Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jutaan data pribadi pengguna Facebook diduga bocor lewat kuis

Jutaan data pribadi pengguna Facebook diduga bocor lewat kuis Facebook. ©2015 shalomlife.com

Merdeka.com - Media Sosial Facebook kembali diterpa tuduhan serius. Kali ini, Facebook diduga mencuri data privasi pengguna demi kepentingan pihak ketiga. Pencurian data tersebut dilakukan melalui kuis-kuis yang seringkali muncul di aplikasi Facebook, seperti cara mengetahui kepribadian seseorang, rezeki, sampai kapan jodoh datang.

Rupanya, kuis-kuis semacam itu memiliki masalah keamanan data. Sebabnya, kuis tersebut melibatkan pihak ketiga yang akan diberi akses kepada data pengguna. Salah satunya diberikan kepada Cambridge Analytica, sebuah perusahaan konsultan politik Inggris yang dituding mengeksploitasi data 50 juta pengguna Facebook.

Polemik mengenai kuis yang beredar di Facebook memang sudah sejak lama disebut bermasalah. Alasannya, sejumlah kuis Facebook dipakai mengecoh orang-orang untuk mendapatkan informasi pribadi mereka dan menghasilkan uang dari hal itu.

Informasi itu diungkapkan oleh Managing Director Keamanan Siber di Florida Center, Sri Sridharan. Menurutnya, kuis semacam ini kelihatannya memang tak berbahaya, tapi tak pernah diketahui siapa yang sebenarnya meminta informasi tersebut.

Dikutip dari Inquirer, Selasa (20/3/2018), hacker kerap memakai kuis semacam ini untuk menutup link berbahaya yang bisa digunakan untuk membobol keamanan online.

"Semakin banyak yang mereka tahu tentang Anda, semakin banyak juga cara yang digunakan untuk mengecoh Anda melakukan sesuatu seperti mengklik link yang seharusnya tidak boleh Anda klik," tuturnya.

Mengingat banyak kuis yang membahayakan data pribadi, dia pun menyarankan agar pengguna hanya mengikuti kuis dari situs web terpercaya. Pengguna juga diminta waspada jika mengikuti kuis atau jajak pendapat yang mengharuskan login ke akun Facebook.

Kuis kepribadian di Facebook menyimpan bahaya serupa

Masalah keamanan ini juga dilaporkan oleh peneliti Aleksandr Kogan yang membuat aplikasi thisisyourdigitallife. Ia pun menyediakan kuis dengan syarat login dengan akun Facebook.

Ternyata, hal itu menciptakan celah kepada si pembuat kuis untuk melihat sebagian data-data yang dimiliki pengguna di Facebook, seperti identitas dan hal-hal yang kamu like.

Data-data itu dikhawatirkan dipakai untuk kepentingan si pengambil data. Kogan yang seorang akademisi mengaku ke Facebook kalau ia hanya melakukannya untuk tujuan penelitian.

Namun, menurut laporan terbaru, Kogan ternyata membagikan hasilnya ke Cambridge Analytica. Facebook bersikeras kalau pihaknya juga telah dibohongi oleh pembuat aplikasi.

"Si peneliti yang dipertanyakan, Aleksandr Kogan, menarik beberapa ratus ribu individual untuk menggunakan login Facebook ke kuis kepribadiannya pada 2014. Ia berbohong kepada para pengguna dan berbohong pada Facebook perihal apa yang ia gunakan dengan data-data itu," ucap Alex Stamos, Chief Security Officer di Facebook.

Kisah Cambridge Analytica

Cambridge Analytica (CA) sendiri dilaporkan terlibat dalam skandal besar kebocoran data puluhan juta pengguna Facebook.

Perusahaan yang pernah bekerja dengan tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, itu dituding menggunakan jutaan data untuk membuat sebuah program software yang hebat sehingga bisa memprediksi dan memengaruhi pemilihan suara.

Dilansir The Guardian, Selasa (20/3/2018), seorang whistleblower bernama Christopher Wylie, mengungkapkan kepada Observer The Guardian, bagaimana CA menggunakan informasi personal diambil tanpa izin pada awal 2014 untuk membangun sebuah sistem yang dapat menghasilkan profil pemilih individual AS.

Hal ini dilakukan untuk menargetkan mereka dengan iklan politik yang telah dipersonalisasi. CA sendiri merupakan perusahaan yang dimiliki oleh miliarder Robert Mercer dan pada saat itu dipimpin oleh penasihat utama Trump, Steve Bannon.

"Kami mengekspolitasi Facebook dan "memanen" jutaan profil orang-orang. Kami membuat berbagai model untuk mengeksploitasi apa yang kami tahu tentang mereka dan menargetkan 'isi hati' mereka. Itulah dasar keseluruhan perusahaan dibangun," ungkap Wylie.

