Joe Biden: Dunia di Ambang Kiamat Nuklir
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menyatakan jika ancaman kiamat nuklir makin meningkat akhir-akhir ini dibandingkan saat krisis rudal Kuba 1962. Ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir setelah delapan bulan berperang di Ukraina pun menjadi alasan utama Biden menyatakan itu.
Biden mengungkap jika dia kenal baik Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ancaman Putin menggunakan nuklir pun dianggap Biden bukan gertakan.
"Tidak bercanda ketika dia (Putin) berbicara tentang penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata biologi atau kimia," ujar Biden saat menghadiri acara penggalangan dana Komite Kampanye Senator Demokrat, dikutip dari laman Associated Press (AP), Jumat (7/10).
-
Apa pendapat Putin tentang Biden? Putin menyebut kepemimpinan Biden akan menguntungkan Rusia karena presiden AS itu 'lebih berpengalaman, mudah ditebak, dan sosok politikus gaya lama.'
-
Siapa yang diincar oleh senjata nuklir Korea Utara? Analis mengatakan Korea Utara memperlihatkan ancaman nuklir yang semakin beragam ke Amerika Serikat dan Korea Selatan.
-
Mengapa Putin lebih suka Biden? Putin mengatakan Biden lebih berpengalaman, lebih mudah ditebak, kata dia.
-
Kenapa negara butuh senjata paling mematikan? Kepemilikan senjata ini diharapkan mampu menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
-
Siapa yang diandalkan Ukraina? Trio serangan Mudryk, Dovbyk dan Yarmolenko akan kembali diandalkan di laga ini.
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
“Kita belum menghadapi ancaman kiamat sejak Kennedy dan Krisis Rudal Kuba. Karena militer Rusia – bisa dibilang – berkinerja buruk secara signifikan,” lanjut Biden.
Sebelumnya AS telah memperingatkan Ukraina terkait kemungkinan Rusia menggunakan senjata pemusnah massal karena mengalami beberapa kemunduran akhir-akhir ini di medan tempur.
Perkataan Biden sendiri belum dapat diklarifikasi apakah dia dan pemerintahannya mengetahui niat Rusia menggunakan nuklir. Namun, pejabat-pejabat AS menjelaskan jika mereka belum melihat adanya perubahan pasukan nuklir Rusia. AS juga belum meningkatkan kesiapsiagaan pasukan nuklir mereka.
“Kami belum melihat alasan untuk menyesuaikan postur nuklir strategis kami sendiri, kami juga tidak memiliki indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir dalam waktu dekat,” jelas sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre.
Biden menjelaskan jika penggunaan senjata nuklir skala rendah oleh Rusia juga akan menyebabkan kiamat nuklir.
“Saya tidak berpikir ada yang namanya kemampuan untuk dengan mudah menggunakan senjata nuklir taktis dan tidak berakhir dengan kiamat,” jelasnya.
Namun Biden masih bertanya-tanya mengenai kekuasaan Putin di tengah kemunduran pasukannya di Ukraina.
“Di mana dia menemukan jalan keluar? Di mana dia menemukan dirinya dalam posisi bahwa dia tidak hanya kehilangan muka tetapi juga kehilangan kekuatan yang signifikan di Rusia?,” ujar Biden.
Sebelumnya Putin menjelaskan jika dia akan menggunakan cara apa pun, termasuk nuklir untuk melindungi Rusia.
“Saya ingin mengingatkan Anda bahwa negara kita juga memiliki berbagai alat penghancur dan ketika integritas teritorial negara kita terancam, untuk melindungi Rusia dan rakyat kita, kita pasti akan menggunakan semua cara yang kita miliki. Ini bukan gertakan,” jelas Putin.
Namun AS menjelaskan Rusia akan mendapat konsekuensi jika menggunakan senjata nuklirnya.
“Ini adalah sesuatu yang kita selaraskan, anggap sangat serius, dan komunikasikan langsung dengan Rusia, termasuk jenis tanggapan tegas yang akan dimiliki Amerika Serikat jika mereka menempuh jalan gelap itu,” jelas Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, Jake Sullivan.
Presiden Ukraina, Volodymr Zelensky juga menyatakan dunia tidak akan memaafkan jika Rusia menyerang dengan senjata nuklirnya.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca SelengkapnyaKonflik antara Rusia dan Ukraina telah memasuki fase yang lebih mengkhawatirkan, yang menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan terjadinya Perang Dunia 3.
Baca SelengkapnyaPaket ini juga mencakup amunisi senjata ringan, ambulans, peralatan dan amunisi penghancur, serta suku cadang, peralatan medis.
Baca SelengkapnyaMulai dari ancaman perubahan iklim, pelemahan ekonomi global, hingga konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaPutin Sebut Dirinya Lebih Suka Joe Biden Ketimbang Trump di Pemilu AS 2024, Alasannya Tak Terduga
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) bicara geopolitik hingga rivalitas negara negara besar.
Baca SelengkapnyaRusia menyatakan bahwa doktrin nuklir terbarunya harus dipahami sebagai peringatan bagi negara-negara Barat.
Baca SelengkapnyaAasa depan yang disusun saat ini berada di bawah bayang-bayang kerusakan akibat senjata nuklir.
Baca SelengkapnyaPada 1986 ketika masih menjadi anggota Komite Hubungan Internasional di Senat AS Joe Biden menyampaikan komitmen kuat kepada Israel.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi pembicara dalam acara IISS Shangri-La Dialogue 2024 di Singapura, Sabtu (1/6).
Baca SelengkapnyaPresiden Amerika Serikat Joe Biden salah menyebut nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menjadi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca SelengkapnyaTantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca Selengkapnya