Jejak Keterlibatan AS dalam Pergantian Rezim di Amerika Latin
Merdeka.com - Negara adikuasa, Amerika Serikat (AS) kerap mencampuri urusan dalam negeri negara lain. Kebijakan politik luar negeri AS seperti ini telah berlangsung sejak lama, bahkan dalam pergantian rezim atau proses Pemilu di negara tertentu, AS kerap ikut campur dengan berupaya memenangkan calon yang didukungnya.
Belakangan AS bersitegang dengan Venezuela. Pasalnya, Presiden Donald Trump menyatakan dukungannya terhadap pemimpin oposisi, Juan Guaido yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara Venezuela di tengah krisis politik yang semakin memuncak. Presiden Venezuela, Nicolas Maduro kemudian memutuskan hubungan diplomatik dengan AS dan mengusir para diplomat AS dari negaranya. Maduro menyebut Guaido sebagai boneka AS.
Banyak bukti yang menunjukkan keterlibatan AS dalam pergantian rezim di negara-negara Amerika Latin, termasuk dokumen-dokumen rahasia CIA yang sudah diungkap ke publik. AS menginginkan pemimpin di Amerika Latin bisa dikendalikan oleh Washington. Simak sejumlah jejak keterlibatan AS dalam pergantian rezim di Amerika Latin berikut ini:
-
Mengapa CIA membantu penumpasan PKI? CIA Memberikan Bantuan Dana Untuk Militer dan Para Tokoh Antikomunis di Indonesia Mereka memberikan bantuan berkedok obat-obatan senilai 500.000 USD kepada pihak militer. Obat-obatan tersebut akan dijual untuk mendapatkan uang tunai guna penumpasan komunis.
-
Barang bukti apa yang ditemukan? Saat penangkapan bersama teman-temannya, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa pods vape yang berisi cairan ganja.
-
Apa berita hoaks yang menyebar di Amerika Serikat? Situs-situs berita hoaks atau 'berita palsu' lebih banyak daripada surat kabar harian di seluruh Amerika Serikat.
-
Apa bukti migrasi manusia ke Amerika Utara? Jejak kaki manusia yang ditemukan di New Mexico, Amerika Utara, mengungkapkan fakta menarik bahwa manusia telah menghuni benua ini selama periode Zaman Es yang berlangsung sekitar 23.000 hingga 22.000 tahun yang lalu.
-
Dimana berita hoaks tersebar di AS? Pada Juni 1.265 situs berita lokal mengaku situs mereka objektif namun pada kenyataannya melaporkan dengan bias yang mendukung kelompok partisan atau pemerintah asing, kata NewsGuard, seperti dilansir the Washington Times, Rabu (12/6).
-
Kenapa banyak berita hoaks di AS? Jumlah tersebut berbanding 1.213 surat kabar harian yang beroperasi di seluruh AS, demikian menurut laporan tahun 2023 dari Universitas Northwestern.
1. Venezuela
Presiden Venezuela Hugo Chávez menjadi duri bagi AS berkat retorika anti-globalisasi, persahabatannya dengan Fidel Castro, dan kritik terhadap "perang melawan teror". Pada 2002, hubungan AS-Venezuela semakin membeku ketika Chavez memperbarui kontrol negara atas industri minyak. Pada saat itu Venezuela adalah negara penghasil minyak terbesar keempat dan pemasok minyak terbesar ketiga ke AS.
Saat itu, kepala federasi bisnis Venezuela, Pedro Carmona, dibawa ke Gedung Putih dan bertemu dengan Otto Reich, yang sebelumnya bertugas di pemerintahan Reagan di Kantor Diplomasi Publik. Reich dikabarkan kerap bertemu dengan Carmona dan rekan-rekannya, membahas secara eksplisit rencana menggulingkan Chavez. Pada April 2002 Chavez digulingkan dan Washington memberikan dukungan resminya untuk kudeta tersebut, mendukung pemerintahan inkonstitusional Carmona.
Hugo Chavez ©25segundos.com
2. Haiti
Pada tahun 1994 dan 2004, AS disebut terlibat dalam penggulingan Presiden Jean-Bertrand Aristide. Aristide adalah presiden Haiti pertama yang dipilih dalam proses demokrasi. Pada 1991, Aristide terpilih sebagai presiden tapi dikudeta militer pada 1994. Dia kembali terpilih menjadi presiden pada 2004 namun kembali dikudeta.
Setelah Aristide digulingkan dari kekuasaan dalam kudeta militer pada 1994, AS memutuskan campur tangan dan mengembalikan presiden yang terpilih untuk berkuasa.
