Kerugian akibat serangan virus WannaCry bisa capai Rp 53 triliun
Merdeka.com - Perusahaan siber Cyence memperkirakan kerugian finansial dan ekonomi akibat serangan virus WannaCry yang melumpuhkan komputer-komputer di 150 negara dua hari lalu bisa mencapai Rp 53 triliun. Serangan virus ini tercatat paling merusak sepanjang sejarah.
Selain Cyence, lembaga siber lain memprediksi kerugian akibat WannaCry bisa mencapai ratusan juta dolar. Serangan virus ini juga tampaknya menjadi yang serangan dengan permintaan tebusan terburuk sepanjang 2017. Virus ini menyandera data perusahaan atau organisasi lalu mengancam menghancurkan data itu kecuali uang tebusan dibayar.
Laman CBS News melaporkan, Selasa (16/5), peneliti pasar Cybersecurity Ventures pada 2016 menyebut serangan semacam ini bisa merugikan hingga Rp 20 triliun. Angka itu sudah termasuk ongkos berkurangnya produktivitas dan biaya penyelidikan forensik serta pengembalian data.
-
Kapan kerugian Ransomware mulai meningkat? Sudah enam tahun sejak laporan dari Cybersecurity Ventures memperkirakan kerusakan akibat ransomware akan merugikan dunia sebesar USD5 miliar di 2017, naik dari USD325 juta pada 2015 — peningkatan 15 kali lipat hanya dalam dua tahun.
-
Apa saja tebusan terbesar hacker? Serangan ransomware WannaCry, Nilai Tebusan USD 4 Miliar Salah satu permintaan tebusan terbesar terjadi pada Serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017 silam yang menyebar secara global melalui komputer dengan sistem windows. Serangan ini mengakibatkan 230.000 pengguna computer Windows di 150 negara tidak mengakses beberapa dokumen penting karena data dikunci peretas. Padahal, Windows telah memberikan informasi ke penggunanya untuk melakukan pembaruan perangkat keamanan bernama EternalBlue. Saat itu, permintaan tebusan yang dilayangkan kelompok WannaCry mencapai USD4 miliar.
-
Ransomware apa yang paling berbahaya? Ransomware adalah varian malware yang secara khusus menargetkan file dan sistem dengan mengenkripsinya menggunakan protokol yang tidak dapat dibobol tanpa kunci dekripsi yang benar.
-
Kenapa Ransomware menyerang pusat data? Biasanya ransomware mengancam akan mempublikasikan, menghapus, atau menahan akses ke data pribadi yang penting, jika uang tembusan tidak diberikan.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Negara mana yang paling terkena Ransomware? Berikut adalah daftar negara-negara dengan tingkat serangan ransomware tertinggi berdasarkan data dari Statista per Maret 2022 hingga Maret 2023: SingapuraSingapura menduduki peringkat pertama dengan tingkat serangan ransomware tertinggi. Sebanyak 84 persen perusahaan di Singapura mengalami ransomware dalam 12 bulan terakhir.
"Serangan masif WannaCry ini akan menjadi penyebab utama angka kerugian ini," ujar Pendiri dan Pemimpin Redaksi Cybersecurity Ventures Steve Morgan.
Wakil presiden perusahaan keamanan Herjavec Group Matthew Anthony mengatakan akhir pekan lalu jumlah biaya yang sudah dibayar korban WannaCry untuk menebus data mereka baru mencapai USD 100 ribu.
"Kebanyakan organisasi tidak mau membayar," kata dia. "Mereka akan mengambil data dari sumber cadangan yang ada." (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akibat peretasan kelompok Hive ini mengakibatkan jaringan mesin kasir toko di Belanda dan Jerman tidak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaSerangan siber yang meminta tebusan paling tinggi terjadi pada perusahaan teknologi TI terbesar asal Amerika Serikat (AS), Kaseya.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaNilainya sekitar USD8 triliun atau setara Rp123.846 triliun (kurs dolar AS: Rp15.480).
Baca SelengkapnyaBerikut adalah 4 tuntutan hacker dengan permintaan tebusan yang fantastis.
Baca SelengkapnyaWalaupun dilengkapi dengan teknologi keamanan canggih, tapi negara-negara ini masih bisa dibobol hacker.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaAtas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.
Baca SelengkapnyaMenkominfo memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) kena serangan Ransomware.
Baca SelengkapnyaChairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC Pratama Persadha menyampaikan kondisi terkini terkait Pusat Data Nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengakui pelaku ransomware meminta tebusan.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, memaparkan kronologi serangan siber yang melanda Pusat Data Nasional.
Baca Selengkapnya