Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketidakadilan Dunia Itu Nyata, Distribusi Vaksin di Negara Kaya vs Negara Miskin

Ketidakadilan Dunia Itu Nyata, Distribusi Vaksin di Negara Kaya vs Negara Miskin Ghana kirim pasokan medis dengan drone. ©Gavi/2019/Tony Noel via REUTERS

Merdeka.com - Ghana menjadi negara pertama yang menerima vaksin di bawah skema Covax, yang bertujuan untuk memastikan pembagian vaksin yang adil di semua negara, baik negara kaya maupun miskin.

Sebanyak 600.000 dosis vaksin yang dikembangkan AstraZeneca dan Universitas Oxford, telah tiba di ibu kota negara tersebut, Accra.

Mengapa skema pembagian vaksin diperlukan?

Orang lain juga bertanya?

Pandemi virus corona telah menghancurkan mata pencaharian dan merenggut lebih dari 2 juta nyawa di seluruh dunia. Sejauh ini, negara-negara kaya yang lebih mampu membeli vaksin daripada negara miskin.

Dilansir BBC, Rabu (24/2), Covax berharap mengirimkan lebih dari 2 miliar dosis vaksin ke masyarakat di 190 negara dalam kurun waktu kurang setahun. Secara khusus, Covax ingin memastikan 92 negara miskin akan menerima akses vaksin pada saat bersamaan dengan 98 negara kaya.

Skema ini dipimpin WHO dan akan melibatkan Aliansi Vaksin Global (Gavi) dan Koalisi Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (Cepi).

Siapa yang mendanai Covax?

Covax telah berhasil menggalang dana sebesar USD 6 miliar, tapi masih perlu sedikitnya USD 2 miliar lagi untuk mencapai target pada 2021.

Pemerintah Inggris telah menyiapkan USD 734 juta dan AS berjanji menganggarkan USD 4 miliar pada Desember. Salah satu aksi pertama Presiden AS Joe Biden setelah dilantik adalah mendaftarkan AS ke Covax.

Inggris, yang telah memesan 400 juta dosis vaksin dan akan memiliki banyak sisa vaksin, mengatakan akan menyumbangkan kelebihan persediaan vaksinnya ke negara-negara miskin.

Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengatakan negara-negara yang lebih kaya harus mengirim 5 persen persediaan vaksin terakhir mereka ke negara miskin.

Negara berpenghasilan rendah yang akan menerima vaksin pertama termasuk Afghanistan, Haiti, Republik Demokratik Kongo, Ethiopia, dan Somalia.

Walaupun kebanyakan persediaan dosis vaksin pertama akan dikirim ke negara berpenghasilan rendah dan menengah, beberapa dosis juga akan dikirim ke negara berpenghasilan tinggi seperti Kanada, yang mempertahankan keputusannya untuk memanfaatkan pasokan awal Covax.

Vaksin yang digunakan Covax

WHO telah menyetujui vaksin Oxford-AstraZeneca, memberikannya lampu hijau untuk diberikan secara global melalui skema Covax.

Gavi menyampaikan pihaknya telah menyepakati 340 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca dan sekitar 1,2 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Diharapkan akan mulai diluncurkan pada Maret.

Para tenaga kesehatan diperkirakan akan menjadi kelompok pertama yang akan menerima vaksin.

Beberapa orang mengatakan Covax tak bertindak cukup cepat. Salah satu anggota badan WHO, Dr Clemens Martin Auer, mengatakan lamban untuk mendapatkan kesepakatan vaksin dan mengirimnya ke negara-negara yang membutuhkan.

 

 

Seberapa adil distribusi vaksin?

Vaksin yang diproduksi di Inggris, AS, Eropa, Rusia, dan China telah digunakan secara meluas, dibeli, dan disetujui penggunaannya di seluruh dunia.

Tapi dosis tak dibagikan merata di antara negara-negara di dunia.

“Negara-negara kaya hanya mewakili 14 persen populasi dunia telah membeli lebih dari setengah (53 persen) semua vaksin yang paling menjanjikan,” jelas Aliansi Vaksin Rakyat (TPVA) pada Desember.

Negara-negara berpenghasilan tinggi saat ini memiliki 4,2 miliar dosis vaksin, sementara negara berpenghasilan menengah memiliki 670 juta dosis, menurut penelitian Duke Global Health Innovation Center.

Covax bisa akhiri pandemi?

Bahkan walaupun target Covax tercapai, masih akan gagal mencapai tingkat kekebalan yang menurut para ahli diperlukan untuk mengakhiri pandemi.

Menurut WHO, menghentikan Covid-19 akan membutuhkan setidaknya 70 persen populasi global memiliki kekebalan.

Dengan kecepatan 2 miliar dosis per tahun, dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memvaksinasi 70 persen masyarakat global dari perkiraan 7,8 miliar orang di dunia.

Namun, 2 miliar dosis akan memberikan perlindungan bagi mereka yang berada di urutan pertama, seperti petugas kesehatan, orang tua dan kelompok rentan.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis
Vaksin Covid-19 Mulai Berbayar, Ini Kelompok yang Bisa Dapat Gratis

Maxi berujar, kelompok pertama yang bisa mendapatkan vaksin gratis adalah yang belum pernah menerima vaksin Covid-19 sama sekali.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember
Covid-19 Meningkat, Kemenkes Siapkan Vaksin Booster Ke-3 Gratis Sampai 31 Desember

Vaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.

Baca Selengkapnya
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman
Menkes Klaim Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri Relatif Lebih Aman

Namun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.

Baca Selengkapnya
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?
Mulai Januari 2024 Vaksin Covid-19 Berbayar, Berapa Harga Idealnya?

Mulai Januari 2024, vaksinasi Covid-19 tidak lagi gratis alias berbayar.

Baca Selengkapnya
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia
Punya Efek Samping Berbahaya, AstraZeneca Tarik Peredaran Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

Badan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.

Baca Selengkapnya
Indonesia Kirim 10 Juta Vaksin Polio untuk Anak-Anak Afganistan
Indonesia Kirim 10 Juta Vaksin Polio untuk Anak-Anak Afganistan

Pengiriman bantuan vaksin produksi PT Bio Farma tersebut secara simbolis dilakukan oleh Sri Mulyani

Baca Selengkapnya
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024
40 Atlet Dinyatakan Positif Covid-19 di Olimpiade Paris 2024

Adapun beberapa atlet terkenal telah dinyatakan positif COVID-19 di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023
Menkes Sebut Vaksinasi Covid-19 Gratis Berakhir 31 Desember 2023

Mulai 1 Januari 2024, vaksinasi Covid-19 bagi masyarakat umum berbayar.

Baca Selengkapnya
Kelompok Ini Wajib Terima Vaksin Mpox, Termasuk Anak-Anak?
Kelompok Ini Wajib Terima Vaksin Mpox, Termasuk Anak-Anak?

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin menyebut, pihaknya telah mendatangkan 1.000 dosis vaksin Mpox.

Baca Selengkapnya
Ternyata Bukan soal Uang, Ini Dua Kekhawatiran Orang Kaya Dunia soal Ancaman Serius Mengintai Umat Manusia
Ternyata Bukan soal Uang, Ini Dua Kekhawatiran Orang Kaya Dunia soal Ancaman Serius Mengintai Umat Manusia

Kedua ancaman terbesar tersebut adalah kemungkinan terjadinya perang besar akibat ketidakstabilan global saat ini dan kemungkinan pandemi berikutnya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta
FOTO: Kasus Covid-19 Meningkat Signifikan, Warga Antre Vaksin Booster saat Car Free Day Jakarta

Beberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.

Baca Selengkapnya