Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

"Kami Tak Takut Mati untuk Membunuh Mereka yang Menyerang Tanah Air Kami"

Roket Rusia yang tak meledak saat mendarat di taman kanak-kanak di Kharkiv. ©2022 Reuters TV

Merdeka.com - Alexandra Markevitch melarikan diri dari Kharkiv pada Minggu, ketika peluru pasukan Rusia menghujani lingkungan tempat tinggalnya dan tembakan mengguncang kotanya.

Dia lari bersama putranya, Pasha, ke stasiun, hanya membawa beberapa dokumen, foto keluarga, dan baju hangat, dan mereka berhasil naik kereta menuju arah barat. Ketika gelombang tekanan dari serangan roket menghantam kereta, Markevitch takut kereta akan anjlok.

Ketika kereta berhasil melewati pinggir kota dan suara ledakan, dia berusaha menenangkan putranya. Hari itu adalah hari ulang tahunnya ke-11.

Rusia membombardir Kharkiv sejak menginvasi Ukraina pada Kamis, menembaki kawasan pemukiman dan pusat kebudayaan kota itu. Pada Selasa, gedung opera Kharkiv, gelanggang konser dan gedung-gedung pemerintah dihantam serangkaian serangan, menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai lebih banyak lagi.

Wali Kota Kharkiv menyampaikan serangan roket terpisah di lingkungan pemukiman menghancurkan rumah sakit, menewaskan beberapa orang dan melukai banyak orang. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyebut serangan di Kharkiv "serangan teror terhadap Ukraina", seperti dikutip dari BBC, Rabu (2/3).

Ribuan orang saat ini melarikan diri dari kota itu, meninggalkan rumah, keluarga, dan pekerjaan mereka. Banyak yang melarikan diri menggunakan kereta menuju kota Lviv di Ukraina barat, ada juga yang menuju tempat penampungan pengungsi darurat di sebuah bioskop tua.

Markevitch (29), duduk sendiri di sana pada Selasa, di atas sebuah matras. Keluarga dan kawan-kawannya masih berada di Kharkiv. Banyak warga di sana tidak bisa melarikan diri. Baru beberapa hari yang lalu dia bersama mereka, bersembunyi di sebuah tempat berlindung di bawah gedung apartemen, tempatnya dingin dan lembab, tanpa listrik, tanpa pemanas dan makanan. Dia sangat khawatir dengan putranya.

Di atas tanah mereka bisa mendengar "setiap suara peperangan", ujarnya.

"Tembakan, pengeboman, roket, pesawat tempur. Tidak ada yang tidur karena pengeboman terjadi sepanjang hari dan sepanjang malam."

Tiga hari tiga malam setelah invasi dimulai, dan "penuh ketakutan saya akan kehilangan putra saya," Markevitch membuat pilihan. "Apakah Anda menghadapi maut di sana atau Anda menghadapi maut di jalan," ujarnya. "Setidaknya di jalan Anda punya kesempatan untuk menuju tempat yang aman."

Dia tetap menjalin kontak dengan keluarganya dan mereka dalam keadaan baik.

"Secara fisik, mereka masih hidup," ujarnya.

"Secara spiritual, hidup menjadi sangat sulit di Kharkiv."

Hanya 30 mil dari perbatasan dan sebagian besar berbicara bahasa Rusia, Kharkiv telah lama dianggap sebagai target nyata invasi ini. Pasukan Rusia terlibat pertempuran dengan tentara Ukraina yang mempertahankan kota itu, dan kota itu telah dibombardir dari udara, menewaskan banyak warga sipil.

Menari dalam kegelapan

Iryna Ruzhynska (40), berlindung di koridor lantai dua apartemennya bersama dua putranya, menantu, dan cucunya. Ibu Ruzhynska yang berusia 75 tahun terjebak di lantai 11 apartemennya karena lift gedung itu tak berfungsi.

"Kami menempelkan selotip di jendela dan meletakkan bantal di dekat jendela," ujarnya.

"Kami tidak menyalakan lampu, hanya senter dari ponsel kami. Kami berusaha pergi ke toko kemarin, tapi kami mengantre selama berjam-jam dan sebenarnya tidak ada makanan yang tersisa di sana," lanjutnya.

Jalan di dekat apartemen Ruzhynska ditembaki pada Senin, ledakan dahsyat yang membuat bagian tubuh berserakan di jalan. Ketika dia membuka jendela dia bisa mendengar tembakan dan bom.

"Melelahkan dan mengerikan tinggal di bawah tekanan," ujarnya.

"Dan saya marah, karena ini kota besar, indah, kotaku, dan mereka ingin menghapusnya dari muka Bumi."

Semalam saat malam telah larut, saat semua keluarganya tertidur di lorong apartemen, Ruzhynska memasang earphone dan menari dalam kegelapan, "mencoba dan melepaskan emosiku," ujarnya.

"Lalu saya menangis dengan senyap dalam waktu yang lama."

Dia mendengar lagu seorang penyanyi Rusia.

"Karena kami orang-orang yang damai. Tidak masalah bagi kami."

Tak takut mati

Yehor Konovalov (23), melarikan diri dari Kharkiv setelah pengeboman. Dia melarikan diri bersama orang tua dan dua saudara kandungnya dan menuju properti bisnis keluarganya di sebuah desa dekat Donetsk. Pada Selasa, keluarga itu berlindung di ruangan dingin seluas 2x2 meter saat ledakan terdengar di kejauhan.

"Ketika penembakan mulai, adekku yang berumur delapan tahun membangunkanku jam empat pagi dan mengatakan, 'Yehor mereka menembak, mereka meledakkan bom di Kharkiv'."

