Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Pasien Covid-19 di China Jadi Korban Perundungan di Dunia Maya

Kisah Pasien Covid-19 di China Jadi Korban Perundungan di Dunia Maya Wabah virus mirip SARS hantui China. ©NICOLAS ASFOURI/AFP

Merdeka.com - Di China pendekatan tanpa toleransi masih diterapkan terhadap pasien Covid-19. Tertular virus corona tidak hanya berarti penderitaan fisik tetapi juga jadi siksaan mental.

Seorang ayah berusia 38 tahun bermarga Lin dan keluarganya termasuk di antara pasien pertama dalam wabah Covid-19 baru-baru ini di China tenggara menjadi sasaran pelecehan.

Pada bulan Agustus pria tersebut melakukan perjalanan kembali dari Singapura tempat dia bekerja dan diduga menjadi pasien nol dalam wabah terbaru di Provinsi Fujian pada bulan September. Dia harus memohon belas kasihan di media sosial setelah identitasnya dipublikasikan dan dia diintimidasi secara daring.

Orang lain juga bertanya?

"Seluruh keluarga saya mengalami perundungan. Kami menerima pelecehan dan kecaman dari banyak orang, yang menyebabkan teror tak tertahankan dan kerusakan mental. Kami tidak bisa hidup seperti orang normal lagi," tulis Lin dalam unggahan Weibo pada 17 September, seminggu setelah dia dan putranya dinyatakan positif Covid-19.

Netizen mengatakan dia seharusnya tidak kembali ke China. Mereka juga mengklaim dia tidak mengisolasi dirinya secara ketat pada saat kedatangan, dan membawa wabah yang menyebabkan pemerintah harus menggelar tes skala besar dan pembatasan wilayah di provinsi tersebut, metode yang biasanya digunakan China untuk meredam virus.

Namun faktanya, setibanya di China, Lin menjalani isolasi institusional selama 21 hari, termasuk sembilan tes asam nukleat dan tiga tes antibodi dilakukan.

"Karena Anda, semua orang di Fujian menjalani tes setiap hari. Kami tidak bisa pergi bekerja atau pergi ke sekolah atau bahkan makan malam yang enak. Siapa yang harus kami salahkan jika bukan Anda?” jelas salah satu pengguna Weibo.

Dilansir dari lama South China Morning Post, Rabu (6/10), Lin hanyalah salah satu dari banyak pasien Covid-19 di China yang menjadi korban perundungan daring setelah bocornya data pribadi mereka selama penyelidikan epidemiologi pemerintah.

Pemerintah daerah berbeda dalam hal penanganan dan jumlah detail kasus yang dipublikasikan untuk melacak kasus lebih lanjut, biasanya jenis kelamin, usia, profesi, dan tempat yang mereka kunjungi dalam dua minggu terakhir akan diumumkan.

Dalam beberapa kasus seperti Lin, lebih banyak informasi pasien, seperti alamat dan nomor teleponnya, dipublikasikan secara daring baik karena pegawai pemerintah membagikannya di media sosial atau pengguna web membocorkannya menggunakan informasi yang diterbitkan oleh pihak berwenang.

Salah satu pasien kasus awal dalam wabah yang sedang berlangsung di kota Harbin, China timur laut saat ini juga diserang karena keputusannya untuk kembali ke rumah setelah pihak berwenang setempat mengatakan dia baru saja kembali dari Filipina.

Pada bulan Agustus, seorang pasien di Beijing, dan seorang profesor dari Akademi Seni Rupa Pusat, dibuat pusing dan mendapati dirinya menjadi subjek desas-desus dia berselingkuh dalam perjalanan ketika dia tertular virus corona.

Di balik perundungan siber yang merajalela terhadap pasien ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan hukum dan meningkatnya kebencian di komunitas daring China, jelas Profesor Zhu Wei, pakar tata kelola internet di Universitas Ilmu Politik dan Hukum China.

"Beberapa orang mungkin tampak jahat ketika membuat pernyataan palsu dan berbahaya itu, tetapi kebanyakan dari mereka, saya yakin, mengatakan kata-kata kasar atau menyebarkan data pribadi pasien dengan niat baik yang salah tempat," katanya. “Mereka pikir itu membantu mengendalikan pandemi, atau hanya ingin pamer bahwa mereka memiliki akses ke data pelacakan kontak."

Undang-undang yang ada di China sudah mencakup serangkaian hukuman perdata dan pidana untuk pelanggaran privasi. Orang yang dinyatakan bersalah karena merilis data pribadi - misalnya, alamat atau catatan kredit seseorang - dapat didenda atau dipenjara hingga tiga tahun.

