Jutaan data pribadi pengguna Facebook diduga bocor lewat kuis
Merdeka.com - Media Sosial Facebook kembali diterpa tuduhan serius. Kali ini, Facebook diduga mencuri data privasi pengguna demi kepentingan pihak ketiga. Pencurian data tersebut dilakukan melalui kuis-kuis yang seringkali muncul di aplikasi Facebook, seperti cara mengetahui kepribadian seseorang, rezeki, sampai kapan jodoh datang.
Rupanya, kuis-kuis semacam itu memiliki masalah keamanan data. Sebabnya, kuis tersebut melibatkan pihak ketiga yang akan diberi akses kepada data pengguna. Salah satunya diberikan kepada Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik Inggris yang dituding mengeksploitasi data 50 juta pengguna Facebook.
Polemik mengenai kuis yang beredar di Facebook memang sudah sejak lama disebut bermasalah. Alasannya, sejumlah kuis Facebook dipakai mengecoh orang-orang untuk mendapatkan informasi pribadi mereka dan menghasilkan uang dari hal itu.
-
Bagaimana perusahaan seperti Facebook mengumpulkan data pengguna? Dokumen tersebut menguraikan proses enam langkah bagaimana perangkat lunak Active-Listening mengumpulkan data suara pengguna dari berbagai perangkat.
-
Bagaimana pelaku penipuan mengakses data pribadi nasabah? Seperti diketahui melalui aplikasi yang tidak resmi atau bodong tersebut membuat korban dengan sadar memberikan persetujuan untuk mengizinkan aplikasi tersebut mengakses aplikasi SMS dan aplikasi lainnya.
-
Kenapa akun palsu Jusuf Hamka di Facebook meminta data pribadi? Selain itu, sangat berbahaya jika memberikan data pribadi seperti buku tabungan untuk diunggah di media sosial. Pasalnya data pribadi ini rawan digunakan untuk penipuan.
-
Bagaimana Facebook tahu minat saya? Kedua raksasa teknologi ini juga memiliki keahlian dalam membuat koneksi antar titik. Sehingga, data yang didapatkan dari koneksi tersebut kemudian dikombinasikan, dan digunakan untuk menayangkan iklan sesuai dengan topik yang diminati.
-
Bagaimana penipu DANA mendapatkan data pribadi? Setelah korban tergiur, penipu akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
Informasi itu diungkapkan oleh Managing Director Keamanan Siber di Florida Center, Sri Sridharan. Menurutnya, kuis semacam ini kelihatannya memang tak berbahaya, tapi tak pernah diketahui siapa yang sebenarnya meminta informasi tersebut.
Dikutip dari Inquirer, Selasa (20/3/2018), hacker kerap memakai kuis semacam ini untuk menutup link berbahaya yang bisa digunakan untuk membobol keamanan online.
"Semakin banyak yang mereka tahu tentang Anda, semakin banyak juga cara yang digunakan untuk mengecoh Anda melakukan sesuatu seperti mengklik link yang seharusnya tidak boleh Anda klik," tuturnya.
Mengingat banyak kuis yang membahayakan data pribadi, dia pun menyarankan agar pengguna hanya mengikuti kuis dari situs web terpercaya. Pengguna juga diminta waspada jika mengikuti kuis atau jajak pendapat yang mengharuskan login ke akun Facebook.
Kuis kepribadian di Facebook menyimpan bahaya serupa
Masalah keamanan ini juga dilaporkan oleh peneliti Aleksandr Kogan yang membuat aplikasi thisisyourdigitallife. Ia pun menyediakan kuis dengan syarat login dengan akun Facebook.
Ternyata, hal itu menciptakan celah kepada si pembuat kuis untuk melihat sebagian data-data yang dimiliki pengguna di Facebook, seperti identitas dan hal-hal yang kamu like.
Data-data itu dikhawatirkan dipakai untuk kepentingan si pengambil data. Kogan yang seorang akademisi mengaku ke Facebook kalau ia hanya melakukannya untuk tujuan penelitian.
Namun, menurut laporan terbaru, Kogan ternyata membagikan hasilnya ke Cambridge Analytica. Facebook bersikeras kalau pihaknya juga telah dibohongi oleh pembuat aplikasi.
"Si peneliti yang dipertanyakan, Aleksandr Kogan, menarik beberapa ratus ribu individual untuk menggunakan login Facebook ke kuis kepribadiannya pada 2014. Ia berbohong kepada para pengguna dan berbohong pada Facebook perihal apa yang ia gunakan dengan data-data itu," ucap Alex Stamos, Chief Security Officer di Facebook.
Kisah Cambridge Analytica
Cambridge Analytica (CA) sendiri dilaporkan terlibat dalam skandal besar kebocoran data puluhan juta pengguna Facebook.
Perusahaan yang pernah bekerja dengan tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, itu dituding menggunakan jutaan data untuk membuat sebuah program software yang hebat sehingga bisa memprediksi dan memengaruhi pemilihan suara.
Dilansir The Guardian, Selasa (20/3/2018), seorang whistleblower bernama Christopher Wylie, mengungkapkan kepada Observer The Guardian, bagaimana CA menggunakan informasi personal diambil tanpa izin pada awal 2014 untuk membangun sebuah sistem yang dapat menghasilkan profil pemilih individual AS.
Hal ini dilakukan untuk menargetkan mereka dengan iklan politik yang telah dipersonalisasi. CA sendiri merupakan perusahaan yang dimiliki oleh miliarder Robert Mercer dan pada saat itu dipimpin oleh penasihat utama Trump, Steve Bannon.
"Kami mengekspolitasi Facebook dan "memanen" jutaan profil orang-orang. Kami membuat berbagai model untuk mengeksploitasi apa yang kami tahu tentang mereka dan menargetkan 'isi hati' mereka. Itulah dasar keseluruhan perusahaan dibangun," ungkap Wylie.
Dokumen yang dilihat Observer dan dikonfirmasi oleh pernyataan Facebook, menunjukkan bahwa perusahaan pada akhir 2015 mengetahui ada kebocoran data yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Namun, Facebook saat itu gagal memperingatkan para pengguna, kemudian hanya melakukan sedikit upaya untuk memulihkan dan mengamankan informasi lebih dari 50 juta penggunanya.
Menurut laporan New York Times, salinan pengambilan data untuk CA masih bisa ditemukan di internet. Tim media tersebut, juga dilaporkan melihat beberapa data mentah.
Data yang didapat tersebut dikumpulkan lewat aplikasi yang disebut thisisyourdigitallife. Aplikasi itu dibuat oleh seorang akademisi bernama Aleksander Kogan, terpisah dari pekerjaannya di Cambridge University.
Reporter: Agustinus Mario Damar
Sumber: Liputan6.com
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaDittipidsiber tengah melakukan penyelidikan lebih jauh sembari berkoordinasi dengan pihak lain
Baca SelengkapnyaData BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaKPU melakukan pengecekan melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) terkait kebocoran data pemilih tersebut.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaMahfud menyampaikan, sebaiknya KPU sebagai penyelenggara pemilu, untuk bekerja lebih hati-hati lagi
Baca SelengkapnyaPeretas menawarkan data DPT Pemilu 2024 yang berhasil dia dapatkan seharga USD 74.000 atau setara Rp 1,2 miliar.
Baca SelengkapnyaJangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.
Baca SelengkapnyaKirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Baca SelengkapnyaKasus ini sedang ditangani oleh Polres Metro Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaDigitalisasi membuat perusahaan lebih mudah mencari latar belakang calon karyawan.
Baca Selengkapnya