"Saya tidak bisa mempercayainya. Lalu saya mendengar bom dan melihat awan abu melayang di atas cakrawala."

Keluarga Konovalov hanya memiliki tiga botol air minum dan hanya sedikit makanan yang tersisa untuk persediaan beberapa hari untuk lima orang keluarganya.

"Kami harus ke Ukraina Barat, agar ibu dan adik-adikku aman dan aku serta ayahku bisa bergabung dengan pasukan pertahanan teritorial," ujarnya.

"Kami tidak takut untuk mati untuk membunuh mereka yang menyerang tanah air kami."

Andrey Akonenko (22), seorang desainer web yang melarikan diri dari Kharkiv pada Selasa dengan pacarnya mengatakan dia juga akan mendaftar untuk ikut berperang membela Ukraina. Hal itu disampaikan saat diwawancara BBC dari Poltava, 150 kilometer dari Kharkiv.

"Mereka menembaki area pemukiman kami, gedung apartemen kami - padahal tidak ada situs militer di sana di mana mereka mengebom," ujarnya.

"Mereka berusaha menghancurkan rakyat Ukraina," lanjutnya.

Presiden Rusia, Vladimir Putin mengklaim pihaknya membebaskan kota-kota dan distrik di Ukraina timur seperti Kharkiv dari penindasan pemerintah Ukraina, tapi selama delapan tahun perang Putin tampaknya hanya memperkuat patriotisme rakyat Ukraina.

"Saya tidak pernah merasakan cinta yang begitu besar untuk tanah air dan kota saya," kata Markevitch.

"Saya harap perang akan berakhir dan saya bisa membawa anak saya pulang ke Khakiv secepatnya."

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina

Bakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.

Baca Selengkapnya
FOTO: Ngeri! Serangan Rudal Rusia Hantam Desa di Kharkiv Ukraina, 51 Orang Tewas
FOTO: Ngeri! Serangan Rudal Rusia Hantam Desa di Kharkiv Ukraina, 51 Orang Tewas

Ini menjadi serangan paling mematikan di Kharkiv sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022 lalu.

Baca Selengkapnya
FOTO: Hancur Lebur Rumah Sakit Anak di Ukraina Usai Dihantam Serangan Brutal Rusia
FOTO: Hancur Lebur Rumah Sakit Anak di Ukraina Usai Dihantam Serangan Brutal Rusia

Rusia menghujani Kiev dan kota lain di Ukraina dengan puluhan rudal pada 8 Juli 2024. Salah satu serangannya menghancurkan sebuah rumah sakit anak.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Kota Penting Ukraina Usai Digempur Habis Rusia: Dulu Tenang, Kini Suram Bak Kota Mati
FOTO: Penampakan Kota Penting Ukraina Usai Digempur Habis Rusia: Dulu Tenang, Kini Suram Bak Kota Mati

Toretsk merupakan kota yang menjadi garis depan Ukraina dalam pertempuran melawan Rusia.

Baca Selengkapnya
Momen Mendebarkan Pasukan Khusus Ukraina & Rusia Perang di Dalam Parit, Brutal & Mengerikan
Momen Mendebarkan Pasukan Khusus Ukraina & Rusia Perang di Dalam Parit, Brutal & Mengerikan

Video merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit

Baca Selengkapnya
Detik-detik Wanita di Ukraina Jalan Kaki Hampir Terkena Bom, Momennya Bikin Deg-degan
Detik-detik Wanita di Ukraina Jalan Kaki Hampir Terkena Bom, Momennya Bikin Deg-degan

Nyawa seorang wanita nyaris melayang saat tengah berjalan di dekat wilayah sasaran.

Baca Selengkapnya
FOTO: Lindungi Warga dari Serangan Ukraina, Ini Penampakan Beton Anti Bom Buatan Rusia yang Disebar di Kota Kursk
FOTO: Lindungi Warga dari Serangan Ukraina, Ini Penampakan Beton Anti Bom Buatan Rusia yang Disebar di Kota Kursk

Tempat perlindungan berbentuk kotak itu terbuat dari beton bertulang yang diklaim kuat menahan dampak ledakan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Serangan Drone Ukraina Hantam Rusia: Puluhan Warga Belgorod Tewas, Apartemen dan Lebih dari Seratus Mobil Rusak Terbakar
FOTO: Serangan Drone Ukraina Hantam Rusia: Puluhan Warga Belgorod Tewas, Apartemen dan Lebih dari Seratus Mobil Rusak Terbakar

Sebanyak 20 orang termasuk dua anak-anak tewas dan 111 orang luka-luka usai serangan Ukraina.

Baca Selengkapnya
FOTO: Situasi Mencekam Saat Penembakan Massal di Moskow: Korban Tewas Bergeletakan, Gedung Konser Terbakar
FOTO: Situasi Mencekam Saat Penembakan Massal di Moskow: Korban Tewas Bergeletakan, Gedung Konser Terbakar

Sekelompok pria bersenjata yang melakukan penembakan massal itu turut melemparkan peledak yang memicu kebakaran dahsyat.

Baca Selengkapnya
Ini Identitas 4 Tersangka Pelaku Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, Disidang dengan Wajah Babak Belur
Ini Identitas 4 Tersangka Pelaku Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, Disidang dengan Wajah Babak Belur

Babak Belur, Begini Wajah Para Tersangka Penembakan Massal di Gedung Konser Rusia

Baca Selengkapnya
Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, 60 Orang Tewas dan Ratusan Luka
Penembakan Massal di Gedung Konser Moskow, 60 Orang Tewas dan Ratusan Luka

Serangan terjadi saat kerumunan orang berkumpul untuk menyaksikan penampilan Picnic, band rock terkenal Rusia.

Baca Selengkapnya