dalam serangkaian unjuk rasa di Negeri Mullah belakangan ini. Iran mengarahkan telunjuk pada Amerika Serikat, Israel, dan Arab Saudi.
Dalam sejarah pergantian kekuasaan di Iran, nama Badan Intelijen Amerika Serikat di luar negeri, CIA, punya jejak di Negeri Mullah.
Arsip rahasia yang dirilis pada Juni tahun lalu mengungkap peran CIA dalam penggulingan Perdana Menteri Iran Muhammad Mossadegh pada 1953.
-
Siapa yang ditangkap di Iran? Pemerintah Iran menangkan puluhan pejabat militer dan intelijen menyusul peristiwa pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran awal pekan ini.
-
Apa yang ditemukan di Iran? Sebuah wadah batu kecil berbentuk tabung yang ditemukan di Iran tampaknya pernah membungkus pigmen merah cerah yang mirip dengan lipstik.
-
Siapa presiden Iran yang baru terpilih? Kandidat presiden dari kalangan reformis Iran, Masoud Pezeskhian terpilih sebagai presiden Iran kesembilan pada Sabtu (6/7).
-
Siapa yang meretas situs Mossad? Pada 2013, kelompok peretas atau hacker Anonymous mengaku telah meretas situs milik badan intelijen Israel yang terkenal sebagai agen mata-mata terbaik dunia, Mossad.
-
Siapa yang terlibat kerja sama dengan Mossad? Dia juga mengizinkan tiga orang jenderal, anak buahnya mengadakan hubungan dengan Israel dalam rangka menumpas PKI.
-
Apa yang dilakukan CIA dalam peristiwa G30S/PKI? 'Kami Tidak Menciptakan Ombak-Ombak itu. Kami Hanya Menunggangi Ombak-Ombak itu ke Pantai Itu adalah kalimat yang diucapkan Duta Besar AS untuk Indonesia era 1965-1969, Marshal Green.Green menjawab pertanyaan itu di sebuah rapat rahasia Senat AS. Seorang senator bertanya apakah AS dan CIA terlibat dalam peristiwa kudeta yang terjadi di Indonesia tahun 1965?
Dalam dokumen sepanjang seribu halaman itu tertera informasi bagaimana agen CIA di lapangan membantu jatuhnya Mossadegh dalam Operasi Ajax.
Militer Iran dengan bantuan pemerintah AS pada saat itu menumbangkan Mossadegh dan menggantinya dengan Shah Iran yang membuat negeri itu dipimpin Muhmamad Reza Pahlevi. Ketika itu Iran menjadi sekutu kuat AS hingga munculnya Revolusi pada 1979 yang mengakhiri hubungan mesra Iran-AS.
Dikutip dari laman History.com, Mossadegh menjadi perdana menteri pada 1951. Sebagai sosok nasionalis, dia mulai menyerang perusahaan-perusahaan minyak Inggris yang beroperasi di Iran. Dia menyerukan nasionalisasi. Kebijakannya ini membuat dia berseteru dengan para elit Iran yang pro-Barat dan Shah, Muhammad Reza Pahlevi.
Mohammed Mosaddegh (depan) ©Corbis
Shah kemudian memecat Mossadegh pada pertengahan 1952, namun massa yang menggelar kerusuhan membuat Shah kembali mengangkatnya tidak lama kemudian. AS mengamati apa yang terjadi di Iran dengan penuh kecurigaan. Intelijen Inggris bekerja sama dengan CIA kemudian menyimpulkan Mossadegh punya kaitan dengan komunis dan bisa membawa Iran ke arah Soviet jika dia masih berkuasa. Bersama Shah dan Intelijen Inggris, CIA mulai merancang skenario buat menjatuhkan Mossadegh.
Sang perdana menteri rupanya mengendus rencana busuk itu dan menyerukan kepada para pendukungnya untuk turun ke jalan. Pada saat itu Shah pergi kel luar negeri dengan alasan 'berobat'.
Intelijen Inggris akhirnya menarik diri dari skenario sementara CIA terus menjalankan operasi rahasia itu. CIA bekerja sama dengan pasukan pro-Shah dan terpenting, militer Iran, untuk menjalankan misinya. Lewat cara-cara ancaman, suap, CIA berhasil mempengaruhi berbagai elemen hingga merancang rencana kudeta terhadap Mossadegh.
Pada 19 Agustus 1953, militer yang didukung massa turun ke jalan dan didanai CIA, berhasil menggulingkan Mossadegh. Shah kemudian kembali untuk mengambil alih kekuasaan dan menandatangani kerja sama ladang minyak Iran dengan perusahaan AS.
Mossadegh kemudian ditangkap, dibui tiga tahun, lalu meninggal dalam masa tahanan rumah pada 1967.
AS menjadi sekutu Iran paling dipercaya di masa Perang Dingin dan bantuan ekonomi serta militer dari AS mengalir buat Iran di era 1950-an, 1960-an, dan 1970-an. Pada 1978 gelombang massa anti-Shah dan anti-Amerika berunjuk rasa hingga menggulingkan Shah lewat Revolusi Iran 1979.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perang intelijen antara Iran dan Israel melibatkan sejumlah agen mata-mata.
Baca SelengkapnyaDugaan keterlibatan Mossad dan pengkhianat Iran dalam rencana pembunuhan Ismail Haniyeh.
Baca SelengkapnyaIran dan Israel telah lama menjadi musuh bebuyutan. Sejak revolusi Iran terjadi pada 1979, Iran telah menjadi musuh nyata bagi Israel dan Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaMenurut laporan IRNA, tiga agen itu ditangkap di daerah pegunungan yang berada di perbatasan antara Iran dan Afghanistan.
Baca SelengkapnyaBulan lalu, Iran menyerang Israel dengan ratusan rudal, sebagai aksi balasan atas penyerangan konsulat Iran di Suriah.
Baca SelengkapnyaEksekusi dilakukan hanya beberapa hari setelah Israel membunuh komandan Garda Revolusi Iran di Damaskus, Suriah.
Baca SelengkapnyaEli Cohen bergaul akrab dengan kalangan pejabat dan jajaran tertinggi militer. Tak ada yang curiga.
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Para Pejabat Intelijen dan Militer Setelah Ismail Haniyeh Terbunuh, Rekaman Kamera Bandara juga Diperiksa
Baca SelengkapnyaKetegangan hubungan Iran dan Israel semakin panas. Setelah terjadi aksi serangan rudal yang dilakukan Iran ke jantung pertahanan Israel.
Baca SelengkapnyaPasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) mengungkapkan serangan ke markas mata-mata Israel merupakan balasan atas kematian komandan mereka, Sayyed Razi Mousavi.
Baca SelengkapnyaPara pejuang Palestina berhasil menyerang Israel. Akibatnya, ratusan tentara dan warga Israel tewas.
Baca SelengkapnyaMeski Iran secara resmi menyatakan kecelakaan tersebut akibat faktor cuaca, banyak pihak yang berspekulasi Presiden Iran itu dibunuh.
Baca Selengkapnya