Kisah Pasien Covid-19 di China Jadi Korban Perundungan di Dunia Maya
Merdeka.com - Di China pendekatan tanpa toleransi masih diterapkan terhadap pasien Covid-19. Tertular virus corona tidak hanya berarti penderitaan fisik tetapi juga jadi siksaan mental.
Seorang ayah berusia 38 tahun bermarga Lin dan keluarganya termasuk di antara pasien pertama dalam wabah Covid-19 baru-baru ini di China tenggara menjadi sasaran pelecehan.
Pada bulan Agustus pria tersebut melakukan perjalanan kembali dari Singapura tempat dia bekerja dan diduga menjadi pasien nol dalam wabah terbaru di Provinsi Fujian pada bulan September. Dia harus memohon belas kasihan di media sosial setelah identitasnya dipublikasikan dan dia diintimidasi secara daring.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Kenapa Covid Pirola dikhawatirkan? Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia. Varian BA.2.86, yang dijuluki 'Pirola', adalah varian baru Omicron yang bermutasi dan memicu lonjakan kasus baru. Pirola memiliki lebih dari 30 mutasi penting, menurut Scott Roberts, spesialis penyakit menular Yale Medicine dikutip dari Al-Jazeera.
-
Apa saja gejala yang dialami pasien pertama Covid-19? Setelah kembali ke Depok, NT mulai merasakan gejala seperti batuk, sesak, dan demam selama 10 hari. Ia berobat ke RS Mitra Depok dan didiagnosis mengidap bronkopneumonia, salah satu jenis pneumonia yang menyebabkan peradangan pada paru-paru.
"Seluruh keluarga saya mengalami perundungan. Kami menerima pelecehan dan kecaman dari banyak orang, yang menyebabkan teror tak tertahankan dan kerusakan mental. Kami tidak bisa hidup seperti orang normal lagi," tulis Lin dalam unggahan Weibo pada 17 September, seminggu setelah dia dan putranya dinyatakan positif Covid-19.
Netizen mengatakan dia seharusnya tidak kembali ke China. Mereka juga mengklaim dia tidak mengisolasi dirinya secara ketat pada saat kedatangan, dan membawa wabah yang menyebabkan pemerintah harus menggelar tes skala besar dan pembatasan wilayah di provinsi tersebut, metode yang biasanya digunakan China untuk meredam virus.
Namun faktanya, setibanya di China, Lin menjalani isolasi institusional selama 21 hari, termasuk sembilan tes asam nukleat dan tiga tes antibodi dilakukan.
"Karena Anda, semua orang di Fujian menjalani tes setiap hari. Kami tidak bisa pergi bekerja atau pergi ke sekolah atau bahkan makan malam yang enak. Siapa yang harus kami salahkan jika bukan Anda?” jelas salah satu pengguna Weibo.
Dilansir dari lama South China Morning Post, Rabu (6/10), Lin hanyalah salah satu dari banyak pasien Covid-19 di China yang menjadi korban perundungan daring setelah bocornya data pribadi mereka selama penyelidikan epidemiologi pemerintah.
Pemerintah daerah berbeda dalam hal penanganan dan jumlah detail kasus yang dipublikasikan untuk melacak kasus lebih lanjut, biasanya jenis kelamin, usia, profesi, dan tempat yang mereka kunjungi dalam dua minggu terakhir akan diumumkan.
Dalam beberapa kasus seperti Lin, lebih banyak informasi pasien, seperti alamat dan nomor teleponnya, dipublikasikan secara daring baik karena pegawai pemerintah membagikannya di media sosial atau pengguna web membocorkannya menggunakan informasi yang diterbitkan oleh pihak berwenang.
Salah satu pasien kasus awal dalam wabah yang sedang berlangsung di kota Harbin, China timur laut saat ini juga diserang karena keputusannya untuk kembali ke rumah setelah pihak berwenang setempat mengatakan dia baru saja kembali dari Filipina.
Pada bulan Agustus, seorang pasien di Beijing, dan seorang profesor dari Akademi Seni Rupa Pusat, dibuat pusing dan mendapati dirinya menjadi subjek desas-desus dia berselingkuh dalam perjalanan ketika dia tertular virus corona.
Di balik perundungan siber yang merajalela terhadap pasien ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan hukum dan meningkatnya kebencian di komunitas daring China, jelas Profesor Zhu Wei, pakar tata kelola internet di Universitas Ilmu Politik dan Hukum China.
"Beberapa orang mungkin tampak jahat ketika membuat pernyataan palsu dan berbahaya itu, tetapi kebanyakan dari mereka, saya yakin, mengatakan kata-kata kasar atau menyebarkan data pribadi pasien dengan niat baik yang salah tempat," katanya. “Mereka pikir itu membantu mengendalikan pandemi, atau hanya ingin pamer bahwa mereka memiliki akses ke data pelacakan kontak."
Undang-undang yang ada di China sudah mencakup serangkaian hukuman perdata dan pidana untuk pelanggaran privasi. Orang yang dinyatakan bersalah karena merilis data pribadi - misalnya, alamat atau catatan kredit seseorang - dapat didenda atau dipenjara hingga tiga tahun.
Undang-undang yang dirancang untuk melindungi privasi data pengguna daring juga akan berlaku mulai November. Undang-undang Perlindungan Informasi Pribadi mengatur penanganan informasi pribadi harus memiliki tujuan yang jelas dan masuk akal.
Namun sejauh ini, hanya sedikit yang benar-benar dihukum karena melanggar privasi pasien Covid-19 atau melecehkan mereka secara verbal.
"Kenyataannya sekarang adalah kami tidak menghukum siapa pun karena terlalu banyak orang yang melakukannya. Ini salah. Siapa pun harus bertanggung jawab ketika dia melanggar hak orang lain," jelas Zhu.
Huang Jing, seorang psikoterapis veteran yang berbasis di Shanghai, mengatakan kekerasan daring yang meluas terhadap pasien Covid-19 dapat menyebabkan masalah psikologis yang signifikan.
“Dua hasil yang paling mungkin adalah depresi dan kecemasan. Kemungkinan terburuk adalah beberapa orang mungkin bunuh diri, karena mereka merasa dikucilkan oleh masyarakat,” jelasnya.
Reporter magang: Ramel Maulynda Rachma
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKeadaan ini terjadi akibat depresi yang berkepanjangan dan terus-menerus dialaminya.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaPerusahaan China ini memiliki 7.000 karyawan dan mereka mendapatkan jatah cuti saat sedang sedih hingga patah hati.
Baca SelengkapnyaPerempuan Ini Terjebak di Rumah Sakit Selama 10 Tahun Meski Sudah Dinyatakan Sembuh, Penyebabnya Ternyata Bikin Miris
Baca SelengkapnyaKabar kurang sedap datang dari pilot Vincent Raditya. Ia tengah menjalani rawat inap di sebuah rumah sakit
Baca SelengkapnyaPeneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaWHO mengemumkan penyebaran cacar monyet atau mongkeypox sebagai keadaan darurat kesehatan global.
Baca SelengkapnyaGejala Mycoplasma pneumonia yang ditimbulkan sebenarnya terbilang ringan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaBerduka setelah kehilangan orang terdekat merupakan hal yang biasa terjadi. Namun kondisi ini bisa berkomplikasi dan menjadi berat.
Baca Selengkapnya