Kerap Berselisih, Kini AS dan China Sepakat Kerjasama Tangani Krisis Iklim
Merdeka.com - China dan Amerika Serikat sepakat untuk memperkuat komitmen kerjasama dalam mengatasi perubahan iklim yang harus diperkenalkan sebelum babak baru perundingan internasional akhir tahun ini. Demikian disampaikan dalam pernyataan bersama kedua negara pada Minggu (18/4).
Pernyataan tersebut dikeluarkan setelah pertemuan antara utusan iklim China Xie Zhenhua dan timpalannya dari AS, John Kerry, di Shanghai yang berlangsung dua hari, Kamis-Jumat. Hal ini disampaikan Kementerian Lingkungan Hidup China.
“Amerika Serikat dan China berkomitmen untuk bekerja sama satu sama lain dan dengan negara-negara lain untuk mengatasi krisis iklim,” jelas pernyataan bersama tersebut, dilansir Channel News Asia, Minggu (18/4).
-
Siapa yang sepakat menurunkan emisi? Lebih dari 30 negara industri sepakat untuk menurunkan emisi gas rumah kaca mereka hingga 5% di bawah tingkat emisi gas rumah kaca pada tahun 1990.
-
Apa itu Protokol Kyoto? Protokol Kyoto adalah perjanjian internasional yang dibuat untuk meminimalkan emisi polutan beracun, termasuk gas rumah kaca, yang mempengaruhi perubahan iklim.
-
Siapa yang menandatangani perjanjian kerja sama? Pada akhir acara penandatangan Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerjasama ditandatanganisecara langsung oleh Dekan FH UMY dan Ketua PTUN Yogyakarta.
-
Mengapa Protokol Kyoto dibuat? Protokol Kyoto telah diterima oleh lebih dari 190 negara termasuk Uni Eropa (UE).
-
Siapa yang menandatangani kerja sama ini? Penandatanganan dilakukan oleh Plt. Direktur Jenderal Pembinanan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kemnaker, Fahrurozi dan President of KOSHA, Ahn Jongjoo di Jakarta, Selasa (25/6).
-
Mengapa kerja sama ini penting bagi kedua negara? Kerja sama kedua negara penting karena bertujuan untuk berbagi program dan best practices di bidang pelatihan dan pemagangan, seperti pengembangan program pelatihan bersama yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan, pertukaran tenaga pelatih dan instruktur, dan pertukaran informasi dan data ketenagakerjaan.
Kedua negara ini akan terus mendiskusikan tindakan konkret untuk mengurangi emisi yang bertujuan untuk menjaga batas suhu yang sejalan dengan Perjanjian Paris.
John Kerry tiba di Shanghai pada Rabu malam di bawah ketatnya protokol Covid-19 dan dibawa ke hotel khusus yang tidak terbuka untuk umum. Dia kemudian berangkat menuju Seoul, Korea Selatan.
Kunjungannya ke Shanghai adalah kunjungan tingkat tinggi pertama ke China oleh pejabat pemerintahan Presiden AS Joe Biden sejak dia menjabat pada Januari lalu.
Pembicaraan tersebut juga menandai dimulainya kembali dialog iklim antara dua negara penghasil rumah kaca terbesar dua. Diskusi bilateral terhenti selama pemerintahan Donald Trump, yang menarik diri dari Perjanjian Paris 2015 setelah mengklaim perjanjian itu merugikan perekonomian AS.
AS diharapkan segera menyampaikan komitmen baru untuk mengurangi emisi rumah kaca untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari sekutu asing. Biden kembali membawa AS ke dalam Perjanjian Paris tersebut.
Penasihat iklim senior Greenpeace, Li Shuo menyampaikan China bisa segera menanggapi komitmen baru AS dengan membuat komitmen baru, membangun “momentum” dari perundingan Shanghai tersebut.
Joe Biden akan menggelar KTT virtual yang akan dihadiri puluhan pemimpin dunia pekan ini untuk mendiskusikan masalah perubahan iklim, yang akan disiarkan secara langsung. Pembahasan iklim global dijadwalkan berlangsung pada 1-12 November di Glasgow.
Pernyataan bersama tersebut menyampaikan kedua negara sepakat mendiskusikan tindakan spesifik pengurangan emisi termasuk penyimpanan energi, penangkapan karbon dan hidrogen. Kedua negara juga sepakat untuk mengambil langkah untuk memaksimalkan pendanaan untuk negara-negara berkembang untuk beralih ke sumber energi rendah karbon.
China menargetkan akan menjadi negara bebas karbon pada 2060.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Putin dan Xi Jinping kompak mengutuk rival mereka Amerika Serikat sebagai penabur kekacauan di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai pemanasan global dan cara mengatasinya yang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaMesir dan China teken nota kesepahaman untuk mendukung proyek jelajah Bulan.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan China memiliki pandangan yang sama terkait deeskalasi konflik di Timur Tengah, termasuk penyelesaian konflik Israel-Palestina.
Baca SelengkapnyaTanpa kolaborasi, investasi, riset, dan teknologi, serta pembiayaan maka permasalahan perubahan iklim tidak bisa diselesaikan begitu saja.
Baca SelengkapnyaAnggota BKSAP Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin tekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjaga perdamaian.
Baca SelengkapnyaSemangat kolaborasi yang kuat dari ISF 2024 membangkitkan harapannya dalam menanggulangi krisis iklim.
Baca SelengkapnyaKonferensi AICEE tahun ini menjanjikan serangkaian topik yang mencerminkan beraneka ragam sifat energi dan permasalahan lingkungan.
Baca SelengkapnyaPernyataan itu muncul di tengah persaingan dua kekuatan besar dunia AS dan China, untuk berebut pengaruh di Indo-Pasifik.
Baca SelengkapnyaDibutuhkan komitmen setiap negara untuk mengurangi gas polutan.
Baca SelengkapnyaPutu menyebut untuk level legislatif atau Parlemen se-ASEAN menekankan pada aspek episentrum ekonomi yakni kesejahteraan, masyarakat, dan planet (lingkungan).
Baca Selengkapnya