Kemlu RI Tegaskan Isu Papua Tidak Dibahas dalam Sidang Majelis Umum PBB
Merdeka.com - Pemerintah melalui Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah mengatakan isu Papua tidak dibahas dalam pertemuan tahunan Sidang Majelis Umum PBB di Kota New York, Amerika Serikat.
Hal itu disampaikannya atas kabar yang menyebut demonstrasi berujung ricuh di Wamena pada 23 September --yang menewaskan 26 orang dan melukai puluhan lainnya-- 'dirancang' agar isu Papua dibahas di pertemuan PBB.
Menko Polhukam Wiranto, pada 24 September, mengindikasikan apa yang terjadi di Wamena, menyangkut sidang Majelis Umum PBB yang dibuka awal pekan ini.
-
Siapa yang menjadi juru bicara Indonesia di PBB? Untuk memperjuangkan Kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi, Presiden Soekarno meminta LN Palar untuk menjadi juru bicara Indonesia di pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
-
Kenapa PBB di Jakarta dikorting? Kebijakan ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menciptakan keadilan dan pemerataan dalam pemungutan pajak.
-
Dimana Praka Yayang bertugas di PBB? 'Siap, mau berangkat ke Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) melaksanakan tugas, Satgas ke Afrika Tengah,' jawab Yayang.
-
Apa yang membuat Sekjen PBB terkejut? 'Sekretaris Jenderal Antonio Guterres sangat terkejut dengan tingginya angka kematian, cedera, dan kerusakan yang terjadi di Gaza utara. Banyak warga sipil terjebak di bawah reruntuhan, sementara mereka yang sakit dan terluka tidak mendapatkan akses ke perawatan kesehatan yang memadai. Selain itu, banyak keluarga yang menghadapi kekurangan makanan dan kesulitan dalam mencari tempat tinggal.'
-
Dimana KPU Papua Pegunungan rapat pleno? KPU Papua Pegunungan terpaksa menggelar pleno di Sentani karena KPU Tolikara melaksanakan pleno di salah satu hotel yang ada di Kabupaten Jayapura, Papua.
-
Apa yang dibahas BPH Migas saat berkunjung ke Papua Barat Daya? Kepala BPH Migas dan anggota Komite BPH Migas belum lama ini melakukan kunjungan kerja ke Kantor Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Papua dan Maluku di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya.
"Pasti ini menyangkut apa yang sedang kita laksanakan di New York," jelas Wiranto.
Sementara, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menilai, ada indikasi provokasi dari pihak asing terkait kerusuhan di Wamena, Papua. Dia mengungkapkan," ada pihak yang ingin membuat Indonesia melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat, sehingga, penyelesaian kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Papua ditangani oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)."
Kata Kemlu RI
Plt Jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah menjelaskan:
"Yang lebih berkompetensi untuk menjawab mungkin adalah Pak Wiranto ya, selaku penyambung perkembangan (isu Papua) di dalam dan luar negeri."
"Tapi yang saya garis bawahi adalah, selama rangkaian sidang Majelis Umum PBB (2019), tidak sama sekali ada agenda atau pembahasan soal Papua," tambah Faizasyah pada sela-sela agenda di Jakarta, Rabu (25/9).
Namun, diperkirakan satu-dua negara akan mengangkat isu Papua dan Papua Barat di sidang majelis umum --bercermin dari tahun lalu, ketika Vanuatu membahas hal tersebut dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-73.
Merespons soal adanya kejadian berulang, Faizasyah menjelaskan:
"Hanya satu negara Pasifik itu sebenarnya yang selama ini usil dengan mengangkat isu Papua (di Majelis Umum PBB). Kalau (ada) diangkat (isu Papua), Indonesia punya hak untuk menjawab (right of reply), memberikan tanggapan dan meluruskan apabila ada hal-hal yang (dibahas di majelis umum) mengaitkan dengan kepentingan politik domestik negara itu."
Delegasi Indonesia di sidang tahun ini dipimpin oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan sejumlah menteri/pejabat tinggi lain turut mendampingi Wapres JK.
Kata Kemlu RI
Plt Jubir Kemlu RI Teuku Faizasyah menjelaskan:
"Yang lebih berkompetensi untuk menjawab mungkin adalah Pak Wiranto ya, selaku penyambung perkembangan (isu Papua) di dalam dan luar negeri."
