Kalla sebut Anwar harusnya akui kekalahan di pemilu Malaysia
Merdeka.com - Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim telah melanggar perjanjian tertulis dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dalam menerima hasil pemilihan umum ke-13 Negeri Jiran itu.
Situs asiaone.com melaporkan, Senin (27/5), perjanjian itu dibuat sebelum pemungutan suara pada 5 Mei lalu dalam sebuah perjanjian rahasia yang diusulkan oleh Anwar dan ditengahi oleh mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla. Hal tersebut diungkapkan oleh Jusuf Kalla dalam sebuah wawancara eksklusif dengan surat kabar the Wall Street Journal(WJS).
Dalam wawancara itu, Kalla mengatakan Anwar telah mendekati dia sejak dua bulan lalu dan meminta dirinya untuk menjadi penengah kesepakatan dengan Najib. Saat itu Anwar bertemu Kalla di rumahnya di Jakarta.
-
Kapan kita dianggap kalah? Kekalahan sejati hanya terjadi jika kamu berhenti. Jika kamu tidak pernah berhenti, kamu tidak akan pernah benar-benar dikalahkan.
-
Bagaimana cara mengatasi kekalahan? Kalah tidak pahit jika kamu tidak menelannya.
-
Siapa yang menyatakan bahwa Israel kalah? Mantan Kepala Badan Intelijen Luar Negeri Israel atau Mossad, kemarin, mengatakan bahwa Tel Aviv tidak bisa mengalahkan Hamas dan Jihad Islam secara militer.
-
Apa arti kata-kata menerima kenyataan? Kata-kata menerima kenyataan ini juga penting agar bisa membawa diri menjadi lebih ikhlas dan legowo.
-
Kenapa caleg terpilih harus mundur? Hal itu sesuai dengan UU Pilkada bahwa anggota DPR, DPD dan DPRD yang mendaftar sebagai calon kepala daerah harus mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Kenapa harus ikhlas menerima kenyataan? Kata-kata menerima kenyataan ini juga penting agar bisa membawa diri menjadi lebih ikhlas dan legowo.
Dia mengatakan dirinya juga telah bepergian antara Jakarta dan Ibu Kota Kuala Lumpur untuk menjadi penengah perjanjian itu. Kalla menyebut di isi perjanjian itu kedua pihak harus setuju menerima keputusan akhir pemilihan umum apa pun keputusannya.
Menurut Kalla, keduanya juga sepakat untuk menahan diri dari tindakan serangan yang sifatnya pribadi, meskipun kedua pihak menolak sarannya bahwa pemenangnya harus menawarkan pihak yang kalah peran dalam pemerintahan sebagai bentuk rekonsiliasi.
WJS kemudian meminta keterangan dari Anwar sebagai konfirmasi terkait perjanjian itu. Anwar mengatakan perjanjian itu merupakan usulan Kalla. Namun, kenapa Anwar sekarang tidak mematuhi isi perjanjian itu, ini lantaran dia mengaku Barisan Nasional telah meluncurkan sebuah serangan pribadi terhadap dia, dan telah membatalkan perjanjian itu sendiri.
WJS juga meminta keterangan dari anggota tim kampanye Najib sebagai konfirmasi atas perjanjian itu. WJS kemudian membantah klaim Anwar bahwa pemimpin oposisi itu telah dirusak oleh kampanye Najib.
WJS kemudian mencatat pemimpin oposisi itu juga memiliki dukungan yang kuat di media online di Malaysia. Anwar mengklaim media-media besar di Malaysia dikendalikan oleh Barisan Nasional. Ini lantaraan kedua belah pihak saling menuduh telah mendapat serangan dan penyimpangan.
Kalla juga mengatakan dia merasa kedua belah pihak saat itu telah berkomitmen untuk menahan diri dari serangan pribadi selama kampanye, dan menyebut dirinya tidak mengritik Najib atas pelaksanaan pemilihan umum itu.
Jusuf menyatakan hasil pemungutan suara pada 5 Mei lalu itu sudah jelas. "Kami memiliki sebuah komitmen," kata Kalla. "Pada Senin (6 Mei), saya meminta Anwar untuk menerima hasil pemilu dan menerima kenyataan. Tetapi dia berkata, 'tidak, tidak, tidak, tidak".
WSJ kemudian meminta keterangan dari penasihat Najib, yang mengatakan Anwar mencari bantuan Jusuf Kalla untuk menjamin kesepakatan bersama antara Barisan Nasional dan oposisi dengan menyatakan bahwa kedua pihak sepakat untuk menerima hasil pemilihan umum, meski hasilnya beda tipis.
'Perdana Menteri kembali mengulangi pernyataannya secara pribadi baik kepada Kalla dan di depan umum sebelum pemilihan umum bahwa Barisan Nasional akan menghormati pilihan rakyat Malaysia dan menerima hasil pemilu, bahkan jika oposisi yang menang sekalipun," kata penasihat tidak disebutkan namanya itu.
Jusuf Kalla pada Ahad pekan lalu mengatakan dia kecewa dengan Anwar, yang telah menolak kekalahan dalam pemilu dan menolak segala bentuk rekonsiliasi dengan lawan politiknya.
"Pihak yang kalah harus menerima kenyataan. Anda harus setuju bahwa Anda telah kalah dan dia yang kalah harus membantu yang pemenang (dalam membangun bangsa)," ucap Kalla. (mdk/fas)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
JK menilai, dengan ucapan selamat menandakan bahwa semua pihak harus menerima kenyataan hasil dari Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaRosan yakini pemenang tak merasa lebih baik dan yang kalah tak menyalahkan orang lain
Baca SelengkapnyaJK merupakan salah satu tokoh mendukung pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Cak Imin) di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJK menilai Pemilu 2024 ini diatur oleh minoritas artinya orang yang mampu, orang pemerintahan
Baca SelengkapnyaMantan Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung pergelaran Pemilu 2024 beberapa waktu lalu. Awalnya Mahfud menyebutkan ciri-ciri Indonesia Emas
Baca SelengkapnyaJusuf Kalla menilai ketokohan sangat berperan dalam menambah suara dalam Pemilu.
Baca SelengkapnyaCak Imin ingin calegnya terpilih, suara AMIN menang di dapil masing-masing
Baca SelengkapnyaCak Imin juga mengungkapkan bagaimana nasib koalisi perubahan usai Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaCapres Prabowo Subianto berpidato menyinggung dua kali mengalami kekalahan dalam Pilpres 2014 dan 2019.
Baca SelengkapnyaMenurut Budiman, dukungan dari Wapres ke-10 dan ke-12 RI itu tidak berpengaruh banyak ke suara Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaJK mengingatkan, pemenang pilpres harus mendapat kepercayaan penuh masyarakat.
Baca SelengkapnyaUtut mengatakan, tiap siklus Pemilu pasti bakal ada yang kalah.
Baca Selengkapnya