Joe Biden Wajibkan Seluruh Pegawai Federal Suntik Vaksin & Tes Covid-19
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada Kamis menyerang gerakan anti-vaksin di Amerika, mengumumkan kebijakan mewajibkan sebagian besar pegawai federal disuntik vaksin Covid-19 dan mendorong perusahaan memvaksinasi pegawainya atau dilakukan tes Covid-19 tiap pekan.
Mandat baru yang diumumkan Biden di Gedung Putih, akan berlaku untuk sekitar dua pertiga pegawai AS dan mereka yang bekerja di perusahaan yang jumlah karyawannya lebih dari 100 orang.
“Kami telah sabar,” ujar Biden kepada puluhan juta orang Amerika yang menolak divaksinasi.
-
Kenapa Joe Biden dikritik? Biden juga diserang beberapa anggota Partai Demokrat karena mendanai Israel dan mengabaikan genosida penjajah Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
-
Apa dampak penolakan muslim Amerika terhadap Biden? Belum pasti apakah pemilih muslim akan mengalihkan dukungan mereka secara besar-besaran dari Biden, namun perubahan kecil dalam dukungan bisa memiliki dampak pada negara bagian-negara bagian di mana Biden meraih kemenangan dengan selisih tipis pada 2020.
-
Bagaimana cara 'The Beast' melindungi Presiden Joe Biden dari serangan? Kabarnya gagang pintunya dapat mengaliri listrik 120 volt untuk penyerangan yang bersifat langsung. Menariknya, mobil ini juga menyediakan stok darah yang cocok dengan sang presiden. Kemudian ada tabung oksigen, roket, dan senjata berat. Kabinnya nyaris tanpa suara luar masuk.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa yang Biden klaim terkait insulin? 'Kami menurunkan harga obat resep, yang merupakan masalah besar bagi banyak orang, menjadi USD15 untuk suntikan insulin, dibandingkan USD400,' ujar Biden.
-
Kenapa muslim Amerika menolak Biden? 'Konferensi #AbandonBiden 2024 ini dibuat sebagai latar belakang dari pemilihan presiden 2024 yang akan datang dan keputusan untuk menarik dukungan terhadap Presiden Biden karena ketidaksetujuannya untuk menyerukan gencatan senjata dan melindungi warga tak bersalah di Palestina dan Israel,' kata kelompok tersebut kepada kantor berita Axsio dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Aljazeera, Ahad (3/12).
“Tapi kesabaran kami semakin tipis, dan penolakan kalian kita semua yang harus menanggungnya,” lanjutnya, dilansir Reuters, Jumat (10/9).
Kebijakan dan pidato Biden ini menunjukkan langkah Biden yang paling agresif yang menyasar orang Amerika yang menolak divaksinasi ketika virus corona varian Delta yang menyebar cepat memicu gelombang baru infeksi dan kematian.
Lonjakan kasus karena varian Delta meningkatkan risiko tidak hanya untuk negara tapi juga presiden yang telah berjanji mengendalikan pandemi. Tingkat penerimaan terhadap Biden menurun sejak dia mengatakan pada Juli AS semakin dekat untuk mengumumkan kemerdekaan dari virus corona.
Langkah terbaru Biden ini diperkirakan akan mendapatkan tantangan politik dan hukum.Walaupun pemerintahan Biden melakukan kampanye besar-besaran mengajak orang Amerika divaksinasi, hanya sebanyak 62 persen orang Amerika yang memenuhi syarat yang telah divaksinasi penuh, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) AS.
Biden juga memperingatkan "kita berada dalam kondisi yang sulit dan bisa bertahan sementara waktu."
Pakar penyakit menular dan kebijakan kesehatan mengatakan mandat tersebut tidak mungkin mengubah tingkat infeksi secara signifikan dengan cepat.
Namun, dapat membantu mencegah potensi gelombang baru infeksi di masa depan, mengurangi kematian dan rawat inap dan mengurangi tekanan pada sistem perawatan kesehatan, seperti disampaikan Dr. Jesse Goodman dari Universitas Georgetown, mantan kepala ilmuwan di Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Dalam pidato yang disiarkan televisi tersebut, Biden menuding para pejabat yang menolak mewajibkan masker dan vaksin dengan alasan kebebasan memilih dan ekonomi sebagai penyebab yang “membuat rakyat sakit”.
Gubernur Florida, Ron DeSantis yang berasal dari Republik, mengeluarkan perintah eksekutif pada Juli yang memblokir mandat masker di sekolah-sekolah.
Pejabat bidang medis mengatakan lebih dari 97 persen pasien Covid yang dirawat inap tidak divaksinasi, dan orang-orang itu bertanggung jawab atas angka kematian yang meningkat.
Serikat Pekerja Federal mengatakan menerima kewajiban vaksinasi yang diumumkan Biden tersebut.
Badan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (OSHA) Departemen Tenaga Kerja AS berencana mengambil tindakan hukum terhadap perusahaan swasta yang tidak mematuhi mandat vaksin, dengan denda besar hampir USD 14.000 untuk setiap pelanggaran.
Pemerintah juga menyerukan tempat-tempat hiburan untuk melakukan tes Covid dan vaksinasi dan meminta negara bagian melaksanakan mandat tersebut bagi pegawai sekolah. Denda yang dikenakan kepada orang-orang yang tidak memakai masker di pesawat, kereta api, dan bus juga dilipatgandakan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Momen saat Presiden AS Joe Biden diprotes langsung oleh pengunjuk rasa pro-Palestina.
Baca SelengkapnyaKedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaTrump bereaksi tegas atas mundurnya Biden dalam pencalonan Presiden Amerika.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaKedua capres justru melenceng dan saling menyerang rivalnya dengan pernyataan yang berkelok-kelok.
Baca SelengkapnyaAmerika menyatakan dukungan penuh terhadap Israel dalam perang yang terjadi dengan Palestina beberapa hari terakhir ini.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu orang turun ke jalan di Washington, Amerika Serikat kemarin untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaKeputusan Presiden Joe Biden telah mengagetkan warga AS usai dirinya mundur dari pencalonan presiden AS.
Baca SelengkapnyaBiden juga menyatakan ada "banyak orang di luar sana" yang belum yakin tentang penyebab ledakan tersebut.
Baca Selengkapnya