"Tapi yang saya garis bawahi adalah, selama rangkaian sidang Majelis Umum PBB (2019), tidak sama sekali ada agenda atau pembahasan soal Papua," tambah Faizasyah pada sela-sela agenda di Jakarta, Rabu (25/9).
Namun, diperkirakan satu-dua negara akan mengangkat isu Papua dan Papua Barat di sidang majelis umum --bercermin dari tahun lalu, ketika Vanuatu membahas hal tersebut dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-73.
Merespons soal adanya kejadian berulang, Faizasyah menjelaskan:
"Hanya satu negara Pasifik itu sebenarnya yang selama ini usil dengan mengangkat isu Papua (di Majelis Umum PBB). Kalau (ada) diangkat (isu Papua), Indonesia punya hak untuk menjawab (right of reply), memberikan tanggapan dan meluruskan apabila ada hal-hal yang (dibahas di majelis umum) mengaitkan dengan kepentingan politik domestik negara itu."
Delegasi Indonesia di sidang tahun ini dipimpin oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan sejumlah menteri/pejabat tinggi lain turut mendampingi Wapres JK.
Vanuatu Dukung Gerakan Separatis
Tahun lalu, ketika Vanuatu membahas isu Papua di Sidang Majelis Umum PBB ke-73, delegasi Indonesia menggunakan right of reply sebanyak dua kali untuk mengecam langkah negara Pasifik tersebut, sekaligus "memberikan penjelasan tentang keadaan yang sebenarnya" di Bumi Cendrawasih.
"Meskipun disamarkan dengan keprihatinan hak asasi manusia yang berbunga-bunga, niat dan tindakan tunggal Vanuatu secara langsung menantang prinsip-prinsip hubungan persahabatan yang disepakati secara internasional antara negara, kedaulatan dan integritas teritorial," kata delegasi Indonesia di PBB, Aloysius Selwas Taborat dalam penyampaian right of reply kedua kepada Vanuatu pada Oktober 2018 --seperti dikutip dari the Guardian.
Aloysius mengatakan, Vanuatu berulang kali mendukung gerakan separatis dan dia mempertanyakan perilakunya sebagai "negara yang taat hukum internasional".
"Dukungan yang tidak dapat dimaafkan ini bagi individu separatis jelas ditunjukkan dengan dimasukkannya sejumlah orang dengan catatan kriminal serius dan agenda separatis dalam delegasi mereka ke PBB."
Taborat mengatakan bahwa rakyat Papua telah "sekali dan untuk semua menegaskan kembali Papua adalah bagian yang tidak dapat dibatalkan dari Indonesia" dan bahwa itu "final, tidak dapat dibalikkan dan permanen", merujuk pada Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera atau Act of Free Choice) 1969 yang diadopsi menjadi Resolusi Majelis Umum PBB 2504.
Reporter: Rizki Akbar Hasan
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertemuan Ketum Nasdem Surya Paloh dan Presiden Jokowi tidak membahas pencapresan Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaSigit sedang berada di Papua melaksanakan tugas bersama dengan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.
Baca SelengkapnyaSebuah video beredar, Tampak Pilot Susi Air yang disandera OPM. TNI geram lantaran OPM memanfaatkan sandera untuk menyebar kebohongan.
Baca SelengkapnyaPresiden Terpilih Prabowo Subianto mengumpulkan sejumlah ketua umum partai serta menteri di kantor Kemenhan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya UNHCR menyatakan tidak pernah meminta tempat atau pulau untuk pengungsi Rohingya
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan itu, Jokowi sempat menanyakan terkiat masalah PKB dan PBNU.
Baca SelengkapnyaMenurut Menko Polhukam Mahfud MD, Indonesia berhak mengusir mereka
Baca SelengkapnyaMenurut KPU RI, hal itu tidak relevan sebab Jokowi bukan bagian dari peserta pemilu.
Baca SelengkapnyaMenurut Thomas, pertemuan itu berlangsung sekitar 2,5 jam dengan nuansa yang hangat
Baca SelengkapnyaWakil Ketua Umum PKB Jazilul Fuwaid mengatakan, PKB akan berkomitmen bersama Prabowo di pemerintahan yang akan datang.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah tak terlibat timses mana pun di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya300 Daerah Otonomi Baru Diusulkan, Jokowi Tegaskan Tidak Ada Pemekaran
Baca Selengkapnya