Kesal Masalah Kebersihan, Warga India Namai Kota Mereka "Kota Bau"
Merdeka.com - Beberapa warga Kota Agra yang muak akan minimnya kebersihan mengubah nama salah satu kompleks perumahan di kota mereka menjadi “koloni selokan” atau “kota bau”. Masalah-masalah lingkungan pun banyak ditemukan di kota itu, salah satunya proyek pembuatan jalan.
Proyek jalan yang belum selesai pun dianggap sebagai dalang genangan air dan kemacetan lalu lintas oleh penduduk daerah Shahganj dan Jagdishpura. Proyek itu turut menimbulkan masalah serius bagi warga yang tinggal di 28 kompleks perumahan. Adanya hujan muson yang membuat genangan air pun turut memperparah jalanan itu.
Meski bagian utara kota itu terletak monumen paling terkenal di India, Taj Mahal, namun penduduk Kota Agra menyatakan mereka harus hidup di tengah kotoran yang bertebaran. Penduduk kota pun menyalahkan pemerintah setempat karena lalai menyelesaikan masalah lingkungan.
-
Kenapa sampah di Kota Jogja dibiarkan menumpuk? Viral Tumpukan Sampah Sepanjang 50 Meter di Kota Baru Jogja, Begini Kondisinya Sekarang Penanganan sampah yang lambat dari pihak terkait mendapat kritikan dari warganet.
-
Dimana polusi udara di India paling parah? Menurut laporan dari BBC pada Rabu (30/10/2024), tingkat polusi di sejumlah lokasi di kota ini telah melampaui batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga 25-30 kali lipat.
-
Sampah apa yang menumpuk di Kota Jogja? Tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta. Tumpukan sampah itu memanjang mencapai 50 meter.
-
Dimana sampah di Kota Jogja menumpuk? Dalam sebuah video viral yang diunggah akun Instagram @merapi_uncover, tampak tumpukan sampah pada salah satu sudut jalanan Kota Yogyakarta.
-
Bagaimana polusi udara di New Delhi terjadi? Setiap musim dingin, New Delhi mengalami kabut tebal yang disebabkan oleh kombinasi asap, debu, rendahnya kecepatan angin, emisi kendaraan, dan pembakaran jerami.
-
Apa masalah utama di New Delhi? Kualitas udara di New Delhi, ibu kota India, mengalami penurunan yang signifikan dan mencapai kondisi yang sangat parah dalam beberapa hari terakhir.
Namun, pemerintah setempat menyanggah tanggapan penduduk kota.
“Kami telah menulis surat kepada otoritas terkait untuk dana tambahan sehingga perbaikan jalan dapat dimulai,” jelas juru bicara Baby Rani Maurya, seorang anggota parlemen di negara bagian itu.
Dikutip dari laman BBC, Rabu (12/10), warga melihat pemerintah setempat bergerak lambat untuk menyelesaikan masalah. Mereka pun bertindak sendiri untuk menyelesaikan masalah, yaitu meletakan papan-papan tulisan yang mirip dengan papan-papan yang dipasang pemerintah setempat.
Nama-nama daerah pun diubah warga yang marah, seperti Navneet Nagar menjadi “badboo nagar” (kota bau), koloni Mansarovar menjadi “koloni nalasarovar” (koloni selokan) dan koloni Panchsheel menjadi “koloni durgandhsheel” (koloni bau).
Perubahan nama-nama itu telah menarik perhatian lebih dari 4,4 juta penduduk Kota Agra. Namun tidak lama setelah unjuk rasa itu, pihak berwajib datang dan mengangkat papan-papan nama itu.
Masalah lingkungan juga dapat membahayakan penduduk setempat.
“Banjir sangat parah sehingga bus sekolah menolak untuk melintas di jalan saat hujan lebat. Anak-anak saya harus bolos sekolah selama beberapa hari karena itu… Ambulans juga sulit mencapai gedung kami selama keadaan darurat,” jelas Prashant Sikarwar, warga yang tinggal di salah satu kompleks perumahan.
Sikarwar juga mengungkap pihak berwajib setempat tidak pernah menyelesaikan proyek jalanan itu meski telah dikomplain warga sekitar.
Bukan hanya itu, tapi sampah yang menumpuk di pinggir juga memperparah kebersihan sekitar kota itu.
“Kualitas udaranya buruk dan ada juga masalah nyamuk. Orang-orang dipaksa untuk menjual rumah mereka,” jelas Prahlad Singh Chahar.
Untuk mendapat perhatian pemerintah, warga setempat merencanakan unjuk rasa “road nahi to vote nahi” (tidak ada jalan, tidak ada suara). Pemilu pun terancam gagal karena ancaman warga.
“Kami ingin para politisi memperhatikan keadaan kami dan membantu kami. Saat ini, masalah kami diabaikan begitu saja,” jelas Chahar.
Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Luas Dharavi sekitar 2,6 Km persegi yang terletak di tengah pusat kota Mumbai.
Baca SelengkapnyaKeindahan alam dan budaya yang begitu kental membuat turis mancanegara betah berlama-lama liburan di Bali.
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaKualitas udara di New Delhi, India, menjadi yang terburuk di dunia pada Rabu (30/10). Polusi di ibu kota negara itu masuk dalam kategori 'Sangat Tidak Sehat'.
Baca SelengkapnyaKali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaGang tersebut tampak kumuh dan dipenuhi rumah-rumah penduduk.
Baca SelengkapnyaPotret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaDulunya kampung ini indah banyak pohon buah dan bioskop. Namun sekarang hampir tenggelam.
Baca SelengkapnyaDikutip dari berbagai sumber, pantai terkotor di Indonesia tersebar di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaSudirman menilai, kunci mengatasi polusi udara ada pada kepemimpinan yang serius.
Baca SelengkapnyaSungai Yamuna dianggap suci tapi dipenuhi limbah beracun.
Baca SelengkapnyaKolam peninggalan Kesultanan Langkat ini kondisinya begitu memprihatinkan.
Baca Selengkapnya