Kapal Filipina Tenggelam Setelah Ditabrak di Laut China Selatan, Ulah Tiongkok?
Merdeka.com - Sebuah kapal nelayan Filipina yang membawa 22 awak tenggelam setelah diduga ditabrak oleh kapal Tiongkok di Laut China Selatan. Insiden pekan lalu itu makin ketegangan di daerah yang disengketakan.
Teodoro Locsin Jr, menteri luar negeri Filipina, mengungkapkan pada Kamis 13 Juni 2019 dia telah mengajukan protes diplomatik pada hari sebelumnya.
Setelah insiden itu, ada panggilan dari beberapa politisi kepada Presiden Rodrigo Duterte untuk menarik duta besar dan konsul Filipina di China.
-
Dimana kapal itu tenggelam? Kapal penangkapan ikan KM Dewi Jaya 2 yang mengangkut 37 orang dari Muara Baru, Jakarta tujuan Lombok, Nusa Tenggara Barat tenggelam di perairan Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan (Sulsel).
-
Kenapa kapal itu tenggelam? Namun saat berada di 52 NM dari Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, kapal tersebut dihantam cuaca buruk. 'Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar,' ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Di mana kapal tenggelam itu ditemukan? Pada 2018, Departemen Penelitian Bawah Air Universitas Antalya menemukan bangkai kapal yang diperkirakan berasal dari tahun 1600 SM tersebut di lepas pantai barat Provinsi Antalya.
-
Mengapa China tenggelam? Penulis studi tersebut mengatakan bahwa faktor utama yang paling berpengaruh terhadap penurunan permukaan tanah adalah adanya kehilangan air tanah, yaitu dengan pengambilan air di bawah atau di dekat kota-kota untuk digunakan penduduk setempat.
-
Kapan kapal tersebut tenggelam? Lempengan-lempengan yang diukir dari marmer Purbeck ini merupakan muatan kapal karam bersejarah tertua di Inggris yang tenggelam di lepas pantai Dorset pada masa pemerintahan Henry III di abad ke-13, seperti dikutip dari Ancient Origins, Jumat (14/6).
Kapal nelayan yang ditabrak diidentifikasi sebagai F/B Gimver 1, yang tenggelam pada Minggu 9 Juni 2019 malam setelah ditabrak di Reed Bank di provinsi Palawan, Filipina barat, demikian seperti dilansir Fox News, Sabtu (15/6).
Kapal itu telah berlabuh ketika ditabrak, menurut laporan. Nelayan Vietnam kemudian menyelamatkan kru yang menyelamatkan diri, untuk kemudian diserahkan kepada kapal patroli AL Filipina.
Salvador Panelo, juru bicara Presiden Duterte, mengatakan insiden tabrak lari kapal nelayan Filipina oleh terduga kapal China itu sebagai tindakan keterlaluan dan tidak beradab.
"Kami tidak akan membiarkan diri kami diserang, diintimidasi, menjadi subyek tindakan biadab, tidak beradab, dan keterlaluan," kata Panelo.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang, mengatakan insiden itu layak dikutuk, tetapi tidak mengonfirmasi atau menyangkal jika sebuah kapal Tiongkok terlibat.
Mengutip informasi yang diberikan oleh Filipina, Geng menggambarkan tenggelamnya kapal itu sebagai kecelakaan lalu lintas maritim biasa. Sang jubir menambahkan bahwa penyelidikan sedang berlangsung dalam koordinasi antara China dengan otoritas Filipina.
"Adalah tidak bertanggung jawab untuk menggunakan media untuk menggembar-gemborkan dan mempolitisasi insiden itu tanpa verifikasi," kata Geng, seperti dikutip dari Fox News.
Sengketa Laut China Selatan
Konflik di Laut China Selatan sudah cukup lama terjadi. Enam negara mengklaim bagian perairan yang tumpang tindih.
Ketegangan meningkat setelah China mengubah tujuh terumbu yang disengketakan menjadi pulau-pulau reklamasi yang dapat berfungsi sebagai pangkalan militer. Kapal-kapal Tiongkok sebelumnya telah memblokir atau mengintimidasi kapal-kapal militer dan sipil Filipina di Reed Bank dan Second Thomas Shoal.
Di sana, para marinir Filipina terus mengawasi di atas kapal angkatan laut Filipina yang telah lama terdampar sementara terus-menerus diawasi oleh kapal-kapal penjaga pantai Tiongkok dalam kebuntuan selama bertahun-tahun.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kapal penjaga pantai China menyenggol bagian belakang hingga sisi kanan kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaKonflik Laut China Selatan kembali memanas. Kapal China Coast Guard menembakkan meriam air dan memblokade kapal Filipina.
Baca SelengkapnyaMiliter Filipina dan China kembali memanas di Laut China Selatan.
Baca SelengkapnyaDua anggota kru ditemukan tidak sadarkan diri di dalam kapal dan telah dibawa ke rumah sakit. Sementara itu, operasi pencarian anggota lainnya masih dilakukan.
Baca SelengkapnyaKapal nelayan pencari teripang asal Sulawesi Tenggara, terombang-ambing dua hari akibat patah kemudi di dekat perbatasan Indonesia-Australia.
Baca SelengkapnyaPencarian seorang WN Taiwan yang hilang akibat kapal speedboat terbalik dan tenggelam di Kepulauan Seribu membuahkan hasil. Korban dilaporkan telah ditemukan.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan menemukan seorang penumpang KM Yuiee Jaya II yang tenggelam di Perairan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam keadaan selamat.
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaPencarian terhadap korban tenggelam telah ditutup.
Baca SelengkapnyaPencarian kembali dilanjutkan setelah cuaca mendukung pada Selasa (12/3) pagi.
Baca SelengkapnyaTragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengungkap berbagai pertanyaan tentang keselamatan dan keandalan kapal selam.
Baca SelengkapnyaAda dua penumpang atas nama Hasmira dan Mariana meninggal dunia akibat tidak bisa berenang.
Baca Selengkapnya