Kekhawatiran FBI Soal Benarkah Trump Adalah Boneka Rusia
Merdeka.com - Tak lama setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memecat Direktur Biro Penyelidik Federal (FBI) James Comey, aparat penegak hukum di AS merasa khawatir tentang kemungkinan Trump selama ini secara diam-diam bekerja untuk Rusia melawan kepentingan Amerika.
Sejumlah mantan pejabat penegak hukum dan sumber yang mengetahui kasus ini menuturkan hal itu kepada harian the New York Times.
Untuk menangani hal ini FBI kemudian menggelar penyelidikan kontra-intelijen tentang apakah tindakan Trump bisa mengancam keamanan negara. Tak hanya itu FBI juga mencari tahu apakah Trump dengan sadar bekerja untuk Rusia atau tanpa sadar terpengaruh oleh Moskow.
-
Apa yang dilakukan Secret Service untuk Trump? Perlindungan Secret Service untuk mantan presiden dianggap sebagai bagian dari tunjangan setelah meninggalkan jabatan.
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Bagaimana Secret Service melindungi Donald Trump? Beberapa personel secret service bergegas membentuk barikade bagi Trump dan membawanya ke dalam mobil dengan pengawalan super ketat.
-
Bagaimana Secret Service melindungi Trump? Sontak, usai aksi penembakan itu, sejumlah personel Secret Service membentuk barikade ketat melindungi Trump, dan membawanya ke dalam mobil.
-
Kenapa Secret Service harus melindungi Donald Trump? Mantan Presiden Amerika Donald Trump mendapatkan perlindungan ekstra usai insiden penembakan saat ia sedang melakukan pidato di Pennsylvania, Sabtu (13/7) waktu setempat.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
Penyelidikan FBI juga mengarah pada persoalan apakah pemecatan Comey bisa memenuhi unsur keadilan.
Dikutip dari the New York Times, Jumat (11/1), sejumlah pejabat senior intelijen sebetulnya sudah curiga terhadap hubungan Trump dengan Rusia pada kampanye pemilu 2016. Tapi mereka menahan penyelidikan dengan pertimbangan belum ada kepastian bagaimana prosedur penyelidikan yang harus dilakukan dalam isu yang sensitif dan berdampak besar ini. Tapi peristiwa pemecatan Comey kemudian menjadi pemicu FBI untuk menggelar penyelidikan ini.
James Baker, pejabat di dewan jenderal FBI yang bertugas hingga akhir 2017 mengatakan, jika Trump memecat Comey untuk menghentikan penyelidikan keterlibatan Rusia pada pemilu maka itu menjadi isu keamanan nasional karena tindakan itu mengganggu upaya FBI dalam penyelidikan keterlibatan Rusia pada pemilu 2016 dan apakah ada orang Amerika yang terlibat.
"Tidak hanya ini akan menjadi isu yang menghalangi penyelidikan, tapi juga menghambat upaya kita untuk mencari tahu apa saja yang sudah dilakukan Rusia dan apa yang akan menjadi ancaman bagi keamanan nasional," kata Baker dalam kesaksiannya.
Sejauh ini memang tidak ada bukti yang diungkap ke publik tentang apakah Trump diam-diam menjalin hubungan atau melaksanakan instruksi dari pejabat pemerintah Rusia.
"Faktanya selama 1,5 tahun ini tidak ada bukti yang muncul menandakan tidak ada pelanggaran terhadap keamanan nasional, artinya mereka tidak menemukan apa-apa," kata Rudolp W Giuliani, pengacara Trump.
FBI menggelar dua tipe penyelidikan, yaitu kriminal dan kontra-intelijen. Penyelidikan kriminal biasanya berujung pada pemecahan masalah dalam wujud penangkapan dan dakwaan, sementara kontra-intelijen bertujuan mencari fakta untuk mengetahui apa yang dilakukan kekuatan asing dan menghentikan segala bentuk kegiatan anti-Amerika, seperti pencurian rahasia negara atau mempengaruhi kebijakan pemerintah. Dalam banyak kasus operasi penyelidikan ini dilakukan secara rahasia, bahkan bisa berlangsung bertahun-tahun dan tidak ada penangkapan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.
Baca Selengkapnya"Sejauh ini tidak ada ancaman yang dianggap kredibel," kata FBI, Rabu (6/11).
Baca SelengkapnyaDonald Trump kembali menarik perhatian publik setelah mengumumkan penunjukan Pam Bondi sebagai Jaksa Agung yang baru pada hari Kamis (21/11).
Baca SelengkapnyaTudingan ini cukup serius karena FBI menilai dua negara itu ingin mencuri data-data rahasia AS.
Baca SelengkapnyaTanggung jawab ini memerlukan tingkat profesionalisme keamanan yang sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat (AS) menuding satelit yang baru diluncurkan Rusia berbahaya. Begini alasannya.
Baca SelengkapnyaTikTok diperkirakan akan segera dilarang di Amerika Serikat setelah upaya penjualannya kepada perusahaan lokal gagal.
Baca SelengkapnyaPerusahaan e-commerce Temu juga beroperasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBuntut Penembakan Donald Trump Trump, Direktur Secret Service Mengundurkan Diri
Baca SelengkapnyaElon Musk bisa mendapat keuntungan besar jika Trump kembali menjadi Presiden, dari pajak rendah hingga kontrak pemerintah.
Baca SelengkapnyaIde ini Elon Musk ungkapkan saat ditanya pengguna X.
Baca SelengkapnyaPentagon semakin khawatir tentang dominasi SpaceX dalam kontrak pemerintah AS, terutama setelah laporan komunikasi Elon Musk dengan Vladimir Putin mencuat.
Baca Selengkapnya