"Kami Biasa Melihat Banyak Mayat, Tapi Ini yang Paling Mengerikan"
Merdeka.com - Peti mati-peti mati berwarna putih dan merah muda berisi 22 jenazah anak-anak itu dinaikkan ke truk pada Kamis malam. Lalu truk itu berjalan menembus kegelapan. Peti mati itu berisi korban penembakan dan penikaman di Thailand.
Wakil Perdana Menteri Thailand, Anutin Charnvirakul menundukkan kepalanya ketika truk disusul ambulans itu mulai berjalan menjauhi daerah kecil Na Klang di Thailand timur laut.
"Semua orang Thailand, dan semua orang di dunia yang mengetahui hal ini akan merasa sangat tertekan dan terpukul," kata Anutin, dikutip dari Reuters, Jumat (7/10).
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa korban penembakan? Kabag Ops Polres Solok Selatan AKP Dadang Iskandar tega menembak mat temannya sendiri, Kasat Reskrim Solok Selatan AKP Ryanto Ulil Anshar.
-
Siapa yang menjadi korban? Renu Singh, salah satu korban yang terjebak, telah melapor ke polisi dengan klaim bahwa ia telah ditipu sebesar USD 21.000 dan mengungkapkan bahwa ratusan orang lainnya juga mengalami kerugian total mencapai USD 4,1 juta.
-
Siapa yang mengorbankan anak-anak? Sebagai pusat kekuasaan utama di Mesoamerika pra-Hispanik, Chichén Itzá terkenal dengan tradisi berdarahnya, penduduk masa ini juga mengorbankan kerabat termasuk saudara kandung khususnya laki-laki.
Anak-anak malang itu dibunuh mantan anggota polisi, Panya Khamrapm pada Kamis. Para saksi mata mengatakan pelaku menyerbu tempat penitipan anak dan mulai menembak dan menikam mereka yang ada di dalam fasilitas tersebut. Selain 22 anak-anak itu, ada 14 korban jiwa lainnya sehingga total orang yang dibunuh Panya menjadi 36 orang.
Kepolisian mengatakan, Panya dibebastugaskan tahun lalu karena menggunakan narkoba. Sebelum beraksi, dia sempat menghadiri persidangan atas dakwaan narkotika.
Setibanya di rumah setelah melakukan serangan di tempat penitipan anak, Panya membunuh istri dan anaknya lalu bunuh diri.
Para jenazah korban sempat dibawa ke kantor polisi oleh tim penyelamat dan dimasukkan ke dalam peti. Di sana, para keluarga korban berkumpul, menangisi kepergian orang terkasihnya.
"Tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini pemandangan yang siapapun tidak ingin melihatnya. Ini mengerikan," kata ketua tim penyelamat yang pertama kali tiba di TKP, Piyalak Kingkaew.
Timnya membagikan sejumlah foto TKP kepada Reuters, di mana terlihat jasad-jasad anak kecil itu terbaring ditutupi selimut.
Jasad seorang bocah laki-laki memakai kaos Manchester United tertutup bed cover bergambar Winnie the Pooh berada di sebuah ruangan yang temboknya dihiasi kartun binatang.
"Kami biasa melihat banyak mayat, kami telah mengalami sebelumnya, tapi insiden ini yang paling mengerikan dari semuanya," kata Piyalak.
"Mereka anak-anak kecil yang masih tertidur pulas."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penembakan massal terjadi di Siam Paragon, sebuah mall mewah di Ibu Kota Bangkok, Thailand. Sebanyak 3 orang tewas dan 4 lainnya terluka dalam insiden ini.
Baca SelengkapnyaInformasi awal menyebutkan tiga korban tewas, tetapi angka itu naik menjadi empat setelah salah satu korban luka-luka akhirnya meninggal.
Baca SelengkapnyaInsiden ini terjadi pada Sabtu (13/4) sore di Westfield Bondi Junction.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut, keempat korban merupakan anak dari P dan D.
Baca SelengkapnyaPembantaian terhadap umat Muslim ini terjadi saat ayah PM Thailand berkuasa.
Baca SelengkapnyaPolres Metro Jakarta Selatan membeberkan kronologi Panca Darmansyah (40) membunuh empat anaknya dengan sadis di Jagakarsa
Baca SelengkapnyaSelang tiga hari, dua dari tujuh mayat itu kemudian berhasil teridentifikasi oleh pihak Dokkes RS Polri Kramatjati. Sementara lima sisanya masih didalami.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan fakta baru dalam peristiwa tujuh remaja meninggal di Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaSelain itu, polisi juga menemukan kantong plastik yang berisikan air keras.
Baca SelengkapnyaPropam Polda Metro Jaya melibatkan pihak Komisi Kepolisian Nasional.
Baca SelengkapnyaAroma menyengat seperti bau bangkai masih tercium di sekitar rumah tersebut.
Baca Selengkapnya