Ketika Kejahatan Berbasis Kebencian terhadap Agama Merajalela di India
Merdeka.com - Lembaga pembela hak asasi Human Rights Watch (HRW) di India merilis laporan yang isinya menyebut pihak berwenang India menunda penyelidikan berbagai kasus pembunuhan kalangan minoritas. Padahal banyak tuntutan dari keluarga korban agar kasus pembunuhan ini diselidiki. Laporan setebal 104 halaman itu dirilis pada Selasa (19/2).
Laporan itu juga mengatakan sejak pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi, Partai Bharatiya Janata (BJP) mengambil alih kekuasaan pada 2014, serangan yang dipimpin kelompok perlindungan sapi (cow protection) terhadap kaum minoritas melonjak tajam. Demikian dilansir dari The New York Times, Rabu (20/2).
Antara Mei 2015 dan Desember 2018, HRW menemukan sedikitnya 44 orang dibunuh. Kebanyakan para korban ini merupakan muslim yang dituduh menyimpan daging atau memindahkan sapi ke rumah jagal, yang dianggap sebuah kejahatan di sebagian besar negara bagian di India. Pemeluk Hindu di India yang besarnya sekitar 80 persen menganggap sapi adalah hewan suci.
-
Siapa yang terlibat saat sapi Jokowi mengamuk? Melihat peristiwa itu, sontak warga berlarian. Sementara petugas panitia beramai-ramai berusaha mengamankan sapi tersebut. Akhirnya sapi berhasil disembelih. Namun perlu waktu hampir setengah jam serta tenaga gabungan berjumlah 20 orang untuk menjatuhkan sapi tersebut.
-
Bagaimana warga mengatasi sapi Jokowi yang mengamuk? Melihat peristiwa itu, sontak warga berlarian. Sementara petugas panitia beramai-ramai berusaha mengamankan sapi tersebut. Akhirnya sapi berhasil disembelih. Namun perlu waktu hampir setengah jam serta tenaga gabungan berjumlah 20 orang untuk menjatuhkan sapi tersebut.
-
Siapa yang memimpin pemberontakan PETA di Blitar? Pemberontakan PETA di Blitar terjadi pada 14 Februari 1945. Kronologis pemberontakan dimulai ketika pasukan PETA yang dipimpin oleh Letnan Soeprijadi memberontak melawan tentara Jepang yang menduduki Indonesia pada waktu itu.
-
Kenapa sapi Presiden Jokowi mengamuk? Diketahui, sapi tersebut mengamuk saat warga berupaya menjatuhkannya untuk kemudian disembelih.
-
Bagaimana Kementan meningkatkan populasi sapi nasional? Jan Maringka menyatakan, dengan kegiatan IB ini secara nasional dapat meningkatkan populasi sapi sekitar 35%. Hal tersebut tentu berimbas pada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan peternak.'Melalui Inseminasi Buatan, optimalisasi penggunaan bibit pejantan unggul untuk memenuhi kebutuhan daging dapat tercapai', jelas Jan Maringka.
-
Siapa yang beternak sapi di Jakarta? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.
Data dari FactChecker.in, lembaga yang melaporkan kekerasan, menemukan sebanyak 90 persen kejahatan berbasis kebencian terhadap agama terjadi dalam satu dekade terakhir setelah Modi berkuasa. Massa yang brutal melakukan aksinya dengan menggantung korban di pohon, dan lebih sering melakukan mutilasi dan membakar tubuh korban.
Hampir dalam semua serangan ini, keluarga korban justru mendapat perlawanan balik ketika mereka menuntut keadilan.
"Polisi pada awalnya menghentikan penyelidikan, mengabaikan prosedur, atau bahkan memainkan peran terlibat dalam pembunuhan dan menutupi kejahatan," tulis laporan itu.
"Penyelidikan polisi India terhadap massa pelaku penyerangan adalah hampir seperti menuduh para korban dari kalangan minoritas melakukan kejahatan sebagaimana mereka mengejar pelaku yang berkaitan dengan pemerintah,” kata Direktur HRW Asia Selatan, Meenakshi Ganguly.
Laporan berjudul "Kekerasan Kelompok Perlindungan Sapi di India: Kelompok Sewenan-wenang Serang Minoritas" dirilis menjelang Pemilu nasional pada April dan Mei. Dalam laporan ini juga disoroti respons pemerintah terhadap 11 serangan baru-baru ini yang menewaskan 14 orang.
