Kaleidoskop 2020: Tahun Pandemi yang Mengubah Segalanya
Merdeka.com - 2020 hampir berakhir. Tahun ini sejarah akan mencatat penduduk dunia mengalami pandemi yang menyatukan sekaligus memisahkan kita. Covid-19 menjadi pandemi terparah sekaligus membuat 2020 menjadi tahun terkelam yang terjadi di abad modern setelah wabah flu Spanyol pada 1918.
Wabah yang pertama kali diidentifikasi di Kota Wuhan, China pada Desember lalu itu kini sudah menjangkiti 80,2 juta orang di muka bumi dan merenggut 1,76 juta jiwa.
Virus corona jenis baru yang muncul di China itu dapat menular dari hewan ke manusia dan antarmanusia. Gejala yang dialami orang ketika terjangkit virus ini antara lain batuk, flu, demam, sesak napas, kesulitan pernapasan, gagal napas, gagal ginjal, hingga mengakibatkan kematian.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama ditemukan? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Dimana wabah misterius ini terjadi? Dalam beberapa hari terakhir, China dihantui lonjakan penyakit pernapasan misterius di kalangan anak-anak di sepanjang wilayah utara, menciptakan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Laporan menyatakan sejumlah pasien yang terjangkit adalah para pekerja atau konsumen pasar hewan lokal yang menjual selain daging olahan juga hewan hidup seperti unggas, keledai, domba, babi, unta, rubah, musang, tikus bambu, landak, dan reptil.
Karena tidak pernah ada laporan yang menyebut virus corona menjangkiti hewan air, maka kemungkinan besar virus corona berasal dari hewan-hewan darat yang dijual di pasar hewan.
31 Desember 2019. Komisi Kesehatan Publik Wuhan melaporkan sebuah wabah penyakit mirip pneumonia merebak dengan 27 kasus dipastikan positif. Pemerintah kemudian mengungkap gejala awal virus ini sudah muncul sejak awal Desember, terutama di sekitar Pasar Makanan Laut Huanan, Wuhan. Tidak butuh waktu lama bagi Wuhan untuk menerapkan karantina wilayah. Warga dilarang masuk dan keluar dari Wuhan. Aturan pembatasan berlaku. Di sejumlah kota lain di China, termasuk Beijing, pemerintah juga menerapkan aturan yang sama.
Himalaya terlihat dengan mata telanjang
Pada 21 Januari pihak berwenang di Thailand mendeteksi virus ini menjangkiti dua wisatawan asal China yang terbang dari Wuhan ke Bangkok. Pemerintah mengatakan dua perempuan tersebut, berusia 74 tahun dan 61 tahun, dalam keadaan baik.
Dari Thailand, virus corona kemudian terdeteksi di Jepang, Korea Selatan, hingga kemudian ke benua Eropa di Prancis, Italia, dan juga ke Amerika Serikat.
Di bulan Maret Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama virus corona di Indonesia.
Negara-negara kemudian menerapkan pembatasan dan karantina wilayah serta menutup perbatasan, melarang warga keluar masuk. Aparat mengumumkan warga sebaiknya hanya di rumah saja. Pemandangan langka terjadi: kota-kota besar di dunia terlihat lengang sepi, hampir tidak ada aktivitas, jalanan lengang, angkutan umum tidak beroperasi, toko-toko, pasar, mal, perkantoran, tutup. Warga dilarang bepergian dan diimbau bekerja dari rumah. Bahkan untuk pertama kalinya dunia melihat Masjidil Haram lengang sepi tidak ada jemaah yang melaksanakan ibadah salat berjemaah atau tawaf mengelilingi Kabah.
Tingkat polusi di kota-kota dunia yang selama ini polusinya parah turun drastis. Pegunungan Himalaya untuk pertama kalinya bisa dilihat dengan mata telanjang dari India. Langit lebih terang cerah. Alam seperti bernapas lega.
Seiring pembatasan dan karantina wilayah diterapkan di berbagai belahan dunia, ekonomi pun terpuruk, kasus positif Covid-19 tembus satu juta pada April dan angka kematian melebihi 1 juta jiwa pada September. Para ilmuwan berpacu dengan waktu untuk secepatnya membuat vaksin melawan Covid-19.
Perlombaan pembuatan vaksin
Aturan memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, diterapkan di mana-mana. Pemandangan orang-orang memakai masker menjadi kenormalan baru. Tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri lengkap di rumah sakit.
Perusahaan-perusahaan farmasi terkemuka dunia mengerahkan segala kemampuan untuk segera membuat vaksin Covid-19 yang efektif dan aman.
Pemerintah Indonesia juga sudah memulai pembuatan vaksin Merah Putih. Kini sejumlah vaksin buatan perusahaan China, Amerika Serikat, Inggris, Jerman, sudah melalui tahap ketiga atau tahap akhir uji klinis dan dinyatakan cukup efektif dan aman. Belum pernah terjadi sebelumnya proses pembuatan vaksin untuk mengatasi pandemi berlangsung kurang dari setahun. Lazimnya proses pembuatan vaksin bisa memakan waktu lebih dari satu tahun.
Inggris menjadi negara pertama di dunia yang mengizinkan vaksin buatan Pfizer-BioNTech digunakan secara massal pada bulan ini. Menyusul kemudian Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa lainnya.
Di bulan ini juga vaksin Sinovac buatan China sudah tiba di Tanah Air untuk menjalani tahap uji klinis dan prosedur pengajuan izin agar segera bisa digunakan secara massal.
Saat ini kasus positif Covid-19 di seluruh dunia sudah tembus 80 juta dan angka kematian melebihi 1,7 juta jiwa. Amerika Serikat menjadi negara terparah dihantam pandemi dengan 19 juta kasus lebih dan 332.638 kematian. Diikuti India dengan 10 juta kasus, 147.622 kematian, dan Brasil 7 juta kasus, 190.795 kematian.
Anak-anak terpisah tak bisa bertemu orang tuanya. Orang tua pergi meninggalkan anaknya untuk selamanya. Dokter, perawat berjatuhan. Lahan pemakaman korban Covid-19 mulai dipadati jenazah.
Di 2020 ini dunia akan mengingat: pandemi mengubah segalanya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaKasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.
Baca Selengkapnya