KBRI: 36 WNI hendak ke Iran tidak ditangkap Malaysia
Merdeka.com - Beredar kabar otoritas Malaysia menahan 36 warga negara Indonesia karena hendak bergabung dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Pemerintah Indonesia telah mengonfirmasi kabar tersebut, hasilnya nihil. Yang dimaksud dengan 36 WNI itu adalah para peziarah agama ingin mengunjungi beberapa makam ulama di Iran dan Irak.
"Hasil pengecekan kepada Airport Kuala Lumpur disampaikan bahwa tidak ada penahanan terhadap 36 WNI," seperti dikutip dari keterangan tertulis KBRI Kuala Lumpur, Kamis (19/11).
Para peziarah itu berasal dari Jawa Tengah. Rombongan berangkat dari Bandara Ahmad Yani, transit di Kuala Lumpur Malaysia, tiga hari lalu menggunakan AirAsia. Dari info yang didapatkan KBRI, ke-36 WNI tersebut telah melanjutkan penerbangan ke Ibu Kota Teheran, Iran, pada 17 November 2015 menggunakan maskapai Mahan Air.
-
Siapa yang terlibat dalam penyebaran Islam? Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
-
Kenapa pelaku utama ikut Yasinan? 'IS ikut pada Yasinan malam pertama di kediaman korban agar tidak ada yang mencurigai atas perbuatan nya,' katanya, dilansir Antara, Kamis (5/9).
-
Kenapa banyak jamaah ingin bawa tanah suci? Karena kedua kota ini dianggap suci, tidak mengherankan jika banyak jamaah haji atau wisatawan yang berharap membawa pulang sedikit tanah suci sebagai kenang-kenangan.
-
Dimana Rohingya mau berangkat ke Malaysia? Rencananya mereka akan menyebrang ke Malaysia melalui Kepulauan Panipahan Darat, Kecamatan Pasir Limau Kapas, Kabupaten Rohil.
-
Siapa yang akan pergi umrah? Jennifer Coppen dilaporkan sedang mempersiapkan perjalanan umrah bersama anak perempuannya, Kamari.
-
Siapa yang menyebarkan agama Islam di wilayah Ciamis? Penamaan Kondangjajar dipercaya diambil dari seorang tokoh bernama Sembah Bojongkondang yang dulu merupakan seorang penyebar agama Islam di wilayah Ciamis, Jawa Barat.
Informasi penangkapan WNI diduga hendak bergabung dengan ISIS, tersebar pertama kali dari pejabat Mapolda Jateng. Kepolisian bahkan menyatakan bahwa para WNI itu akan dideportasi oleh Malaysia.
KBRI Kuala Lumpur menjelaskan hingga 18 November tidak ada deportasi 36 WNI dari Malaysia. "Sesuai prosedur normal, apabila seseorang dideportasi oleh suatu negara, maka yang bersangkutan akan diterbangkan kembali ke bandara keberangkatan," kata KBRI.
Pegiat hak asasi sekaligus wakil komunitas Syiah Indonesia, Syahar Banu, lewat akun Facebook-nya kemarin (18/11) melakukan klarifikasi. Menurut Banu, rombongan dari Jateng itu hendak berziarah menuju Iran dan dilanjutkan ke Irak. Tempat tujuan Ziarah antara lain adalah Makam Imam Ali Ar Ridho, Makam Syekh Abdul Qadir Jaelani (Ulama Sunni terkenal), dan Makam Imam Husain.
"Sudah biasa sekali ada rombongan yang berziarah ke Iran dan Iraq setiap tahunnya. Tapi baru kali ini urusan berziarah ke Iran dikaitkan dengan dukungan ke ISIS di Suriah," tulis Banu.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
37 WNI itu diamankan petugas saat hendak keluar hotel di Madinah.
Baca SelengkapnyaMantan anggota Jamaah Islamih di wilayah Sumatera Selatan dan narapidana teroris mengucapkan sumpah setia ke NKRI
Baca Selengkapnya59 WNI asal Banten dan Makassar diduga diamankan petugas haji Arab Saudi lantaran ketahuan menggunakan visa ziarah.
Baca SelengkapnyaKetiga WNA tersebut hadir dalam persidangan tanpa didampingi penasihat hukum, kecuali didampingi ahli alih bahasa atau penerjemah.
Baca SelengkapnyaRencananya mereka akan dipulangkan pada Sabtu (1/6) malam sekitar jam 23.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Baca SelengkapnyaHal ini bertujuan untuk memberikan payung hukum bagi aparat di lapangan untuk melakukan penindakan.
Baca SelengkapnyaMereka diamankan lantaran tidak bisa menunjukkan visa haji sebagai syarat masuk ke Kota Suci Mekkah.
Baca Selengkapnya3 orang lainnya masih menjalani pemeriksaan di Kejaksaan Madinah
Baca SelengkapnyaSaat ini total terjadi tiga kasus haji tanpa visa resmi dengan melibatkan puluhan orang.
Baca SelengkapnyaJemaah yang nekat seperti menunaikan ibadah haji tanpa memiliki visa haji dan tasreh atau surat izin dari Kerajaan Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaKemlu RI memantau dari dekat eskalasi perkembangan di kawasan Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSebanyak 18 warga Poso yang merupakan mantan simpatisan jaringan teroris mengucapkan ikrar setia kepada NKRI di Mapolres Poso, Kamis (13/6).
Baca Selengkapnya