Menurut sebuah survei dari NDTV yang dikutip HRW, pidato para pejabat terpilih dengan “bahasa yang memecah belah secara komunal” melonjak hampir 500 persen antara 2014 dan 2018, dibandingkan dengan lima tahun sebelum BJP berkuasa. Sebesar 90 persen dari pidato tersebut berasal dari BJP yang memiliki ikatan dengan kelompok nasionalis Hindu sayap kanan.
"Kami akan menggantung mereka yang membunuh sapi," kata Anggota BJP, Raman Singh, pada 2017 lalu. Raman Singh juga mantan menteri utama negara bagian Chhattisgarh.
Laporan itu mengatakan retorika serupa yang disampaikan Raman Singh disertai banyaknya UU Perlindungan Sapi yang lebih ketat, mempengaruhi membesarnya serangan massa terhadap minoritas. Jenis serangan yang terjadi seperti penyerangan terhadap pria dan perempuan muslim di kereta; menelanjangi dan memukul warga dari kasta Dalit, kasta rendah di India barat; memaksa dua pria di India Utara memakan kotoran dan kencing sapi; pemerkosaan dua perempuan dan pembunuhan dua pria di negara bagian Haryana karena diduga makan daging sapi di rumah.
Beberapa serangan direkam dan ini menunjukkan massa tidak takut adanya balasan atas tindakan mereka. Demikian disampaikan seorang pekerja sosial dan penulis India, Harsh Mander.
"Anda tidak akan merekam wajah Anda di video saat melakukan kejahatan jika Anda tak ingin dihukum. Anda yakin bahwa Anda akan dilindungi dan diperlakukan seperti pahlawan," kata Mander.
Tahun lalu, Mahkamah Agung India memperkenalkan langkah-langkah "pencegahan, perbaikan dan hukuman" untuk membendung kekerasan massa, menyoroti menyebarnya hoaks lewat aplikasi pesan seperti WhatsApp telah memperburuk masalah. Dan pada Agustus, setelah bungkam cukup lama, Modi angkat bicara dan menentang serangan-serangan tersebut.
"Saya ingin memperjelas bahwa hukuman mati tanpa pengadilan adalah kejahatan, tidak peduli motifnya," ujarnya.
Namun Mander menilai kecaman Modi terlalu lembek. Dia menambahkan upaya mengubah ketakutan kalangan minoritas akan lebih dari sekadar memilih BJP agar tak lagi berkuasa.
"Mereka (pemerintah) telah menciptakan lingkungan yang mendukung dan mengizinkan orang menunjukkan kebencian mereka," katanya. "Begitu Anda membiarkan jin keluar dari botol, dia tidak akan mematuhimu dan kembali begitu saja," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PM India Dituding Kampanye Pemilu Pakai Ujaran Kebencian terhadap Muslim
Baca SelengkapnyaSebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'
Baca SelengkapnyaWarga Muslim khawatir masjid ini akan diambil alih oleh kelompok lain dan dijadikan kuil.
Baca SelengkapnyaDua mahasiswa terluka dalam serangan ini dan kini sedang dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKekerasan meletus setelah pawai keagamaan kelompok Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi kelompok Muslim. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaMasjid Babri yang dihancurkan pada 1992 memicu kerusuhan yang meluas secara nasional di India.
Baca SelengkapnyaKuil Hindu di kota Ayodhya, negara bagian Uttar Pradesh diresmikan PM Narendra Modi pekan lalu.
Baca SelengkapnyaDi balik kemegahannya, peresmian kuil yang didedikasikan untuk dewa Hindu, Lord Ram, telah membuka ingatan kelam terkait konflik umat Hindu dan Islam di India.
Baca SelengkapnyaPemerintah Indonesia diminta proaktif mengingatkan India karena bisa mengganggu perdamaian dunia.
Baca SelengkapnyaGelombang protes terjadi di India setelah viral sebuah video yang memperlihatkan puluhan pria mengarak dan melecehkan dua perempuan di Manipur.
Baca SelengkapnyaSebuah video viral memperlihatkan puluhan pria mengarak dan melecehkan dua perempuan yang ditelanjangi membuat publik marah.
Baca Selengkapnya