Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ketika film biru goda syahwat Taliban Afghanistan

Ketika film biru goda syahwat Taliban Afghanistan Milisi Taliban. ©2012 addyjagat.com

Merdeka.com - Seorang bocah laki-laki tersenyum dan cekikikan saat dia menatap gambar perempuan telanjang. Dia belum pernah melihat hal seperti itu sejauh yang dia ingat.

Alat penerima satelit mulai tiba di kota konservatif Kandahar di sebelah utara Afganistan dengan pasukan sekutu. Bersama dengan mereka, datang film-film dokumenter dari Lituania, program pendidikan asal Polandia, dan opera sabun dari Catalunya. Semua ini benar-benar baru bagi para warga, layaknya pornografi, seperti dilansir situs dalje.com, 20 Juni 2007 lalu. 

Setelah kejatuhan rezim Taliban, piringan satelit mulai merebak di atap-atap perumahan, restoran, sampai kedai kopi. semua orang ingin mengintip ke dunia yang belum pernah mereka ketahui. Sebanyak 170 program disiarkan dari seluruh dunia, termasuk empat di antaranya menampilkan film porno.

Meski Taliban telah menghilang dari panggung politik, tetapi ketidakhadiran para ekstremis bukan berarti bahwa Kandahar telah meninggalkan hukum syariah mereka yang ketat, yang mengatur interaksi antara jenis kelamin. Alhasil pertemuan pertama dengan dunia luar tidak lain adalah sebuah kejutan budaya bagi penduduk Afghanistan.

Ketika memasuki masa pubertas, hampir semua kaum perempuan mengenakan burqa, yang menutupi tubuh mereka dari kepala hingga ujung kaki. Kebanyakan pria di sana tidak pernah melihat seorang wanita telanjang di luar lingkaran keluarga mereka.

Karena itu, tidak mengherankan bahwa pertemuan pertama dengan saluran satelit yang menawarkan seratus persen film  porno menjadi kejutan besar. Laki-laki dari Kandahar, yang telah terputus dari dunia luar selama beberapa dekade, terbiasa dengan konflik dan undang-undang Taliban yang tanpa kompromi. 

Mereka belum pernah melihat hal seperti ini, meskipun pada kenyataannya film-film itu adalah film semi porno dari standar Barat, yang biasanya ditayangkan di antara iklan-iklan layanan telepon seks.

"Hal ini tidak baik bagi masyarakat kita," kata seorang pria berusia 26 tahun tidak disebutkan namanya. "Orang-orang seharusnya tidak menonton hal-hal seperti itu, ini tidak benar."

Namun, rasa penasaran ternyata juga membuat anggota Taliban terjebak dengan film-film yang ditawarkan dari satelit. Sekelompok Taliban berjanggut duduk di bar dengan mata mereka terpaku ke layar. Seorang wanita Barat memasuki ruangan dan salah satu dari mereka dengan panik merubahan saluran.

Abdul Wasi, pemilik salah satu dari banyaknya toko peralatan satelit baru, mengatakan bahwa bisnis ini berkembang sangat baik.

"Saya menjual penerima digital dan piringan satelit dengan harga sekitar Rp 4,2 juta dan saya mengimpor peralatan itu dari Pakistan," kata Wasi. 

"Saya mulai bisnis ini sebulan yang lalu dan sekarang saya telah menjual hampir empat ratus penerima satelit. Toko saya selalu penuh sesak, semua orang ingin menonton televisi satelit," lanjut dia.

(mdk/fas)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jejak Bioskop di Kota Banda Aceh, Sudah Ada sejak Tahun 1930-an
Jejak Bioskop di Kota Banda Aceh, Sudah Ada sejak Tahun 1930-an

Sebagai pusat kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya, Banda Aceh memiliki kisah dan sejarah panjang tentang lahirnya bioskop dan perfilman di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Kota Mati “Alas Roban”, Saksi Bisu Kejayaan Industri Era Hindia Belanda
Menelusuri Kota Mati “Alas Roban”, Saksi Bisu Kejayaan Industri Era Hindia Belanda

Setiap tahunnya, warga harus memberi tumbal kepala kerbau ke tempat itu

Baca Selengkapnya
Riwayat Bioskop Pertama di Jogja, Jadi Pusat Hiburan Malam Warga di Era Kolonial
Riwayat Bioskop Pertama di Jogja, Jadi Pusat Hiburan Malam Warga di Era Kolonial

Al Hambra adalah bioskop pertama di Jogja. Pada awal kemunculannya, bioskop ini dibagi menjadi dua kelas berdasarkan status sosial masyarakat pada saat itu.

