Ketidakadilan Dunia Itu Nyata, Distribusi Vaksin di Negara Kaya vs Negara Miskin
Merdeka.com - Ghana menjadi negara pertama yang menerima vaksin di bawah skema Covax, yang bertujuan untuk memastikan pembagian vaksin yang adil di semua negara, baik negara kaya maupun miskin.
Sebanyak 600.000 dosis vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford, telah tiba di ibu kota negara tersebut, Accra.
Mengapa skema pembagian vaksin diperlukan?
-
Kenapa negara termiskin kesulitan beli vaksin? Ini terlepas fakta bahwa negara termiskin juga berjuang untuk membeli dan meluncurkan vaksin COVID-19 untuk melawan pandemi.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
-
Apa tujuan produksi vaksin dalam negeri? Kemandirian dalam produksi vaksin merupakan salah satu kebijakan utama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dalam meningkatkan ketahanan kesehatan nasional.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
Pandemi virus corona telah menghancurkan mata pencaharian dan merenggut lebih dari 2 juta nyawa di seluruh dunia. Sejauh ini, negara-negara kaya yang lebih mampu membeli vaksin daripada negara miskin.
Dilansir BBC, Rabu (24/2), Covax berharap mengirimkan lebih dari 2 miliar dosis vaksin ke masyarakat di 190 negara dalam kurun waktu kurang setahun. Secara khusus, Covax ingin memastikan 92 negara miskin akan menerima akses vaksin pada saat bersamaan dengan 98 negara kaya.
Skema ini dipimpin WHO dan akan melibatkan Aliansi Vaksin Global (Gavi) dan Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (Cepi).
Siapa yang mendanai Covax?
Covax telah berhasil menggalang dana sebesar USD 6 miliar, tapi masih perlu sedikitnya USD 2 miliar lagi untuk mencapai target pada 2021.
Pemerintah Inggris telah menyiapkan USD 734 juta dan AS berjanji menganggarkan USD 4 miliar pada Desember. Salah satu aksi pertama Presiden AS Joe Biden setelah dilantik adalah mendaftarkan AS ke Covax.
Inggris, yang telah memesan 400 juta dosis vaksin dan akan memiliki banyak sisa vaksin, mengatakan akan menyumbangkan kelebihan persediaan vaksinnya ke negara-negara miskin.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan negara-negara yang lebih kaya harus mengirim 5 persen persediaan vaksin terakhir mereka ke negara miskin.
Negara berpenghasilan rendah yang akan menerima vaksin pertama termasuk Afghanistan, Haiti, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, dan Somalia.
Walaupun kebanyakan persediaan dosis vaksin pertama akan dikirim ke negara berpenghasilan rendah dan menengah, beberapa dosis juga akan dikirim ke negara berpenghasilan tinggi seperti Kanada, yang mempertahankan keputusannya untuk memanfaatkan pasokan awal Covax.
Vaksin yang digunakan Covax
WHO telah menyetujui vaksin Oxford-AstraZeneca, memberikannya lampu hijau untuk diberikan secara global melalui skema Covax.
Gavi menyampaikan pihaknya telah menyepakati 340 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca dan sekitar 1,2 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Diharapkan akan mulai diluncurkan pada Maret.
Para tenaga kesehatan diperkirakan akan menjadi kelompok pertama yang akan menerima vaksin.
Beberapa orang mengatakan Covax tak bertindak cukup cepat. Salah satu anggota badan WHO, Dr Clemens Martin Auer, mengatakan lamban untuk mendapatkan kesepakatan vaksin dan mengirimnya ke negara-negara yang membutuhkan.
Seberapa adil distribusi vaksin?
Vaksin yang diproduksi di Inggris, AS, Eropa, Rusia, dan China telah digunakan secara meluas, dibeli, dan disetujui penggunaannya di seluruh dunia.
Tapi dosis tak dibagikan merata di antara negara-negara di dunia.
“Negara-negara kaya hanya mewakili 14 persen populasi dunia telah membeli lebih dari setengah (53 persen) semua vaksin yang paling menjanjikan,” jelas Aliansi Vaksin Rakyat (TPVA) pada Desember.
Negara-negara berpenghasilan tinggi saat ini memiliki 4,2 miliar dosis vaksin, sementara negara berpenghasilan menengah memiliki 670 juta dosis, menurut penelitian Duke Global Health Innovation Center.
Covax bisa akhiri pandemi?
Bahkan walaupun target Covax tercapai, masih akan gagal mencapai tingkat kekebalan yang menurut para ahli diperlukan untuk mengakhiri pandemi.
Menurut WHO, menghentikan Covid-19 akan membutuhkan setidaknya 70 persen populasi global memiliki kekebalan.
Dengan kecepatan 2 miliar dosis per tahun, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memvaksinasi 70 persen masyarakat global dari perkiraan 7,8 miliar orang di dunia.
Namun, 2 miliar dosis akan memberikan perlindungan bagi mereka yang berada di urutan pertama, seperti petugas kesehatan, orang tua dan kelompok rentan.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaPengiriman bantuan vaksin produksi PT Bio Farma tersebut secara simbolis dilakukan oleh Sri Mulyani
Baca SelengkapnyaAdapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.
Baca SelengkapnyaKedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca Selengkapnya