Kelompok Anti-Kudeta Demo di Myanmar, Tuntut Pembebasan Para Pemimpin Sipil

Merdeka.com - Sekelompok pengunjuk rasa membawa spanduk dan meneriakkan slogan anti-kudeta di kota terbesar kedua Myanmar, Mandalay pada Kamis. Ini merupakan demo jalanan pertama menentang kudeta militer. Gambar saat para pengunjuk rasa ini beraksi ramai di media sosial.

Video di Facebook menunjukkan sekitar 20 orang berunjuk rasa di depan Universitas Kedokteran Mandalay. Salah satu spanduk yang mereka bawa bertuliskan "Rakyat berunjuk rasa menentang kudeta militer".

"Pemimpin kami yang ditangkap, bebaskan sekarang, bebaskan sekarang," teriak para demonstran, dilansir Reuters, Kamis (4/2).

Angkatan darat Myanmar mengambil alih kekuasaan pada Senin, menggulingkan pemimpin populer terpilih Aung San Suu Kyi, yang ditangkap dan kini menghadapi dakwaan impor alat komunikasi ilegal.

Dalam penggeledahan di rumahnya, ditemukan enam buah radio walkie talkie tak berizin. Hal itu dijadikan dalih pihak berwenang untuk mendakwa Suu Kyi.

Junta militer Myanmar sebelumnya memiliki sejarah penindasan berdarah terhadap para demonstran jalanan.

Sejumlah negara dan PBB mengecam kudeta militer dan meminta segera pembebasan Suu Kyi, Presiden Myanmar, dan sejumlah pejabat lainnya.

Kudeta dilakukan karena militer menuding pemilu pada November 2020 berlangsung curang. Pemilu memenangkan secara telak partai yang dipimpin Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD). Setelah melakukan kudeta, militer Myanmar mengumumkan darurat nasional yang berlangsung selama setahun.