Dokumen yang dilihat Observer dan dikonfirmasi oleh pernyataan Facebook, menunjukkan bahwa perusahaan pada akhir 2015 mengetahui ada kebocoran data yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Namun, Facebook saat itu gagal memperingatkan para pengguna, kemudian hanya melakukan sedikit upaya untuk memulihkan dan mengamankan informasi lebih dari 50 juta penggunanya.

Menurut laporan New York Times, salinan pengambilan data untuk CA masih bisa ditemukan di internet. Tim media tersebut, juga dilaporkan melihat beberapa data mentah.

Data yang didapat tersebut dikumpulkan lewat aplikasi yang disebut thisisyourdigitallife. Aplikasi itu dibuat oleh seorang akademisi bernama Aleksander Kogan, terpisah dari pekerjaannya di Cambridge University.

Reporter: Agustinus Mario Damar

Sumber: Liputan6.com

(mdk/did)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Hoaks Utang Bank dan Pinjol Lunas Hanya dengan Unggah Nomor Rekening di Facebook
CEK FAKTA: Hoaks Utang Bank dan Pinjol Lunas Hanya dengan Unggah Nomor Rekening di Facebook

Beredar narasi utang bank dan pinjol bisa lunas hanya unggah nomor rekening di Facebook

Baca Selengkapnya
Menkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Menkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya

Menkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya

Baca Selengkapnya
Siber Polri Temukan Dugaan Kebocoran Data KPU
Siber Polri Temukan Dugaan Kebocoran Data KPU

Dittipidsiber tengah melakukan penyelidikan lebih jauh sembari berkoordinasi dengan pihak lain

Baca Selengkapnya
Serangan Siber Kembali Terjadi, Giliran Data BPJS Ketenagakerjaan Diduga Diretas
Serangan Siber Kembali Terjadi, Giliran Data BPJS Ketenagakerjaan Diduga Diretas

Data BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.

Baca Selengkapnya
Sistem KPU Masih Cek Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilih Pemilu 2024
Sistem KPU Masih Cek Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilih Pemilu 2024

KPU melakukan pengecekan melalui Sistem Informasi Data Pemilih (Sidalih) terkait kebocoran data pemilih tersebut.

Baca Selengkapnya
Diam-diam HP Bisa Nguping dan Munculkan Iklan Hasil Percakapan di Telepon? Begini faktanya
Diam-diam HP Bisa Nguping dan Munculkan Iklan Hasil Percakapan di Telepon? Begini faktanya

Ini penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.

Baca Selengkapnya
Data Pemilih Diduga Bocor, Mahfud MD: Saya Minta KPU Lebih Hati-hati Agar Tidak Mudah Dibobol
Data Pemilih Diduga Bocor, Mahfud MD: Saya Minta KPU Lebih Hati-hati Agar Tidak Mudah Dibobol

Mahfud menyampaikan, sebaiknya KPU sebagai penyelenggara pemilu, untuk bekerja lebih hati-hati lagi

Baca Selengkapnya
FOTO: Situs KPU Dibobol Hacker, 204 Juta Data DPT Pemilu 2024 Bocor
FOTO: Situs KPU Dibobol Hacker, 204 Juta Data DPT Pemilu 2024 Bocor

Peretas menawarkan data DPT Pemilu 2024 yang berhasil dia dapatkan seharga USD 74.000 atau setara Rp 1,2 miliar.

Baca Selengkapnya
Amankan Uangmu, Begini Tips Aman Hindari Modus Kejahatan Soceng yang Ramai Beredar
Amankan Uangmu, Begini Tips Aman Hindari Modus Kejahatan Soceng yang Ramai Beredar

Jangan sampai jadi korban berikutnya, saatnya lebih waspada dengan modus kejahatan soceng.

Baca Selengkapnya
Kirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Kirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih

Kirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih

Baca Selengkapnya
Ramai Kasus Data Pelamar Kerja Dipakai Pinjol, Ini Saran Polisi
Ramai Kasus Data Pelamar Kerja Dipakai Pinjol, Ini Saran Polisi

Kasus ini sedang ditangani oleh Polres Metro Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya
Pelamar Kerja Harus Tahu, Perusahaan Kini Cek Jejak Digital Calon Karyawan Lewat Medsos
Pelamar Kerja Harus Tahu, Perusahaan Kini Cek Jejak Digital Calon Karyawan Lewat Medsos

Digitalisasi membuat perusahaan lebih mudah mencari latar belakang calon karyawan.

Baca Selengkapnya