Undang-undang yang dirancang untuk melindungi privasi data pengguna daring juga akan berlaku mulai November. Undang-undang Perlindungan Informasi Pribadi mengatur penanganan informasi pribadi harus memiliki tujuan yang jelas dan masuk akal.

Namun sejauh ini, hanya sedikit yang benar-benar dihukum karena melanggar privasi pasien Covid-19 atau melecehkan mereka secara verbal.

"Kenyataannya sekarang adalah kami tidak menghukum siapa pun karena terlalu banyak orang yang melakukannya. Ini salah. Siapa pun harus bertanggung jawab ketika dia melanggar hak orang lain," jelas Zhu.

Huang Jing, seorang psikoterapis veteran yang berbasis di Shanghai, mengatakan kekerasan daring yang meluas terhadap pasien Covid-19 dapat menyebabkan masalah psikologis yang signifikan.

“Dua hasil yang paling mungkin adalah depresi dan kecemasan. Kemungkinan terburuk adalah beberapa orang mungkin bunuh diri, karena mereka merasa dikucilkan oleh masyarakat,” jelasnya.

Reporter magang: Ramel Maulynda Rachma

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi
FOTO: Penyakit Misterius Mirip Influenza Melonjak di China: RS Penuh, Banyak Anak Terinfeksi

Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.

Baca Selengkapnya
Perempuan Ini Mendadak Lumpuh Setelah Dimarahi Bosnya
Perempuan Ini Mendadak Lumpuh Setelah Dimarahi Bosnya

Keadaan ini terjadi akibat depresi yang berkepanjangan dan terus-menerus dialaminya.

Baca Selengkapnya
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes
Klaim Pandemi Covid-19 Rekayasa Muncul Lagi, Begini Kata Kemenkes

Bahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.

Baca Selengkapnya
Perusahaan di China Kasih Jatah Cuti Khusus untuk Karyawan yang Sedih hingga Patah Hati
Perusahaan di China Kasih Jatah Cuti Khusus untuk Karyawan yang Sedih hingga Patah Hati

Perusahaan China ini memiliki 7.000 karyawan dan mereka mendapatkan jatah cuti saat sedang sedih hingga patah hati.

Baca Selengkapnya
Gadis Ini Terjebak di Rumah Sakit Selama 10 Tahun Meski Sudah Dinyatakan Sembuh, Penyebabnya Ternyata Bikin Miris
Gadis Ini Terjebak di Rumah Sakit Selama 10 Tahun Meski Sudah Dinyatakan Sembuh, Penyebabnya Ternyata Bikin Miris

Perempuan Ini Terjebak di Rumah Sakit Selama 10 Tahun Meski Sudah Dinyatakan Sembuh, Penyebabnya Ternyata Bikin Miris

Baca Selengkapnya
Potret Pilot Vincent Raditya Idap Flu Singapura, Keluar Bintik di Wajah dan Kepala Hingga Bernanah
Potret Pilot Vincent Raditya Idap Flu Singapura, Keluar Bintik di Wajah dan Kepala Hingga Bernanah

Kabar kurang sedap datang dari pilot Vincent Raditya. Ia tengah menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit

Baca Selengkapnya
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

Baca Selengkapnya
FOTO: Darurat Global Cacar Monyet, Negara Ini Siaga Penuh hingga Siapkan Ruangan Isolasi
FOTO: Darurat Global Cacar Monyet, Negara Ini Siaga Penuh hingga Siapkan Ruangan Isolasi

WHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Baca Selengkapnya
Walau Miliki Gejala Ringan, Mengapa Banyak Pasien Anak Mycoplasma Pneumonia?
Walau Miliki Gejala Ringan, Mengapa Banyak Pasien Anak Mycoplasma Pneumonia?

Gejala Mycoplasma pneumonia yang ditimbulkan sebenarnya terbilang ringan.

Baca Selengkapnya
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia
Sejarah 2 Maret: Kasus Pertama Virus Covid-19 di Indonesia

Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.

Baca Selengkapnya
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Penyakit Pernapasan Misterius Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Penyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan

Baca Selengkapnya
Kenali Kondisi Masa Duka Berkomplikasi yang Bisa Muncul Akibat Kehilangan Orang Terdekat
Kenali Kondisi Masa Duka Berkomplikasi yang Bisa Muncul Akibat Kehilangan Orang Terdekat

Berduka setelah kehilangan orang terdekat merupakan hal yang biasa terjadi. Namun kondisi ini bisa berkomplikasi dan menjadi berat.

Baca Selengkapnya