Ketua Kelompok Etnis Myanmar: Junta Militer Tak Punya Hati Untuk Kemanusiaan
Merdeka.com - Kekerasan terus berlanjut di Myanmar di mana lebih dari 700 warga sipil dibunuh sejak kudeta militer 1 Februari. Gerakan unjuk rasa massal berkembangkan menjadi front politik di mana penentang junta militer mengumumkan pembentukan Pemerintahan Persatuan Nasional pada Jumat, menyertakan anggota kabinet pemerintahan sipil yang digulingkan dan perwakilan kelompok etnis minoritas serta sekutu lainnya.
Persatuan Nasional Karen di wilayah timur Myanmar, yang berbatasan dengan Thailand, telah menawarkan penampungan untuk para pengunjuk rasa yang melarikan diri ke wilayah yang mereka kendalikan.
Ketua Organisasi Pertahanan Nasional Karen, Mayor Jenderal Nerdah Mya, kepada France 24 menyampaikan perkembangan di Myanmar.
-
Kenapa konflik Myanmar harus segera selesai? ‘Kita berharap persoalan di Myanmar itu segera selesai karena menyangkut kemanusiaan, menyangkut rakyat Myanmar, dan pada kenyataannya memang tidak gampang, sangat kompleks, sehingga memerlukan waktu. Dan itu bisa terjadi kalau semua stakeholders yang ada di Myanmar itu mau, memiliki kemauan yang sama untuk menyelesaikan masalah itu. Kalau ndak, memang sangat sulit,’ ujar Presiden.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana kamp romusa di Myanmar? Video tersebut memperlihatkan suasana kamp romusa di Thanbyuzayat, Myanmar.
-
Siapa yang terlibat dalam kekerasan jangka panjang? Cedera akibat mata panah juga sangat terkait dengan kerangka laki-laki, menunjukkan kaum pria lebih sering terlibat dalam kekerasan jangka panjang dibandingkan perempuan.
Pemimpin Tentara Pembebasan Nasional Karen ini, yang merupakan kelompok gerilyawan tertua yang masih berjuang di Myanmar, menjelaskan situasi di negara itu, menyebutnya “sangat kritis”. Dia juga menyerukan komunitas internasional untuk segera mengambil tindakan untuk mengakhiri pembunuhan.
Dia menekankan, rakyat Myanmar tidak akan menyerah untuk berjuang dan membahas upaya untuk berkoordinasi dengan kelompok etnis lainnya dan pasukan demokratik untuk mengakhiri rezim militer.
“Kami telah berjuang demi penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan dan sebuah negara otonomi untuk rakyat selama bertahun-tahun. Telah lebih dari 17 tahun,” ujarnya, dikutip dari laman France 24, Rabu (21/4).
“Dan kami juga bekerja sama dengan kelompok etnis lainnya yang memiliki tujuan dan target yang sama seperti kami,” lanjutnya.
“Kami bergandengan tangan dan berjuang melawan rezim militer saat ini. Mereka sangat kejam. Mereka tidak punya hati untuk kemanusiaan.”
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berakhirnya pemberontakan 8888 bukan hanya tragedi kemanusiaan, tetapi juga meninggalkan jejak kelam dalam sejarah Myanmar.
Baca SelengkapnyaPeran para wanita dibutuhkan dalam menambah personel untuk melawan junta militer Myanmar.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan memastikan proses hukum terhadap insiden ini terus berjalan.
Baca SelengkapnyaKelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan aksi kejam. Mereka menembak mati Michelle Kurisi Ndoga, aktivis perempuan yang juga cucu Kepala Suku Silo.
Baca SelengkapnyaAksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua membunuh aktivis perempuan, Michelle Kurisi Doga di Lanny Jaya, menambah daftar tindakan keji yang mereka lakukan.
Baca SelengkapnyaLewat video yang beredar pada Selasa (29/8), pasukan TPNPB Batalyon Egisu Kodap III Ndugama, mengklaim sebaga pelaku pembunuhan keji itu.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaPrajurit yang diduga terlibat penyerangan itu berasal dari Yon Armed (Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan).
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaTeror pertama bermula dari baku tembak yang menewaskan Bripda Alfandi Steve Karamoy.
Baca SelengkapnyaBudi Gunawan menjelaskan saat ini situasi di lokasi bentrok Desa Cinta Adil, Kecamatan Biru-Biru, Deli Serdang, sudah kembali kondusif.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca Selengkapnya