Kepala Intelijen Prancis Mengundurkan Diri karena Gagal Prediksi Invasi Rusia
Merdeka.com - Kepala intelijen Prancis Jenderal Eric Vidaud mengundurkan diri dari jabatannya setelah negara itu gagal memprediksi secara akurat invasi Rusia ke Ukraina. Demikian dilaporkan sejumlah sumber yang mengetahui kabar ini.
Seorang sumber militer mengatakan kepada kantor berita AFP, Vidaud yang baru saja memimpin badan intelijen negara pada musim panas lalu tiba-tiba memutuskan mundur.
Sumber itu membenarkan sebuah laporan yang diberitakan situs I'Opinion dengan mengutip hasil penyelidikan internal Kementerian Pertahanan yang menyoroti "lemahnya informasi" dan "gagal menguasai masalah".
-
Kapan Rusia melakukan invasi? Namun, perhatian dunia saat ini sepenuhnya tertuju pada Rusia seiring dengan invasinya ke Ukraina.
-
Kapan serangan Rusia di Kharkiv? Bom yang ditargetkan di salah satu apartemen kota terekam kamera CCTV.Dalam rekaman tersebut, terungkap detik-detik menjelang bom menghantam sudut kota. Bahkan, nyawa seorang wanita nyaris melayang saat tengah berjalan di dekat wilayah sasaran.
-
Siapa yang jadi ancaman bagi Prancis? Selain itu ada nama Romelu Lukaku yang berpotensi jadi ancaman bagi Prancis.
-
Siapa yang menjadi ancaman bagi Prancis? Tentu hal ini yang perlu diwaspadai Prancis jika tidak ingin terhambat langkahnya karena kejutan dari Polandia.
-
Mengapa Prancis perlu waspada terhadap Portugal? Tentu mereka wajib mewaspadai efektivitas serangan Portugal yang sejauh ini selalu berbahaya.
-
Siapa yang diandalkan Ukraina? Trio serangan Mudryk, Dovbyk dan Yarmolenko akan kembali diandalkan di laga ini.
Sumber lain mengatakan kepada AFP, ada sejumlah kabar di tubuh militer yang membahas mundurnya Vidaud dalam beberapa hari ini. Sebagian mengatakan ada kemungkinan dia ditawari posisi lain, meski pada akhirnya bukan karena alasan itu.
Beberapa bulan sebelum Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, pengamatan Prancis bertolak belakang dengan perkiraan negara sekutu lainnya, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, yang memperingatkan bahwa serangan Rusia ke Ukraina hampir dipastikan terjadi.
Pejabat senior di pemerintahan Presiden Emmanuel Macron berkeras, tidak ada tanda-tanda Rusia akan mengerahkan serangan penuh ke Ukraina dan Macron pun tetap berusaha mengedepankan diplomasi di detik-detik terakhir dengan bertemu Putin secara langsung di Kremlin.
Pada awal Maret lalu tokoh militer penting Prancis Jenderal Thierry Burkhard dalam wawancara dengan koran Le Monde, mengakui ada perbedaan analisis antara Prancis dan AS dalam memprediksi apa yang akan terjadi di Ukraina.
"Amerika mengatakan Rusia akan menyerang dan mereka benar," kata Burkhard, seperti dilansir laman France24, Jumat (1/4).
Burkhard sosok yang cukup disegani karena pengamatannya dalam konflik Rusia-Ukraina cukup akurat.
"Pengamatan kami lebih menyoroti dampak invasi ke Ukraina ini akan membuat Rusia membayar sangat mahal untuk mencapai tujuannya," kata dia.
Sebaliknya, Amerika memiliki kualitas intelijen yang cukup tinggi soal persiapan Rusia dan memutuskan mengumumkannya ke publik beberapa pekan sebelum invasi untuk lebih menekan posisi Putin.
Le Monde mengatakan perang Ukraina telah mengungkap adanya perbedaan jelas antara intelijen Prancis, AS, dan Inggris. AS dan Inggris dikatakan memiliki dana anggaran yang lebih besar dan punya ruang yang lebih leluasa untuk bermanuver dalam hal undang-undang pengawasan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prancis yang tidak terima karena wilayahnya direbut berusaha untuk melancarkan serangan. Pihak Jerman pun bersiap, hingga akhirnya pertempuran pun pecah.
Baca SelengkapnyaMoskow menuduh Ukraina menembak jatuh pesawat angkut Rusia Ilyushin Il-76. Sebanyak 74 orang di dalamnya tewas, termasuk 65 tahanan Ukraina.
Baca SelengkapnyaPrancis memasok sebagian besar senjata untuk Israel. Tapi Jenderal ini berani mengembargo Israel.
Baca SelengkapnyaPresiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat agar tidak menyebarkan rudal jarak jauh di Jerman.
Baca SelengkapnyaJenderal Kedua Israel Mengundurkan Diri di Tengah Perang Gaza, Alasannya Belum Jelas
Baca SelengkapnyaSerangan Hamas pada Sabtu dianggap sebagai serangan paling mematikan ke Israel dalam beberapa tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaNATO meminta agar pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia dihentikan, setelah terungkap bahwa 10.000 tentara Korut terlibat dalam konflik di Ukraina.
Baca SelengkapnyaVideo merekam adu tembak tentara Ukraina dan Rusia di dalam sebuah parit
Baca SelengkapnyaShin Bet telah menerima informasi intelijen penting yang sebenarnya dapat mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober.
Baca SelengkapnyaPejabat senior Kementerian Luar Negeri Inggris mengundurkan diri usai negaranya mengirim senjata ke Israel.
Baca Selengkapnya