Joe Biden Perintahkan Deklasifikasi Dokumen Serangan Teroris 11 September 2001
Merdeka.com - Pada Jumat (2/9), Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan deklasifikasi beberapa dokumen terkait tragedi 11 September 2001, penyerangan teroris, sikap yang mendukung keluarga korban yang telah lama mencari catatan terkait dugaan keterlibatan pemerintah Saudi.
Perintah tersebut, dikeluarkan sepekan menjelang peringatan peristiwa 9/11 yang ke-20, merupakn momen yang penting dalam pergumulan selama bertahun-tahun antara pemerintah dan keluarga mengenai informasi rahasia tentang serangan yang dapat dipublikasikan.
Konflik tersebut diperlihatkan bulan lalu, ketika ada banyak kerabat, penyintas, dan saksi kejadian tersebut menentang partisipasi Biden dalam acara peringatan 9/11 jika dokumen masih tetap dirahasiakan.
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
-
Apa yang dilakukan Biden untuk Israel? Sejak agresi brutal Israel di Gaza pada Oktober 2023, Biden dan tim kebijakan luar negerinya yang dipimpin Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah mengucurkan miliaran dolar bantuan dan menyetujui ratusan pengiriman senjata ke Israel.
-
Kenapa mantan presiden Amerika Serikat dilindungi? Berdasarkan Undang-Undang Amerika, mantan Presiden, diberikan perlindungan seumur hidup.
-
Apa yang dilakukan Secret Service saat penembakan? Beberapa personel secret service bergegas membentuk barikade bagi Trump dan membawanya ke dalam mobil dengan pengawalan super ketat.
-
Apa isi dokumen Pentagon Papers? Dokumen-dokumen ini mengungkapkan fakta-fakta penting yang telah disembunyikan dari mata publik. Judul resmi penelitian tersebut adalah “Report of the Office of the Secretary of Defense Vietnam Task Force,“ meskipun nantinya terkenal sebagai Pentagon Papers.
-
Siapa yang mendapatkan ucapan selamat dari Joe Biden? 'Pak presiden terpilih, saya ingin memanggil Anda Pak presiden terpilih,' kata Biden kepada Prabowo.
Jumat lalu Biden mengatakan dia berkomitmen memerintahkan peninjauan deklasifikasi dan berjanji pemerintahannya “akan terus terlibat dengan hormat dengan anggota komunitas ini.”
“Pertanyaan-pertanyaan tragedy besar ini membutuhkan dua dekade atau lebih, dan mereka khawatir akan sebuah momen yang tragis akan terus bersonansi dalam sejarah Amerika dan dikehidupan dengan banyak orang Amerika di dalamnya,” jelas Biden, dikutip dari France 24, Minggu (5/9).“Maka dari itu, penting untuk memastikan bahwa Pemerintah Amerika Serikat memaksimalkan transparansi, dengan mengandalkan klasifikasi hanya jika disesuaikan secara sempit dan diperlukan.”
Perintah tersebut mengarahkan Departemen Kehakiman dan lembaga cabang eksekutif lainnya untuk memulai tinjauan deklasifikasi, dan mengharuskan dokumen yang tidak diklasifikasikan dirilis selama enam bulan ke depan.
Salah seorang keluarga korban, Brett Eagleson dan merupakan advokat untuk kerabat korban lainnya, memuji tindakan itu sebagai “langkah pertama yang kritis.” Dia mengatakan keluarganya akan mengawasi proses tersebut dengan cermat untuk memastikan Departemen Kehakiman menindaklanjuti dan bertindak "dengan itikad baik."
“Tes pertama akan dilakukan pada 9/11, dan akan disaksikan seluruh dunia. Kami berharap dapat berterima kasih kepada Presiden Biden secara langsung minggu depan saat dia bergabung dengan kami di Ground Zero untuk menghormati mereka yang meninggal atau terluka 20 tahun lalu,” kata Eagleson.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hoaks bahwa Hamas memenggal anak-anak Israel disampaikan Joe Biden saat bertemu tokoh Yahudi.
Baca SelengkapnyaBiden juga menyatakan ada "banyak orang di luar sana" yang belum yakin tentang penyebab ledakan tersebut.
Baca SelengkapnyaGenosida yang dilakukan Israel di Gaza masih terus terjadi. Dunia internasional seolah tak bisa apa-apa untuk menghentikan kebiadaban negeri zionis itu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons gegernya kasus peretasan Pusat Data Nasional (PDN).
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo bertemu Presiden Amerika Joe Biden di Gedung Putih
Baca SelengkapnyaSerangan bom terjadi ketika banyak orang berkumpul untuk memperingati empat tahun kematian Qassim Sulaimani, yang dibunuh Amerika Serikat di Irak.
Baca SelengkapnyaJokowi juga akan menyampaikan hasil pertemuan KTT OKI kepada Presiden Joe Biden.
Baca SelengkapnyaKTT tersebut membahas soal upaya gencatan senjata dalam konflik Israel-Palestina.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan pentingnya back up atau rekam cadang data nasional
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo atau Jokowi diutus oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk bertemu Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi bersama rombongan kenegaraan langsung melanjutkan perjalanan kunjungan kerjanya menuju San Francisco, Selasa, 14 November 2023.
Baca SelengkapnyaJokowi secara khusus membawa pesan dari negara-negara Islam terkait masalah Palestina.
Baca Selengkapnya