Baca Selengkapnya
Potret Kota Balikpapan Tak Berpenghuni Selama 2 Dekade, dalam Versi AI
Potret Kota Balikpapan Tak Berpenghuni Selama 2 Dekade, dalam Versi AI

Kota Balikpapan memiliki segudang cerita di dalamnya.

Baca Selengkapnya
Perkembangan Film Indonesia Dari Tahun 1900 hingga 2000-an
Perkembangan Film Indonesia Dari Tahun 1900 hingga 2000-an

Pada tahun 1900-an, masyarakat saat itu menyebutnya sebagai "Toneel Melajoe" atau "Komedi Stamboel".

Baca Selengkapnya
Kini Terbangkalai dan Bikin Miris,  Ini Potret Terbaru Rumah Putih Mewah Ikonik Langganan Syuting Sinetron
Kini Terbangkalai dan Bikin Miris, Ini Potret Terbaru Rumah Putih Mewah Ikonik Langganan Syuting Sinetron

Kondisi rumah mewah putih langganan syuting sinetron ini bikin miris.

Baca Selengkapnya
Rumah Syuting Genta Buana yang Terbengkalai Selama 20 Tahun
Rumah Syuting Genta Buana yang Terbengkalai Selama 20 Tahun

Pecinta sinetron tanah air pasti tidak asing dengan rumah merah Genta Buana, Lewat TikTok, @afdhalyusmann membeberkan transformasi dramatis rumah ini.

Baca Selengkapnya
Ketika Bioskop Pertama Hadir di Bandung, Tampilkan Film Bisu dengan Suara Orang Asli di Dalam Bioskop
Ketika Bioskop Pertama Hadir di Bandung, Tampilkan Film Bisu dengan Suara Orang Asli di Dalam Bioskop

Pada 1907 jadi tahun pertama kemunculan bioskop di Kota Kembang. Letaknya ada di sekitar alun-alun Kota Bandung, dengan gedung tenda bilik sederhana.

Baca Selengkapnya
Perkembangan Teknologi Sejarah Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya
Perkembangan Teknologi Sejarah Indonesia, Lengkap dengan Penjelasannya

Perkembangan teknologi sejarah di Indonesia dari masa ke masa ini menarik untuk disimak.

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Mewah Putih Terbengkalai Sering Digunakan Syuting di Indosiar, Halamnya Banyak Pohon Pisang
Potret Rumah Mewah Putih Terbengkalai Sering Digunakan Syuting di Indosiar, Halamnya Banyak Pohon Pisang

Tak terawat dan usang, begini kondisi rumah mewah putih legendaris yang dulu dijadikan lokasi syuting Indosiar.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Sejarah Kereta Api di Padang Panjang, Awalnya Untuk Distribusi Kopi dari Desa ke Kota
Menyusuri Sejarah Kereta Api di Padang Panjang, Awalnya Untuk Distribusi Kopi dari Desa ke Kota

Perkembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera sudah mulai dibangun sejak zaman kolonial Belanda untuk mempermudah akses pengiriman logistik dari Desa ke Kota.

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Mewah Milik Tukul Arwana Terbengkalai Selama 23 Tahun di Kota Bandung, Halamannya Luas Banget
Potret Rumah Mewah Milik Tukul Arwana Terbengkalai Selama 23 Tahun di Kota Bandung, Halamannya Luas Banget

Rumah mewah yang diduga milik pelawak Tukul Arwana tersebut beberapa bagiannya tampak mengalami kerusakan.

Baca Selengkapnya