Pada 2004 pemerintah George W Bush disebut mewaspadai Aristide dan telah berkontribusi dalam upaya penggulingannya. Aristide yang juga seorang pendeta disebut seorang populis yang dekat dengan Kuba. Dia juga menolak tegas arahan ekonomi neoliberal dari Bank Dunia dan IMF. Gedung Putih menudingnya korup dan menyimpan USD 500 juta bantuan kemanusiaan dari Haiti.
3. Ekuador
Setelah José Maria Velasco Ibarra terpilih sebagai presiden Ekuador pada 1960, dia menolak tuntutan Amerika agar memutuskan hubungan dengan Kuba dan menindak komunis. AS menyusup ke kelompok politik Ekuador; baik kelompok kiri dan kanan, dan membuat organisasi palsu untuk mengacaukan perpolitikan Ekuador.
Seorang perwira CIA membentuk kelompok yang disebut Front Anti Komunis Ekuador. Namun, karena nama itu sudah diambil oleh kelompok yang sah, ia harus mengubahnya menjadi Aksi Anti-Komunis Ekuador. CIA juga merambah layanan pos dan departemen imigrasi untuk mengumpulkan intelijen. Semua gangguan ini memuncak dengan penggulingan Velasco, yang digantikan oleh Carlos Julio Arosemana, seorang anggota CIA yang dibayar. Arosemana kemudian melarang komunisme, menangguhkan kebebasan sipil, membatalkan pemilu 1964 dan membuat Daftar Pengawasan Kontrol Subversif CIA untuk mengumpulkan kaum kiri.
4. Guatemala
Presiden AS, Dwight D Eisenhower mendanai kudeta militer sayap kanan terhadap pemerintah Jacobo Árbenz pada 1954. Arbenz mengambil alih 234.000 hektar tanah yang dikuasai United Fruit Company milik Rockefeller, meskipun perusahaan itu ditawari kompensasi (berdasarkan catatan pajak yang curang).
Pemberontak yang dilatih CIA yang dipimpin Carlos Castillo mengambil alih kekuasaan dan mengembalikan semua tanah yang disita dari United Fruit Company, menghapuskan pajak atas bunga dan dividen kepada investor asing, menghilangkan pemungutan suara rahasia dalam Pemilu dan memenjarakan ribuan kritikus politik. Menteri Luar Negeri AS, John Foster Dulles dan saudara lelakinya Direktur CIA Allen Dulles adalah investor di United Fruit Company.
5. Bolivia
Pada 1971, dengan dukungan Angkatan Udara AS, CIA menyokong kudeta militer kejam di Bolivia yang menewaskan 500 orang. Kudeta menjatuhkan presiden sayap kiri Juan Torres yang telah menasionalisasi berbagai industri negara, termasuk minyak. Penggantinya, Jenderal Hugo Banzer, dilatih di School of the Americas. Rezim Banzer dikenal karena menggunakan taktik brutal untuk memberantas elemen-elemen kiri di negara itu.
6. Chile
Presiden sosialis Chile Salvador Allende terbunuh dalam kudeta yang kemudian membuat Jenderal Augusto Pinochet berkuasa. Kudeta ini dikabarkan merupakan hasil dari tiga tahun operasi rahasia dan sabotase ekonomi yang dilakukan oleh CIA di Chile. Pinochet menerima dukungan Amerika sepanjang masa jabatannya kendati dituduh terlibat dalam penyiksaan, pembunuhan dan penghilangan ribuan warga Chile.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan pejabat Pentagon, Luis Elizondo, mengklaim bahwa AS telah menemukan UFO dan spesimen biologis sejak insiden Roswell pada 1947.
Baca SelengkapnyaKonten pro Palestina tersebut diunggah di akun Facebook pejabat bersangkutan.
Baca SelengkapnyaMantan intelijen AS yang bersaksi di depan Kongres mengatakan pemerintah menutup-nutupi informasi soal UFO dan alien.
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi tentang keterlibatan CIA dan dinas rahasia AS dalam peristiwa G30S/PKI. Bagaimana sebenarnya?
Baca SelengkapnyaDokumen intelijen rahasia dibocorkan secara daring.
Baca SelengkapnyaBelasan agen dikerahkan ke Beirut untuk membantu Israel.
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaKonspirasi mengacu pada kesepakatan rahasia di antara individu untuk terlibat dalam kegiatan ilegal atau merugikan.
Baca SelengkapnyaIni Daftar Upaya Pembunuhan terhadap Presiden dan Kandidat Presiden AS, Ada yang Dilempar Granat dari Jarak Dekat
Baca SelengkapnyaLaporan darurat ini, yang disusun 3.300 pengacara, diterbitkan setelah AS menggunakan hak veto-nya untuk menggagalkan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Baca SelengkapnyaArea 51 yang menjadi rahasia banyak orang, akhirnya mulai terungkap. Begini kisahnya.
Baca Selengkapnya