Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kabar Baik, Peneliti China Temukan Bahan untuk Melawan dan Membunuh Virus Covid-19

Kabar Baik, Peneliti China Temukan Bahan untuk Melawan dan Membunuh Virus Covid-19 Virus Corona. ©2020 Merdeka.com/who.int

Merdeka.com - Sebuah nanomaterial (bahan nano) yang mampu menemukan virus Sars-CoV-2 (Covid-19) di dalam sel hidup dan membunuhnya berhasil dikembangkan oleh tim peneliti asal China.

Dikutip dari laman South China Morning Post, Jumat (2/9), temuan ini “bisa menjadi terapi yang menjanjikan untuk melawan pandemi di masa depan” ujar seorang peneliti yang tidak menyebutkan namanya.

Ini karena bahan nano itu mampu menghambat infeksi dari semua varian seperti Alpha, Beta, Delta, dan Omicron sehingga berbeda dengan obat-obat Covid-19 lainnya.

Orang lain juga bertanya?

CIPS, bahan nano itu mendapatkan namanya dari bahan-bahan yang membentuknya, yaitu Copper (tembaga), Indium, Phosphurs (fosfor), dan Sulphur (sulfur).

Bahan nano adalah benda yang sangat kecil, bahkan satu nanometer adalah sepersejuta meter. CIPS juga berukuran kecil, yaitu sekitar 200 nanometer.

Ukuran CIPS membuatnya mampu untuk memerangkap dan mengikat virus Covid-19 sehingga proses infeksi menjadi terhambat. Setelah terikat maka sel darah putih akan melawan virus itu.

Studi itu menyatakan “eksperimen menunjukkan CIPS efektif menghambat infeksi pada sel, organoid (struktur sederhana dari organ) dan tikus, serta efektif meredakan radang paru-paru pada tikus akibat infeksi Sars-CoV-2”.

Selain efektif, CIPS sendiri terbuat dari bahan biodegradabilitas (dapat terurai) sehingga tidak merusak organ tubuh.

“Tikus menghirup CIPS melalui tetes hidung dan setelah tujuh hari menunjukkan hampir seluruh penghapusan CIPS dari paru-paru tikus” lanjut pernyataan studi itu.

Meski telah diuji pada tikus, namun pengujian lain harus dilakukan.

“Penilaian keamanan obat anti-Covid-19 meliputi uji toksisitas (tingkat rusak) terhadap organ dan sistem kekebalan tubuh. Prosesnya lama dan mahal, biasanya dilakukan oleh perusahaan farmasi” ujar tim peneliti.

Sebab itu, CIPS harus melewati uji klinis sebelum diuji pada tubuh manusia.

Kabar baiknya, CIPS ini relatif cukup muruh untuk diproduksi massal dan penggunaan lebih luas.

Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu
Peneliti Tengah Kembangkan Vaksin Flu Universal, Dirancang Bisa Redakan Segala Jenis Mutasi Flu

Vaksin flu universal bisa membantu mengatasi berbagai jenis flu dan mutasinya seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya
Menkes: HMPV Hampir Tidak Menyebabkan Kematian
Menkes: HMPV Hampir Tidak Menyebabkan Kematian

Menurut Budi, masyarakat tak perlu khawatir karena virus tersebut berbeda dengan Covid-19.

Baca Selengkapnya
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia
Peneliti UGM Bantah Nyamuk Wolbachia Jadi Senjata Pembunuh Manusia

Nyamuk wolbachia diyakini bisa menekankan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Rusia Klaim Berhasil Temukan Vaksin Kanker, Siap Dibagikan Secara Gratis di 2025 Mendatang
Rusia Klaim Berhasil Temukan Vaksin Kanker, Siap Dibagikan Secara Gratis di 2025 Mendatang

Rusia mengklaim bahwa mereka telah berhasil menemukan vaksin kanker yang akan bisa diakses secara gratis di 2025.

Baca Selengkapnya
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?
Bagaimana Seseorang Bisa Sembuh dari HIV?

Sebagian besar orang meyakini bahwa HIV adalah penyakit yang tidak dapat diobati. Yuk, cek kebenarannya!

Baca Selengkapnya
Mengenal Bakteri Wolbachia, Solusi untuk Lumpuhkan Nyamuk Demam Berdarah
Mengenal Bakteri Wolbachia, Solusi untuk Lumpuhkan Nyamuk Demam Berdarah

Penggunaan bakteri Wolbachia adalah upaya untuk mengurangi kasus demam berdarah. Dengan cara alami ini, nyamuk akan sulit untuk berkembang biak.

Baca Selengkapnya
Mulai Disebar ke Alam, Ini Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia yang Bisa Bikin Aedes Aegypti Mandul
Mulai Disebar ke Alam, Ini Fakta-Fakta Nyamuk Wolbachia yang Bisa Bikin Aedes Aegypti Mandul

Nyamuk mengandung bakteri wolbachia mulai disebar ke lima kota di Indonesia.

Baca Selengkapnya
"Revolutionary Medical Breakthroughs in 2023: Tackling Countless Diseases with Impactful Discoveries!"

Sejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.

Baca Selengkapnya
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya
Ilmuwan Racik Salep Antibiotik dari Kotoran Jerapah,  Ampuh untuk Penderita Diabetes
Ilmuwan Racik Salep Antibiotik dari Kotoran Jerapah, Ampuh untuk Penderita Diabetes

Para ilmuwan mengungkap virus yang menginfeksi bakteri dalam kotoran hewan dan sedang menguji apakah bakteri ini ampuh sebagai antibiotik.

Baca Selengkapnya
Penelitian Terbaru Berhasil Pecahkan Mengapa Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Terinfeksi COVID-19
Penelitian Terbaru Berhasil Pecahkan Mengapa Ada Orang yang Sama Sekali Tidak Terinfeksi COVID-19

Penelitian terbaru mengungkap penyebab sejumlah orang aman dari Covid-19 tanpa pernah terinfeksi.

Baca Selengkapnya